ng alasan memanggil dirinya juga. Tidak memiliki kepentingan sama sekali dengan
jar dengan suara datarnya tapi
" Dito menja
nanti baru kesini," ucap
Fajar memilih menganggukkan kepal
. Indira masih bisa mendengar suara Wahyu yang mengejek F
ng malah dimarahin, nasib jadi maba beg
n "Makanya besok kalau jadi senio
a keluar mendapati Dito sudah duduk dengan memainkan ponselnya, menggelengkan kepalanya melihat sikap Dito yang baru dikenaln
itu aja." Indir
tanya Dito mey
alam membuatnya membuka pintu, tidak lupa menutupnya kembali saat meli
teman-teman, itu tentang psycho camp yang akan kita adakan akhir rangkain ini. Orang tua atau wali tand
pulkan, mas?
" Wahyu menjawab l
patnya meminta ijin agar bisa tidak ikut. Dito keluar dari ruangan membuat Indira hanya sendirian berhadapan langsung d
ira tidak peduli dengan
an headset menatap Indir
k ikut acara tadi?" Ind
jar langsung sebelum
tidak gatal, menatap takut pada
orang tua keluar dari rumah." Indi
ang tua." Wahyu mengeluarkan
mereka nggak a
ih alasan yang jelas." Faj
engan ragu "Aku nggak boleh te
kami harus objektif bukan seenaknya sen
yakitnya, mereka berdua tidak akan paham dengan penyakit yang dirinya punya. Tidak semua paham
rus, aku ma
dua dengan Fajar yang masih memberikan tatapan penuh selidik pada dirinya, hembusan nafas
ambil kotak makan yang ada disampin
nutup mulutnya saat meli
ndapati Fajar melakukan hal yang sama, mulai menikmati makanannya dalam diam. Indira hanya bisa mengikut
jawab gelengan kepala Indira "Aku
tapi
mubadzir." Fajar mengambil mana
nanti. Belum mengenal Fajar dalam membuat Indira sedikit bertanya-tanya tentang apa yang ada di
mbuat Indira menatap kearahnya dan seketika menggelengkan kepa
atakan sebenarnya "Jangan aneh-aneh, kak."
isa kasih tahu alasan sebenarnya nggak iku
mang sebenarnya." Indira memberikan tatapan langsung pada Fa
ra langsung sama orang tua
ar, seketika menggelengkan kepalanya membayangkan re
enuh selidik membuat Indira membelalakkan matanya tidak percaya "Kamu nggak mau tahu hukumannya ap
ak lagi kerasukan, kan? Apa sekarang lagi taruhan sama Mas Wahyu? Mana ada hukuman
a pacaran dan sebagai pacar
kepalanya langsung tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi teman-tema
umpah nggak lucu." Indi
mu." Fajar memberikan ponselnya pada Indira "
langsung mengetik nomernya. Fajar menunggu dalam diam, tidak l
yang langsung diberikan pada Fajar "Aku jadi spesial sebagai orang pertama, aku a
Biar aku lakuin sendiri.
u balik ke tempat tadi dan kita ketemu di