itu, tentu saja perasaannya sudah sangat terluka. Hanya saja, ia b
a rasa kasihan, nggak nyangka masih ada wanita yang rela menjual harga dir
tu. Ia tak mampu melawan ucapan itu dengan penghinaan. Ia tak terbiasa un
nta dengan lembut. Ia mencoba bersikap baik deng
idak perlu menunggunya, dia nggak akan pulang malam
inaan itu sekali lagi. Lagi-lagi ia kaku dan hanya bisa p
langsung menutup teleponnya. Ia sudah tak sangg
ikan apa yang sedang dilakukan oleh suaminya, karena ia m
argai pernikahan yang sah antara dia dan Arjuna, tak ada alasan baginya untuk
bisa menerima kehadiranku se
ipinya. Ingin berhenti menangis, tetapi ringisnya semakin keras ketika ia menging
begitu cepat mengambilmu, aku rapuh tanpa
mendengar jeritannya malam ini. Ia mencoba berdamai d
r bersama malam yang semakin larut
angat terang. Sinta sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Kini tepat pukul 0
a dengan gerakan lemas. "Apa dia lupa ad
laman, ia masih mencioba mengumpulkan nyawanya s
pengangkatan jabaran Arjuna di kantornya, sekaligus mem
a suaminya, bahkan ia belum sempat mengganti sprainya yang ada be
a, lalu setelah puas mereka pergi meninggalkan kamar, apa
dian semalam harus seketika terhenti karena
nselnya berharap Arjuna akan meneleponnya, tetapi sayang
epadanya sekarang. Tak bisa berbuat apa-apa, ia pun
Sinta memulai p
amu sekarang, jadi panggil kami dengan panggilan papa dan mama ya,
an yang akan diberikan kepadanya pagi ini, sembari tetap memikirkan
tersebut dipertanyakan. Ia bingung harus menjawab apa. Meski tak sesuai nur
Sinta dengan sedikit terkekeh. Ia merasa benci sekali dengan si
atur dengan semua karyawan, biarkan dia istirahat, kalian be
ertama dengan beberapa ronde, pasti akan membua
t. Ia merasa bersalah sekali karena sudah membohongi orang ba
mbuatmu jengkel, tapi Papa yakin, kamu akan bisa melakukannya dan
rpukul. Tak sepantasnya dia membohongi lelaki sebaik mertuanya tersebut. Nasi sudah m
anita lain, apa dia nggak ingat semalem dia sudah merenggut keperawananku, lalu s
ur, tapi tetap aja aku nggak rela dia dekat sama wanita lain, meskipun dia nggak menyukaiku,
ecewaan dan marah kini bercampur menjadi satu. Ta
. Tak mungkin Sinta akan menghubungi Arjuna lagi sekarang
an diri dari tidurnya. Semalaman dia mabuk berat
sing baginya, bukan apartemennya. Ia melirik kiri kanan tak ada seor
iapa di sini?" Arjuna masih bingung da
akaiannya, ia mengangkat selimut dan melihat
u saja Maura langsung keluar dari kamar mandi. Arjuna
*