ia hendak berbalik lagi, namun Bryan
an bisa berduaan satu meja seperti
san kamu. Lagi pula kamu sudah tidak ada hak lagi
sih mempunyai hak sel
agi mengaturku. Lebih baik kamu pergi dan urus sahabat
pergi dari hadapannya. "Jangan bawa-bawa Tasya, dia tidak
anganmu itu? Kalau kamu tidak mau pergi, biar ak
mpir dua tahun. Namun, Bryan juga tidak bisa melepaskan Tasya-sahabatnya yang sedang sakit par
an tangan kamu,"
han. Dia menundukkan kepala, merasa bersalah karena kesalahannya sendiri. Da
i, Dara?" tanya Bryan, inton
ang. "Aku sudah tidak sanggup lagi, kamu sudah terlalu banya
ak mengira jika gadis yang ditemuinya itu ternyata berpacaran dengan Bryan. Pad
af
ku memang belum bisa menjadi gadis yang baik seperti yang kamu harapkan. Dan sudah
agi di hadapan lelaki itu, mencoba pula untuk tidak merasa kasihan lagi dan mengurungkan niatnya unt
hanya ingin kita berpisah dengan baik," pinta Bryan, mendongak s
erlebih ketika Dara kembali menatap kedua mata Bryan yang dulu selalu dia rin
kali, dan ... tidak akan
aki itu mengusap punggung dan kepalanya. Mata Dara sesaat terpejam merasakan pelukan dari
buhnya sedikit memberi jarak dari lelaki itu. "Tolong bahagia bersama Tasya. Ja
rik kedua sudut bibirnya perlahan.
tanya. "Pergilah. D
ngan langkah berat. Kemudian, setelah lelaki itu hilang dari balik pintu, setitik a
Ketika isak tangis semakin terdengar dan bahu Dara mulai bergetar, Zyan tidak sanggup mel
kamu puas, aku tid