gan tangan kanan. Tangan kirinya
a Pramudya sambil meletakkan tas Tari di sampin
an. Dan sebuah meja tempat Pramudya meletakkan file-file
ari sambil meraba-raba mencari tasnya. Pramudya men
penuh bajuku. Besok sepulang dari kerja, kita
baju ganti untuk tidur," kata T
letakkan di atas ranjang. Kemudian menuntu
Aku asal memasukkan," kata Pramudya menyesal
tan Pramudya tadi. Hatinya menghangat melihat sikap Pramud
Tidak apa kok," kata Vina sam
kalau selama ini, saat tidur dia akan mengenakan daster selutut tanpa lengan. Karena di kamarnya dulu tidak disediakan AC. Tapi kali ini beda.
u?" tanya Pramudya saat melihat Mentari
takan yang sejujurnya. "Anu.... itu..... ad
enayang yang mengerti masalah orang hanya
dengan Pramudya. Dia tahu memang seharusnya mereka tidur berdua, tapi Mentari merasa canggung ka
tanya Pramudya merasa tidak pe
ggeleng. "Bukan be
a dengan percaya diri. "Tenang saja, Tari, kita tidak akan melakukan kewajiban su
al itu, kewajiban suami istri di atas ranjang. D
a," ucap Mentari
berpikir serius. "Katakan saja, jangan main tebak-t
u tidak punya baju tidur yang tertutup. Kalau tidu
k mengira kalau itu yan
i jengkel. Padahal dia takut setengah mati.
ngganti pakaiannya. Dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut
aju dulu. Baju itu sudah kotor. Terserah
idak apa. Disini tidak ada orang
Pramudya membujuknya. Tidak lupa kata istrik
membantu kamu untuk ganti baju," goda Pramudya
g menutupi tubuh istrinya. Mentari sangat terkejut merasakan selimutnya ada yang menarik sec
tubuhnya yang tadi miring sekarang terlentang. Dia pun men
t berteriak. Tapi terdenga
rah dengan ekspresi terkejut dan rambut berantakan Mentari yang
kata Mentari merasakan ta
senyum simpul. Untung saja istrinya tidak
biar aku yang gantikan," ucapny
a Mentari sambil menaikk
" usul Pramudya sambil berjalan mendekati Men
mencoba mencari suaminya. Pramudya mulai sedikit mengerti bahasa tubuh istrinya. Dia segera menggapai tangan
nya. Kemudian Mentari menyentuh punca
kat dengan Mentari. Pikirannya sekarang mengelana. Kenapa tadi dia bilang seolah-olah dia
baju Mas, jelas kebesaran," ucap Mentari sambil sedikit mundur.
ikan bajumu," kata Pramudya sambil menarik pi
di dada Pramudya, menahan agar tidak terlalu dekat. Jant
ang istri. Pramudya pun langsung melepaskan Mentari. D
ah lepas dari pelukan Pramudya. Badannyaaku antar ke kamar mandi," kata P
asal karena merajuk pada suaminya. Pramudya yang
udya duduk di samping tas Mentari berada. Dia melihat c
itty itu bagus," uca
hu mana yang gambar Hello Kitty. Di
ram ambilka
sang istri. Mentari langsung membuka lipatan baju dan meraba baju itu. Se
ke kamar mandi," kata Pramudya santai
kan?" tanya M
saja?" ucapan Pramudya yang m
ke kamar mandi. Pramudya berdiri menggapai tangan Me
diri. Terima
lah memastikan Mentari masuk kamar mandi, Pramudya memasukkan baju istrinya ke dalam ta
a memejamkan mata mencoba untuk tidur, tapi tidak bisa. Dia kembali mengingat kejadian hari ini yang begitu banyak kejutan. Pagi hari dipaksa menikah. Me
mengejutkan Mentari. Tak dia sadari,
isa tidur dulu," jawab Mentari. "Katanya besok Mas jug
amudya. "Karena kamu belum mengantuk, bagaimana k
i ini. Dia ingin mengetahui tentang s
tkan besok," kata Pramudya dengan nada sendu. "Kita harus menceritakan diri kita sendiri dengan
cerita tentang suaminya. Tapi dia juga belum
kaan. Kemudian Paman Saman mengasuhku hingga saat ini," cerita Pramudya sambil menerawan
ang bisnis kecil yang dia bangun. Pramudya masih ragu mau bercerita. Akhirnya dia
tak melepaskan genggamannya. Terliha
ngusap air mata di pipi istri
ngan Pramudya yang menyentuh pipinya.
Mas Pram tidak sendiri. Ada aku yang akan sela
. Ada rasa hangat saat Mentari bersamanya. Walau belum 24 jam mere