ck?" tanya Aida dengan tetap
" Ricko menjawab dan dia tahu keman
ekitar jam itu aja ya, Rick?" Aida m
kat sambil tersenyum man
kan terima kasih pada ibu kostnya, berkali-kali sampai dia merasa malu sendiri. Ricko turun dan berdiri
n mengeluarkan tangannya ke atas dan melambai.
arai seorang wanita. Gadis itu seperti biasanya, tersenyum manis menyambut Ricko yang menambah cerah hari-hari ku
il, Rick" ucap Frisca samb
pasar katanya," jawab Ricko sedikit berbohong padahal dia sendiri tidak tahu m
a dan Ricko mendeteksi ada nada lai
cko pendek samb
n sepanjang koridor yang
lu ke kampus," ucap Frisca lagi, kali ini dengan nada agak menggoda. Frisca me
cko lagi sambil
kot, lebih enak na
mm
arum semerbak. Tidak seperti ang
mm
n kan?" tanya Frisca t
mm
tadi pria ini cuma "hmmm" saja, mengindari
l sebutir kerikil sebesar kuku jarinya, melempar ke arah Ricko namun tidak kena, just
sambil mendekat ke mahasiswa yang tampaknya lebih
melempar," ucap mahasiswa se
an, Mas?" tanya Frisca merasa aneh
tidak!" sergah si korban sambil berlalu den
ari mengejar Ricko yang sudah jauh sekali dan tam
ap Ricko saat mereka suda
menolehkan wajah pada Ricko yang
." Ricko kembali berbohong, karena kalau menjawab deng
Zaenal memang berkawan dekat dengan Ricko, namun dia juga berteman de
ke arah lain, tidak ingin dustanya terb
ran. Selama ngobrol dan diskusi Ricko selalu menghindar rencananya pergi ke kampung. Namun dia
n?" Frisca masih b
, langsung berangkat. Zaen
lidik Frisca dan Ricko terpak
jemputannya ke arah utara, sementara Ricko kemba
rlari-lari menjemputnya. Mulut kecilnya ramai berteriak-teriak memanggil Ricko dengan cadelnya. Fe
kamar kost. Setelah mengambil semua perlengkapan yang dimasukan ke dalam tas kecil, Ricko kembali mengg
g sudah tidak sabar dengan celotehannya yang tak pernah cap
a Aida yang sontak membua
g berwarna putih bersih tanpa pola. Dengan rambut sebahu tergerai lepas,
cil berwarna putih. Bahkan sepatu sandalnya juga berwarna putih, terbuat dari ka
luar biasa. Cantik laksana bidadari yang sedang tersenyum ke
untuk membuat anak kostnya itu
udah, Bu." Ricko
i pagi saat dia membawanya ke kampus. Bukan saja pakaiannya yang serba putih, tetapi juga serba menarik dan cemerlang. Matanya yang dih
..!" teriak Feby tak sabar yang
ng Feby, sementara Ricko duduk tegang di belakang kemudi. Nervous dan sedikit gerah akibat jantun
k di sini, Rick?" tanya A
erangkat sekrang ya, Bu." Ri
. Udah makan belum? Jauh loh kita jal
g tadi makan dulu di kantin.
, kita bisa makan dulu di jalan ya.
Ricko sambil menghi
ke kampung itu, butuh waktu kurang lebih tiga jam perjalanan. Terutama saat melewati kawasan hutan yang jalannya m
bawa mobilnya." Aida berp
jawab Ri
kan jalannya?"
, tinggal lurus aja kan sampai ketemu sama Perkebunan Saw
padahal udah lama and waktu itu kita ke sanan
terlalu lama juga, mungkin dua atau tiga bul
hehe." Aida pu
a ke kampung orang tua Aida. Waktu itu sudah cukup malam. Aida dan Fathan terpaks
waktu itu Fathan yang duduk di sampingnya, se
ak papa kan, Rick?" Aida sedikit merasa cemas.
lau tujuan utamanya hanya sekedar undangan yang paling hanya satu atau dua jam, tetapi jika suda
dwal apa-apa sampai senin. Paling di kostan juga tidur, heheh
ringah. Ricko pun membalasnya dengan anggu
in kamarnya itu buat persinggahan doang.. Masa iya sih Ricko belum pacar? Lelaki seganteng dia gak mungkin belum punya p
ali saat di kampung halamannya dulu dia terbiasa mengendarai mobil dalam berbagai suasana hati dan medan perjalanan yang menega
alam dirinya. Padahal selama ini sama sekali dia tidak pernah merasakan apapun terhadap ibu kostnya.
tan akan jatuh cinta lagi pada orang yang salah. Ialah orang yang memiliki hubungan sangat dekat de
n selalu berakhir dengan sangat menyakitkan. Dia harus memi
lagi Aida sudah bersuami bahkan punya anak. Walau Ricko tahu bagaimana kelakuan Fathan di belakang i
ya dengan Aida, walau benih-benih yang berakar dari kekagumanannya
*