ya. Acara selesai langsung lanjut dengan mengerjakan tugas, Indira sudah benar-benar lelah dan memb
ompoknya saja. Indira baru mengetahui dan bertemu dengan anak dari saudara papanya dan itu artinya mereka masih mempun
menjilidnya menjadi satu. Indira sudah menawarkan tapi nyatanya ada yang lebih cepat, akhirnya mereka
ta, saudara Indira y
agaimana?" tanya Indir
ama mau sampai
"Pak Dirman kasihan nanti, sudah perjala
n-teman yang lain tapi mereka sibuk sendiri-sendiri. Sisi gazebo lainnya masih ada yang mengerjak
ang yang menyapanya tidak lama kemudian ingat j
ang?" Indira menatap Shin
l dulu ya keburu malam, mau istirahat. Mas
n kepalanya "Kamu p
ri keberadaan Mita dan Lia di sisi gazebo lain tapi nyatanya tidak ada sama sekali. Menatap ponselnya i
dijem
n pandangan orang lain, pasalnya saat ini duduk berdampingan dengan senior. Indira tidak tahu siapa sebenarnya Fajar, bagaimana tahu me
ijemput?" tan
pa belum pulang?" Indira mencoba b
embuka mulutnya mendengar perkataan Fajar "Bercanda, tadi
lomba?" tanya
pasan bicara! Kamu pura-pura nggak tahu
ya pelan melihat semua sikap Fajar. Mengalihkan pandangan kearah jalanan yang ada di gazeb
at tadi?" tanya
kak." Indira
gu dijemput kaya gini." Fajar memberikan usul yang l
u kakak berikan ke aku?"
a hubungan sama sekali sama hukuman. Masalah hukuman aku belum mem
lan lama. Indira sedikit takut dengan apa yang akan dilakukan Fajar, pengalaman dengan pria belum terlalu bagus sa
ikit merasa tidak nyaman dengan Fajar yang ada disampingnya, tidak mau menjadi bahan pembicaraan teman-teman atau seniornya.
nya Fajar yang membu
g, kak." Indira m
araan tenang saja," ucap Fajar seakan
u? Memang bisa?" tan
begitu." Fajar menenangkan Indira yang langsung
psikologi, kak." Indi
lagi yang membuat Indira mengerutkan kenin
tangan senior." Indira
at melihat Fajar tidak mengambil buku yang ada di tangannya. Indira menatap bingung atas a
buka suaranya membuat Indira mengerutkan keningn
sama sekali atau bisa dikatakan lupa, tapi tampaknya tidak mungkin karena daritadi Fajar membicarakan meng
sa beri hukuman sekarang
ggak, kalau aku kasih tahu sekarang yang
Indira bingung. "Kakak kan seni
nnya?" tanya Fajar dengan tatapan penuh selidik
a tadi. Mereka baru saling mengenal, tidak mungkin memang Fajar memiliki niat jahat
lang du
asuk kedalam dan mendapati supir keluarganya tampak lelah. Indira menatap ke tempat dimana dirinya dan Fajar berbicara satu sama lain, tapi seketika tidak mel
r, aku kira di