r dari mulutnya. Dia tak seperti mempunyai masalah bahkan rasa bersalah apapun. Tidak cuku
g ke kantornya. Aku....aku ini siapa? Baginya aku wanita perampas kebahagian sahabatnya sendiri.Dia juga mengenalkan sea kepada rekan bisnisnya. Aku istrinya tapi Sea lah yang
kan pernah menjadi rumah tempat ternyamanku. Ingin pulang ke rumah bunda. Tapi aku malu dengan ayah serta kak Adri. Aku tidak punya wajah berhadapan dengan dua orang kesayangan ku. Aku tidak tahu
entuhku walau seujung kukupun. Seberapa dingin perlakuan Azka kepadaku aku tak pernah dendam bahkan memberitahukan kepada keluargaku. Aku sebatang kara hidup di dunia in
isa dihilangkan. Aku butuh ayah, untuk sekian kalinya aku harus menangis. Aku butuh bunda dan
. Kepalaku terasa sakit, aku sudah merasa tidak enak badan beberapa hari ini. Tapi aku tidak bisa mengadu. Kepada siapa aku harus mengadu? Sakit kepala yang tadinya bisa aku tahan se
*
palaku begitu pusing. Aku sampai mengernyit
alnya menatap seorang wanita yang baru berbicara denganku. Setela
er sa
engantarkan anda kesini. Anda pingsan di ta
terakir kamu makan? Apakah
akan dan tidak pula sedang dalam menurunkan berat
hari ini minggu jadi semua dokter libur. Sebelum dokter datang apakah k
ster yang mungkin um
n ku walau hari ini aku mati. Ini a
nya suami, sus
lau kontak ke
apan sang suster. Tidak! aku tak i
saya jauh tinggal di kampung. Saya tidak ingin m
a ke arahku mencoba me
n menjaga anda
terbiasa s
un yang kulakukan dan kurasakan ak
?"tanyaku, aku hanya ingi
dulu ke ru
*
au telfon dari Azka. Padahal aku berusaha agar batery hp ku
a akan mengkhawatirkan keadaanku. Aku seperti orang bodoh yang tidak mengerti apapun.
n pintu. Berharap Tuhan memberikan harapan yang selalu aku lontarka
encipta. Setiap tetesan hujan yang turun mewakili satu tetes air mataku. Aku berpikir kurang kejam apalagi Azka kepadaku. Tapi mengapa Tuhan tak mengizinkanku untuk membencinya. Aku
mu disampingk. Aku butuh perhatia
Meredam tangisanku di malam ini yang tak akan per
membencinya agar aku sanggu
" teriak ku p
n pasien yang dapat
melakukan semua in
aungku seorang suster
" sahut suster Dewi ya
ingin mati saja." raungku kepada suster
untuk ber
u ingin menyerah" kataku ten
*
ulang. Tapi suster dewi bilang dokter y
sahutku ketika suster
ap
dah baikan dan izi
membicarakan dengan
dokter pengganti. Aku menyiap
ya," sahut suster dew
mutar tubuhku menghadap dokt
a menyembunyikan rasa terkejut melihat wajahnya. Aku terduduk di at
*