img TAMPAN TAPI REPTIL  /  Bab 3 Menyerang | 7.50%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Menyerang

Jumlah Kata:956    |    Dirilis Pada: 24/06/2023

a

atas sana, awan hitam bergelayut ren

erdengar di kejauhan. Memban

nan, hembusan angin terasa begitu keras. Menam

apak yang lagi khusyuk merap

kututup, Bapak

Lastri di atas tikar!

, karena rambut pirang Lastri berwarna se

ga helaian rambut Lastri yang sempat jatuh saat

di atas dulang kemenyan. Hangus b

ini. Rambut, kuku atau ludah seseoran

, yang dilihat Nanda adalah waja

yang sesungguhnya menyantet. Dan kami tidak goblok untuk

u ke atas bara kemenyan. Kemudia

Bapak tanpa membuka mata. "Yang satu benar-be

seringai iblis. "Mantrai saja,

mpatnya bersila. Sementara dari ata

eka. "Kapan kalian kawinkan kami dengan pe

gerutu!" Bapak

inta susuk kecantikan. Kalian pas

aha mengontrol situasi agar makhluk-ma

n pisang ikutan menimpali. "Lalu kapan kau kawinkan aku

pria muda akan datang berguru ilmu santet.

akan! Kikikkik ... kikikik ...." Kunti

ak usah peduli celoteh budak

🖤

an kamar di mana Nanda dirawat. Ada plang

mentara aku berjaga di depan pintu.

ni terlihat mewah. Lantai meng

umah sakit ini terlihat sangat mengeri

ir mudik di lorong-lorong rumah sakit. Benda perdukunan m

hampir menyerempet wajahku. Membuktikan

ni. Kebanyakan adalah korban santet. Jika kuterawang, hanya

l rumah sakit. Arwah penasaran yang jiwanya tak mendapat ke

yang membebani mere

dela. Sibuk menyusui anak. Mereka dulunya

ereka nyata di sini. Masih dalam seragam perawat, hanya saja berlumuran

amas. Gerah. Jika Nanda tewas malam ini, besok

Anda sedang apa di sini?"

angit bumi dengan sandal jepitku. Mengangkat wajah sedikit, kudap

i sandaran bangku,

orang bisa masuk ke area VI

satu kalimat mantra lol

pnya salah tingkah. Ia berlalu p

an Nanda dengan da

kursi. Hanyut dalam buaian mimpi. Sudah pasti bermimpi b

Lastri, sekuat tenaga men

ta itu sekarat. "Sudah kau rebut

rena tak paham persel

ik napas panjang. Aliran darahnya berhenti

s pada jasad k

mulai terbangun. Sempat kudaratkan kecupan hang

🖤

halaman rumah kami. Mobil mewah itu dipenuhi d

angkah penuh energi ke dalam ruang tamu. Digen

Untuk sejenak mereka sibuk bercakap-cakap ten

aku dengannya!" Si genderuwo tukan

wat bahasa batin. "Kau ikuti saja wanita ini. Bersema

kebijakanmu, Mbah Dukun!"

o melekat di badannya. Bersembun

uwo, dia haruslah bercermin sikap. Bahwa di dunia

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY