ke sekian kalinya. Habis mau bagaimana lagi? Walau sudah gonta-ganti pembantu dari ya
ada yg kerjanya cuman ngegosip saja sama tetangga. Hadoooh... Memang benar
istriku sama-sama pekerja kantoran jadi untuk urusan pekerjaan rumah tangga sudah ten
ari bahwa pembantu yg sedang bekerja dirumahnya punya saudara yang sedang butuh pekerjaan. Sin
ga. Waktu awal-awal bekerja dirumahku aku tidak terlalu memperhatikan dia karena kupikir ah mungkin sama saja deng
r 2 tahun itu. Aku sempat tersenyum gembira karena merasa dia adalah pembantu yg selama ini aku harapkan. Aku pun merasa sayang bila s
ga kepada istriku dan diapun langsung setuju karena memang, ist
sampai parfum dan handbody yg seharusnya hanya untuk kecantikan-pun tidak segan2 kami belikan untuknya. Benar saja, Nia begitu betah
dan dia sedang pergi jalan-jalan ke sebuah mall, terbersit niatku untuk menyenangi dia dengan mengajaknya ke salon untuk memotong rambutnya yg
njemput Nia. Tapi Ya ampun..... Aku begitu kaget melihat dia dan rambutnya yang baru di potong itu berdiri di depanku... Dia begitu cantik! Ya, ca
i pandang untuk memperhatikan Nia dengan penampilan barunya itu. Potongan rambutnya pendek se
a, kusam malahan? Apa karena produk2 kecantikan itu memberikan efek yg sedemikian rupa? A
hhh... Bodo amat lah. Yang jelas ada wanita muda dan cantik sedang duduk disam
lebih detil lagi melirik si cantik Nia yg sedang kerepotan mengatur duduk si kecil di pangkuannya. Ku perhatikan wajahnya
jelas karena potongan rambut barunya itu. Oh my god, Lehernya ternyata jenjang... Mungkin karena dia
nya yg ternyata juga membuat aku terpana... Oh shit! Dadanya begitu padat dan berisi. Cukup besar untuk umurnya yang baru 16 tahun itu. Mala
tapi tetap saja, yang kupikirkan hanyalah wajah cantik Nia dari td. Lama2 lamunankupun mulai menjurus ke arah y
tuk bisa sekedar merasakan
ata sudah 17 tahun loh. Aku lupa kalau sampai saat ini dia sudah bekerja setahun lebih di
apurku itu kebetulan cukup sempit untuk lebih dari 1 orang berada didalamnya. Tapi dengan dalih mau mengambil ge
kecil pun akhirnya muncul di kepalaku yg mulai ngeres ini. Bagaimana kalau aku pura2 saj
lang waktu di kampung dia memang sering disuruh memijat orang tuanya. Wuahhhh...rasa-
mang bukan pemijat professional. Tapi bukan itu kan yg aku harapkan kan? Aku cuman ingin mer
punya ide yg lebih konyol lagi. Aku minta dia untuk memijat dadaku. Ya dada
berpikir bila kusuruh dia memijat dadaku maka mau tidak mau tubuhnya akan menempel dengan punggunggku agar tangannya dapat menggapai dadaku dr belakan
k2 belakang kepalaku. Owhhh semakin terlena aku dibuatnya karena merasakan seolah kepalaku sedan
begitu lugu untuk berpikir bahwa aku sedang menikmati pijatan payudaranya itu d
tapi "kepala" di bawahku-pun sudah mulai bergeliat memberontak. Ahhh...
k?" Tanyanya, berpikir bahwa tindakan yang baru saja aku lakukan itu menandakan kalau aku ingin meyud
ang mana lagi?" Tanyanya t
hkan masuk ke dalam celana pendekku sampai jarinya menyentuh
uar dari celanaku. Tapi karena tanganku masih memegang erat p
an logika, aduh bagaimana ini? Bagaimana kalau nanti dia melapor ke istriku? Bisa hancur rumah tanggaku yang baru seumur jagung ini? Ha
an minta dipijet aja" dengan suara
Nia dimarahi Ibu" balasn
endiri ibu orangnya bagaimana?" Kali ini ada sedikit nada ancaman di suaraku denga
olehnya. Nia memang begitu segan dengan istriku karena bila ada sesuatu