sama dengan perusahaan pamannya, mana mungkin aku mau menikah dengan
an Adhisty. Perusahaan Damar bergerak di bidang advertising sementara perusahaan Irfan bergerak di bidang makanan
kepada Nendra. Ketika Adhisty membuka pintu kamar, terlihat Nendra sedang berbaring di kasurnya. Adhisty lalu mengham
rah, kok. Mas cuma heran aja sama kamu, Dek. Memangnya tidak ada cara lain ya? Ma
Adek tahu kok Mas begitu menyayangi Adek, tapi Adek sudah tida
a. Mas capek, mau
anya tidak begitu harmonis, Nendra menjadi sangat cuek terhadapnya. Namun, demi menjaga kesehatan mentalnya dari rundunga
ng mereka bertemu dan nongkrong besama di kedai kopi. Suatu hari, Adhisty meminta izin Dhafina untuk
u adalah Dhafina, hari ini Dhafina mengenakan gaun selutut dengan sangat manis. Ya, Adhisty merencanakan perte
susul dengan Nendra di belakangnya. Adhisty lalu menghampiri Dhafin
dekat. "Nggak kok, Mbak. tidak terlalu lama." Mereka bertiga d
fina Mas, yang tempo lalu Adek ceritain sama Mas
lurkan tangannya kepada Dhafina. Dhafina pun membalas menjab
Adhisty merasa sangat senang karena Nendra dapat berbaur d
ekat lagi. Adhisty berpura-pura akan pergi bertemu dengan Iren untuk keperluan penerbitan buku solonya. "Mas, Adek l
aja sama Dhafina di sini." Nendra
ia," balas Adhisty membisik. Adhisty lalu pergi dari
ra, mereka berdua terbahak menertawakan kebodohan Adhisty. "Act
i kamu itu." Mereka kembali tertawa
a istri kamu di depan Aku, ya.
bil mengelus pipi Dhafina yang sehalus permen kapas. Dhafina tersipu da
berpamitan untuk pulang agar tidak terlalu dicurigai oleh istrinya jika pulang terlambat. Dhafina lalu merengek meminta Nendra ag
akan menyuruhku untuk segera menikahimu. Jadi tunggulah sampai waktu itu tiba,
dulu darinya. Ketika sampai di rumah, untungnya Adhisty belum tiba. Nendra dengan cepat mengganti baju da
h di rumah tern
as ketemu sama Dhafina," jawabny
?" tanya Adhisty penasaran dengan t
ja, Dek. Lebih cantik ka
, Mas mau tidak?" "Adek sebegitu inginnya ya Mas nikah lagi?" b