u Frequence
a membenci semua. Ia me
, maafkan aku." Nala menang
akan terusannya kembali dan berjalan denga
kan Nala," lirihnya sam
gairah dan hatinya terenggut begitu sakit sekali. Ia mengenakan kem
erasakan hal tra
Aku sudah ternodai ya A
n. Bapak dan ibunya entah ke mana. Masih sambil menahan kesakitan, Nala menyiapkan air di bas
a ketiduran dari tan
*
puk orang sekampung. Sakit dan merasa tubuhnya sulit bergerak dengan
mengusap dadanya yang sakit. Air mata kembali menetes, Na
ke relu
it. Keluar dari kamar, menatap sekitar rumah yang sunyi. Mereka semua sedang terpulas tidur dan Nala seorang diri merasakan
dan mengeluarkan isinya. Betapa, ingin berteriaknya i
k adalah harusnya hari kebahagiaan mereka. Ia tidak ingin membuat Dharma kecewa setel
eranjak keluar rumah dan nekat menemui Dharma. Embusan napas yang masih
ak membuatnya merasa nyama
get, baru saja ia
itar rumah
jadi jadwalnya ke perkebunan miliknya untuk meli
u ke per
lagi di pingit? Nggak sa
ima Nala apa adanya. Keadaan Nala yang tidak seberuntung gadis di kampung tid
n. Nala mau cerita sesuatu sama
Nala dan dengan cepat pula Nala menjauhkan tangannya. Ia tahu
ukan, tapi sedang berusaha di fase yang ha
apa wajahn
mencelos dan tubuhnya
a menyentuh pi
n merasa debaran jantungnya semakin tidak karua
? Kau terlihat
kembali menetes. Ia tersenyum perih, "Bisakah kita berbic
k tenang melihat Na
ah, ay
u perkebunan
akutkan. Berkata jujur tentang ken
pa, N
terkesan mendadak," N
"Neng, mau minta sesuat
ngisannya. Hatinya benar-benar remuk
Nala mulai s
pa Neng sayang? B
yentuh dagu Nala dan mengangkat lembut.
gak bisa melanjutk
i himpit ribuan batu kerikil tajam. Ia menatap Nala leka
us 'kan?" Dharma
Aku nggak bisa melanjutka
melepaskan sentuhan
hanya itu kata-kata
kahan itu sakral, bukan untuk main-main. Kita
ku," Nala menggeleng dan
ju?" Dharma tahu, ayah Nala m
dak'." Nala berucap kental dengan
tidak bisa menerima pe
. Kumohon ... maafkan N
ng. Mas-mu ini cinta samam
eratur kini harus terembus dengan kasar. Hingga, Dharma menggeleng
u mengerjaiku seperti ini, k
erius,
amparan kebun yang ditumbuhi berbagai tanaman. Berusaha menst
ngis sesunggukkan, ia serius dan tidak tahu harus berkata apa untu
ucap Na
yang menandakan udara pagi yang masih sangat dingin. Tatapan mata mereka bertemu dan saling ter
jelaskannya?" Dharma akhirnya berkata den
ali ndak sesuai yang Mas harapkan. Nala ndak seperti wanit
Mas, apa yang sudah membuatmu membatal
mbut kedua tangan Nala dan m
sannya," ucap
u harus memulai dari mana, aku
u mencint
Mas," uc
membatalkan pern
sulit menelan s
, Dharma memutuskan berlutut dan kedua netranya mulai membasah. Ia ta
lama ini kita sudah berjanji untuk saling menerima kekurangan dan k
sesulit ini menjelaskan
janji akan sia
atinya serasa lepas, ia tidak akan melepaskan Nala dan de
, ken
ikahan ini, Mas. Aku ... nggak ak
aku siap menerima semuanya." D
embali, kedua netrany
lon istrimu sudah
engar Nala berkata. Mulutnya te
sa, Mas," uc
ang mela
adanya serasa dirobek begitu menyaki
. nggak k
membuka kembali matanya dan menatap Nala dengan tatapan
bisa menolak, melarikan diri dan berteriak semampu yang kau bisa?" D
n pada mereka. Tapi ... aku nggak bisa melakukan apa pun selain pasrah,
ta. Nggak mungkin batal, Ibuku sudah membayar s
dan memeluk kaki Dharma
nya. Aku hanya ingin mengambil beberapa tangkai bunga dan bertemu me
nku. Aku ambilkan bunga sebanyak yang ka
salah Mas,
ang ke rumah. Aku akan mengatakan
h apala