i gadis yang baru saja membuatnya terpana, tetapi ia segera tersadar dari lamunannya dan
langsung memasuki rumahnya, tetapi tidak ada satupun manusia terlihat di sana. "Rupanya K
supermarket, ia juga mengambil segelas air untuk diminum, "Loh, Dek, ko pul
i rumah sepi banget, Mas juga dari mana sa
habis mandi, hehe," jawab Nendra setengah terba
ntuk duduk, ia mengambil lagi segelas air putih untuk Nendr
tika Adhisty mengajaknya untuk bicara. "Ja
a pembicaraan kali ini memang serius. "Ada apa, De
r saja dugaan Nendra, firasatnya t
histy mencoba menghela napasnya
di rumah ini? Tanpa suara
raan kita mengarah kemana," ucap Nendra
suaminya. "Adek tadi nggak sengaja dengar pembicaraan Mas sama Kak Mega, mungkin Kak
h Mas untuk menceraikan Adek, tapi Adek berpikir untuk menyuruh Mas nikah lagi. Dengan begitu,
kok diam saja?" Nendra baru tersadar dari la
bersuara, "kita bicarakan lain kali saja ya, Dek. Mas lagi banyak pikiran, lagian
enuruti perkataan Nendra untuk tidak membahasnya, ia lalu membuka tas belanjaa
di layar ponsel Nendra, lama ponsel itu berdering, tetapi Nendra tidak mengangkat telponn
ni paling mau minjem duit, sudah biarin aja, Dek," ucapnya tampak
harinya bekerja sebagai writer freelance tengah asik dengan pekerjaannya, sementara Nend
kan? Aku dari tadi ketuk pintu kok nggak ada yang buka?" Adhisty menaikan sebelah alisnya. Ia heran, padahal Nendra sed
pintu, di ruang tengah, Adhisty melihat dan mendengar Nendra tengah asik berbicara di telepon,
tuk kakak iparnya. Namun, seraya berjalan, Adhisty sempat dibuat heran oleh Nendra, tidak biasanya laki-laki itu memanggilnya dengan sebutan sayang,
ang dengan sangat jelas, "Lama banget sih Dhis bukain
" ucap Adhisty t
etinggalan di sini, di mana jaketny
kedatangan Mega siang tadi, lalu menany
banyak tanya ya, Kakak tadi ada urusan sama
akak ke sini kan pas Aku tidak di rumah," kali ini Adhist
i ya sama kakak
a punya sopan santun di rumah orang lain." Mega merasa dirinya terpojok, dia l
imu, uruslah adikku, kasihan sekali sampai kurus begitu, malam-malam masih bekerja dengan kliennya hanya mencari n
lagi amarahnya, ia lantas menjambak rambut Mega dan berteriak di depan wajahnya, "Ngaca! Urus saja rumah tangga Kakak, lihat sua
rsahut membuat Nendra yang semula cuek karena sedang menelpon dengan seseorang it
a mampu memisahkan kakak dan istrinya dari
, sementara Adhisty dituntun Nendra menuju ruang tengah untuk menenangkan
an melihat apa yang ada di layarnya, "Anton?" tanyanya. Rupanya, panggilan suara Nendra dan Anton di apl
utih juga coklat untuk Adhisty, "Terima kasih, Mas.
as lagi telponan
fotonya per
engan sangat cepat, keringat tur