giaan setelah mereka berdua melangsungkan acara tunangan. Mereka berdua duduk disebuah bangku kayu berwa
ati janji," ucap Lisna dengan suara manja,
u telah berhasil menepati janjiku sama kamu, Sayang," balas Re
an terus mencium kening kekasihnya itu. Lisna menatapnya sambil tersenyum, tanpa disadari
g melumat dengan penuh perasaan. Keduanya nampak sangat menikmati permainan bibir, namun de
rumah aku sepi," ucap Lisna mengajak kekasihny
ada orangtua kamu, Sayang?" R
ng. Mamah sama papah itu katanya si mau main kerumah saudara,
ita pulang." Rendi seketika nampak sen
keduanya pun masuk kedalam mobil. Rendi yang sudah tidak tahan untuk bercumbu dengan ke
ang sangat dicintainya itu, sehingga hal itu membuat Ren
mu sudah berdiri tuh," ledek Lis
elum," sahut Rendi mengel
u, pasti kamu sudah enggak kuat," u
ini aku ingin banget menumpahkan semua perasaan aku." R
h, nanti saja kalau aku sudah sah menjadi istri kamu,
an-lahan Lisna mulai menuruti perkataan Rendi yang menginginkan tubuhnya. Tidak lama setelah melaju kurang lebih tiga pu
alam rumah, bel rumah berbunyi setelah Lisna menekan tombolnya
" ucap mbak L
isna yang kemudian ma
papah kemana?" tanya L
nggak tahu juga mau kemana, soalnya tuan sama nyonya
nin minum yah," ucap Lisna t
tuk membuatkan minum. Sementara Lisna dan Rendi duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Mer
n terus mendaratkan bibirnya hingga akhirnya mereka berdua saling melumat. Namun keduanya menghentikan aktiv
senyum setelah memergoki mereka berdua yang tengah berciuman. Selang beberapa saat setelah me
ih," ucap Lisna sambil
endi sambil tersenyum. Gelas itu pun diletakan kembali oleh Rendi. Sesaat setelah itu Rend
ng?" tanya Lisna merasa he
ana?" Rendi nampak menanyakan pembantu Lisna seakan
kamarnya, Sayang," ucap Lisna sambil
kamu nanyain di
agi," jawab Rendi sedikit tertawa, tang
ena merasa takut jika sampai hamil di luar pernikahan. Akan tetapi, Rendi terus saja merayunya sambil memberikan sentuhan-sentuhan lembut di bagian tubu
permainan bibir Rendi. Ia pun membalas permainan Rendi. Lisna merasakan buah dadanya disentuh dan diremas-remas oleh Rendi sehingga ia tidak
nya terus meremas-remas buah dada kekasihnya hingga Lisna menggeliat ti
h mengeras, ia kemudian membaringkan tubuhnya Lisna diatas sofa itu lalu Rendi
enikah," ucap Lisna memohon sambil memegangi tang
i aku, Sayang," balas Rendi dengan pelan, tubunya menindih Lisna, disaat itu Lisn
eremas-remas buah dadanya sambil melumati bibirnya. Hingga akhirnya Lisna kembali me
unkan celananya hingga akhirnya terlihatlah batang kejantananya yang berukuran sangat besar dan panjang. Sontak saja
u, kita belum menikah," pinta Lisn