telah sampai di kota dengan menumpang-numpang mobil orang dan berjalan
bir serta tenggorokannya. Akan bagaimana ia hidup di kota orang? Ti
sesulit ini?" tany
an dan melakukan berbagai aktivitas masing-masing. Nala menan
hidup tanpa k
g telah ternodai ini d
olah tidak pernah berarti. Tidak ada satu pun, mampu mengusap kesakitan da
upnya tida
m ini. Nala memendarkan pandangannya dan di seberang, ia melihat sebuah restorants. Nala berharap mendapatkan sesuat
Nala mengusap air mata kesedihannya. Menggigit bibir
ak peduli tentang orang yang sedang membutuhka
an, Mba?" sapaan i
tar. Nala bergetar, ia baru kali ini ke kota dan tidak banyak ta
esen makanan,"
aku ambil
ngu. Masih tampak asing, namun ia harus membaurkan diri agar lebih men
a masih menyerang. Berusaha tegar, kuat dan sia
" sekali lagi
dari bawah hingga atas. Sedikit memprihatinkan terliat d
ia bawa akan habis dan untuk makan berikutnya dari mana? Ia mence
la menata
gin pes
hanya pesan
e
engernyit, "B-boleh
i lima rib
aat, ia membasahi bibir dengan lidahnya pela
ah, it
menga
bungkuskan." Pelay
a
nya ingin membasahi. Namun, ia tahan dan tidak
rnya, saya ... nggak punya tempat tinggal. Saya membut
at ini. Aku tidak bisa membantum
rik dari eratan tangan pelayan
ah. Dia membutuhkan seorang pelayan, mungk
Mba." Nala men
ikl
terjatuh lagi. Kedua netra membasahi pipi dan terjatu mengenai tangannya. Pada
unggu," jawabnya me
ir mata kesedihannya. Ia ters
Nala menyerahkan uan
sambil memandangi lama tubuh Nala yang mulai men
rkan bungkusan itu dan menatap isi bungkusan tersebut. Bukan
Ketika ia menganggap tidak akan ada orang yang mampu memberinya rasa kasihan, tapi Tuhan berkata lain.
pemilik restorant yang sedang memantau para pekerjanya. Seorang pria setengah baya, rambut mulai memutih.
telah me
apas, member
, Bapak sedang men
"Tentu, kau ingi
t ini ia harus bekerja dan
, boleh langsun
ak," jawab
a nam
. Nala Sundari," jaw
barang bawaanmu di
ya takut. Pria ini pun tampak baik, t
. Ia sebagai pelayan dapur membersihkan piring dan peralatan dapur lainny
di dapur. Ia tersenyum
na?" tanya seorang w
kampung,"
lkan nama
awabnya t
bertemu
u j
erja sama, seseka
ng mau peduli tentang kehidupannya, Allah menyisipkan beberapa orang b
but. Nala tercenung menatap piring kotor berjumlah cukup banyak di hadapannya saat
an tutup setengah hari.
nap
k Pak Bos Sarmin,"
upa, hari ini
, bu
mpercepat potongan-p
nik
Hari ini, resepsi per
terobek dan embusan napas sera
k bisa,"
Lagian, kenapa nggak b
nikahannya digelar? Bagaimana di sana?
Rita menghenti
s pecah dan lirih, ia sudah berusaha t
semuda
emukul dada. Ia peluk dengan spontan, memberikan perlindungan. R
embuatmu tersinggung?
is dalam pe