a
Bone! Sudah jelas
ara sambil m
s dupa dan hanya menyisak
n Kambing Nadia?
kaca. Seakan Nadia di dalam sana sedang me
Hanya akan menyusahkan kita." Rupa
asihan,
ian dia bukan mati, cuma berpindah wujud saja. Nadia lebih bahagia
g Nadia bebas di hutan ini. Dia akan l
ta tidak bisa berucap buruk la
a menjadi pelajar
🖤
angat singkat. Tak ada percakapan berarti antara aku dan Bap
r masing-masing dan beristirahat. Apala
ar berirama. Berbeda de
n, tetap saja kasihan. Nadia kini hidup beralas tana
🖤
api derap langkah segerombolan orang terdengar menuju
mereka mensinyalir bahw
Tars
Tars
Tolongin, Mbah. Di
e
as membuka pintu depan. Belasan pemuda berdiri
ampir meninggal. Keluarganya butuh ba
kan Bapak dulu." Aku b
g ini!" ujar mereka ya
di pinggir jalan raya dan pemuda-pemuda tadi telah
ntuk, meloncat turun setelah
al mantra sebentar, Bapak lalu
hantaman sihir hitam yang membuntuti selama di perjalanan. Rupan
Asep, terlihat ramai pagi ini. Keluarga
tri Mang Asep menyambut dengan binar harap. A
i!" celetuk Bapak. "Ba
yah, Mbah." B
ngecek si Asep d
aku, M
alan menuju
tak berdaya di atas dipa
Masih bisa bersuara, tapi ngawur. Tatapan
panas tinggi kala malam tiba.
pi napas Mang Asep
rjuang agar napa
n tangan, bukannya memb
ng melawat. Menyisakan keluarga inti agar men
t leher Mang Asep. Setelah napasnya berangsur norm
erima kasih, setelah itu berteriak k
!" Bi Ijah yang panik, be
dang bereaksi membunuh racun dalam tu