img Pedang Kebenaran Sejati Seri 3  /  Bab 5 Pertemuan Tak Terduga | 19.23%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Pertemuan Tak Terduga

Jumlah Kata:1031    |    Dirilis Pada: 30/01/2024

ak buah Musto Ireng yang tinggi besar itu menggerendeng. "I

besar diikuti puluhan anak buah gerombolan Musto Ireng yang lain. Mereka secara serentak menyerang Bendu secara cepat dan

bersalto atau pun berlompatan menghindari tibasan golok dan pedang lawan. Tubuhnya yang pendek dan cenderung gemuk

yang merupakan gabungan dari beberapa gerakan binatang dalam hutan, sangat membantunya dalam mengh

pura berdatangan banyak orang yang bertampang sangar. Satu di a

rintah Musto Ireng dengan suar

itu segera menjauhi Bendu. Juga memberi jalan kepada Musto

am, kumis tebal, mata bersinar tajam, dan kulitnya hitam legam itu tersenyum ramah. Berusaha bersikap seram

i sebenarnya ingin berbicara secara baik-baik denganmu. Tapi karena kau tidak

u apa kau

ginkan Putri Retnoyoni. H

ya i

Y

u dan kurang mampu berpikir jauh ke depan. Padahal aku kalau memikirkan sesuatu pasti

senjata ampuh untuk memaksa Adipati Brajaseta me

membangun sebuah kerajaan baru yang akan menjadi kerajaan hebat di masa depan. Kadipaten Driyah ini nanti akan kita ubah menjadi sebuah kerajaan baru yang kuat. Lalu dari kerajaan milik kita bersama ini nanti, akan kita gunakan untuk menguasai kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya. Bahkan kalau perlu, kita na

bisa membuat karya sastra besar yang bisa dikenang sepanjang zaman! Daya khayalmu itu

mau menuruti keinginanku, artinya kau tidak mau bergabung denganku, maka

rak kembali untuk merejam Bendu. Pendekar pendek mitu kini mulai b

k untuk menundukkan lawan. Tetapi ini lain keadaannya. Kalau dirinya nekad, m

pa kepala lawan. Dia gunakan kepala-kepala itu sebagai tapakan kaki untuk melesat k

*

oti gurunya. Penyakit yang sampai sekarang belum ada namanya, juga belum ada obatnya. Penyebabnya memang sudah jelas: ramuan daun wisarum. Namun namanya tidak ada yang tahu. Penderita

rus menelusuri pantai utara. Ingin rasanya dia sampai di Dukuh Talokan dalam waktu sekejapan mata saja. Namun itu tak m

begitu cepat. Untuk menghemat tenaga. Kalau sampai tenaganya terkuras, dirinya takut nanti badann

eorang datang dari selatan. Dia merasakan ada getaran di tanah yang lemah, tapi di

n orang itu pula yang pernah bertemu dia sewaktu berada di tengah Hutan Titir. Orang itu tak lain adala

tangan Permana Brata ketika mereka berjabat tangan. Dia tertawa-tawa karena tid

dukan tanah yang ditumbuhi rerumputan. Permana Brata pun berbuat serupa. Permana

ana. "Ada apa, sobat? Apakah ada sesua

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY