ng sedang asyik chating dengan kekasihnya. Bergegas dia bangkit dari duduknya yang sudah nyaman, d
yang sedari tadi berdering keras, kemudian tang
capnya setelah menaruh ga
ri seberang telepon lalu berkata dengan l
a Pak?" Sinta bertanya balik
g di ruang IGD,
lemas mendengar berita buruk ini. Rasanya ia terjatuh saa
n administrasi dan beberapa hal yang harus ditanda tangan,
Pak, terima kasih," jawab
inta kemudian segera menutup teleponnya, dia berlari ke lantai dua menuju kama
penampilan yang sederhana. Setelah sampai di depan rum
encari ponselnya di dalam tas
ar. Dia berpikir untuk kembali ke rumah, tapi
ya lagi. Dua puluh menit waktu berlalu untuk sampai ke Rumah Sakit, ia segera menca
berkulit putih, berhidung mancung dan warna rambut sedi
engan nada sendu. Matanya masih berkaca-kaca, se
gani ini untuk melakukan operasi pada Ibu anda,"
si surat itu. Hatinya ingin menangis saat i
n uang sebanyak itu. Apa aku harus bicara sama Papa du
u?" tanya
inta. Ia mengembalikan surat itu, lalu ia keluar dari ruangan itu dan meminjam telepo
ma oleh papanya, pria bernama lengka
n tak mampu mengontrol ucapannya, suaranya terdenga
za. Terdengar Reza menghela napas berat dari seberang t
unggu Papa menanda tangani surat dari rumah sakit. Cepat y
sana sekarang." Reza pun bergegas ke
a bencana yang terjadi di hidupnya pada waktu yang bersamaan. Tetapi ia
nya pada Sinta. Ia mencoba membuat hidup kelua
n yang tidak karuan. Air matanya sejak tadi membanjiri pipinya, berja
cap Sinta dalam doanya kepada Tuhan. Kemudian kedua ta
gin. Sinta terus saja menangis, sesekali ia menarik napas panjang untuk menenangkan
it. Ia melihat Sinta sedang duduk di depa
u?" tanya Reza bernada lembut d
si, biayanya lima puluh juta Pa. Papa punya tabungan kan?"
gian administrasinya dulu, kamu tenang ya Sinta. Semua akan baik-baik aja." Reza m
i satu. "Dimana aku mendapatkan uang sebanyak itu, sementara aku sudah dipecat dari pekerjaan dan harus
mempercepat operasi istrinya. Meskipun, ia belum menemukan tempat meminjam uang sebanyak
, sekarang?" tanya Reza kepada pria yang ada di balik telepon itu. Setelah mendapat kes
ya, justru hal ini lebih penting untuk bi
rang pun menemaninya. Kevin, kekasihnya pun tidak menemaninya, karena
ak ada kesempatan untuk menghubungi sang
dirinya. Ia berusaha berpikir positif, ia
ilan operasi mamanya. Di sisi lain, pikirannya melayang. Dia in
in adalah sosok yang begitu berarti baginya. Mereka pun telah merencanakan pernikahan tiga bulan lag
Dokter laki-laki menghampirinya. Sinta pun dengan sigap l
daan mamaku Do
*