, istrinya bapak Dika," sapa aku deng
ibuku tanpa menolehkan kepala kepadaku, sebab sibuk mem
os menanggapi ibu
bapak cek tadi di garasi." Muka aku yang tadinya ceria, kini mem-poutka
antarkan bapak sampai sekolah, "jangan manja. Arah kantor bapak kamu berlawanan den
Naas, bapak dan ibu hari ini begitu kompak. Sedari masuk SMK dulu, aku memang di ajarkan supaya mandiri. Motor kesayanganku bermasalah, maka solu
ar kuat berdiri d
pauk nya. Bahkan ikan mujaer nampak bikin n
elikan kebab kesukaan kamu," kata bapak
oleh bapak, mataku bersinar seper
Mendapat respon anggukan dari b
, saking senangnya, aku tidak memperm
n mobil putihnya di depan gang komplek. Menyalimi tangan be
lan. Kalau bisa kamu harus dapat kursi kosong, jangan sampai berdiri sampai sekolahan." Jarak rumahku ke s
ati-hati nyetir mobilnya. Enggak usah ngebut-ngebut, takut nabrak kawanan semut
ndaraan berseliweran. Bapak sudah pergi duluan usai membunyikan klakson
u
membuatku susah menyeberang. Menepuk kening saat mengetahui hari ini adal
kendaraan, aku di kejutkan oleh suara bapak
u aku pun menjawab '
dek, sekarang jalanan lagi ramai-r
alte, tempat pemberhentian bus mau
antu aku nyeberang jalan,
i padang, atau tulisan nomor sedot wc yang ditempel pada tiang listrik? Sepertinya opsi pertam
saran, "loh, kok enggak ada sih anak pemuda tadi?" cicit beliau yang say
ada beliau, "Aku duluan, Pak. Sekali lagi terim
tidak ada satu pun tersisa kursi yang kosong untukku. Alam
gah-tengah karena mendapat dorongan dari penumpang lain arah belakang. Tas aku biarkan di depan menghindari sesuatu yang akan terj
apat senggolan keras
terlepas sebelah. Dengan gerakan cepat, aku seger
u
dalam tas tersebut. Tunggu. Sepertinya aku mengenali tas hitam ini? Memungut tas yang
andai sebagai musuh karena berhasil m
musuhan. Rupanya lelaki itu memakai earphone, m
cantik, malah bikin gue enek." Aku terperangah
" teriak Raja pa
turun, aku hampir saja terpeleset kalau tidak ada Raja di hadapanku. Astag
h pagi uda
itu aku dapatkan selepas tang
u lo sengaja modus biar gue pegang-pegang?" sembur Raja. Tak lu
ini Raja selalu sinis, menatapku tajam seolah ingin memakan mangsanya, bicara pedas, d
lu. Kelasku ramai meski penghuninya hanya berjumlah
epuluh menit beliau gak dateng juga," suruh Ti
enulis rangkuman Tata Hidang, tidak menghiraukan ucapan Titan barusan. Aku
maka aku tidak bisa menolaknya. Repot, cuy kalau berdebat bareng Eka. Bukannya
, "udah gih ke kantor sana. Nanti bu Juliana marah, waktu belajar
ja dibagi menjadi dua itu, sembari memba
penggaris kayu sebanyak tiga kali, agar
nurut, kecuali Raja. Huh, lelaki itu lagi. Aku sungguh
tek masak yang akan dilaksanakan minggu depan. Ternyata satu kelompok
ya. Aku sekelompok dengan Raja? Bisa hancur se-isi bumi, karen