/0/10772/coverbig.jpg?v=b177573f62c3b38d07d70b707c10d091)
Berumah tangga merupakan bagian dari perjalanan hidup yang sangat panjang. Pernikahan bak berlayar dengan sebuah kapal yang terombang-ambing di lautan. Peran nahkoda sangat penting untuk menjaga kapalnya agar tetap berlayar. Namun bagaimana jika Nendra yang berperan sebagai nahkoda justru ternyata menginginkan kapalnya tenggelam?
"Kakak mau kamu dan Adhis bercerai. Mau sampai kapan kamu berumah tangga dan tidak punya anak, Nendra!" begitulah suara teriakan dari dalam rumah megah milik Adhisty yang terdengar nyaring di telinganya. Bak disambar petir di siang bolong, Adhisty Charity yang baru saja pulang dari supermarket itu tidak sengaja mendengar percakapan Aswan Ganendra- suaminya, dan Trimega-kakak iparnya.
Dari balik pintu utama rumahnya, Adhisty menguping sebanyak yang ia bisa, tetapi semakin lama, semakin banyak hinaan yang terdengar di telinganya hingga Adhisty memutuskan untuk pergi menuju sebuah kedai kopi di dekat rumahnya.
Adhisty kembali memasuki mobilnya dan melajukan kuda besi itu menuju kedai kopi Dandelion. Di sana lah ia bisa dengan tenang menjernihkan pikirannya. Masih terdengar jelas perkataan dari iparnya tadi, sebuah perintah bercerai yang begitu mudah diucapkan iparnya itu membuatnya sangat muak. Adhisty merasa selama enam tahun pernikahannya, keluarga Nendra terlalu ikut campur dengan rumah tangga mereka hanya karena pernikahan mereka belum diberikan keturunan hingga saat ini.
Di kedai kopi, Adhisty memesan secangkir coklat hangat dan beberapa potong kue untuk membantu memulihkan tenaga dan mentalnya yang hancur siang ini. Tidak hanya kali ini Adhisty disakiti oleh keluarga Nendra, cacian dan hinaan sering sekali ia dengar, baik secara langsung maupun tidak. Bahkan adik Nendra pun sering mengolok-olok Adhis. Tania berdalih jika sebuah rumah tangga tidak diberikan keturunan, maka mereka sudah gagal sebagai pasangan suami istri.
Adhisty tidak habis pikir dengan isi kepala orang-orang semacam Mega, Tania, juga keluarga Nendra yang lainnya. Adhisty sudah berusaha menjadi seorang istri yang penurut, seorang ipar yang baik, juga seorang menantu yang sangat menghormati mertuanya. Padahal, untuk uang sekolah Arga-anak Mega, semuanya ditanggung oleh Adhisty. Sungguh tidak tahu malu.
Secangkir coklat hangat dan sepiring kue pun diantar oleh pelayan. Ya, bicara tentang secangkir coklat hangat, Adhisty kembali mengingat kejadian dua tahun lalu, sembari menyeruput coklatnya, bayangan kelam tentang dirinya dengan coklat melintas di otaknya.
Dua tahun yang lalu, ketika Mega dan Tania berkunjung ke rumah Adhisty, mereka meminta dibuatkan coklat hangat, lalu Adhisty menurutinya. Adhisty kembali dari dapur membawa dua cangkir coklat hangat dan beberapa camilan untuk mereka, Tania segera menyeruput coklat hangat yang disuguhkan oleh Adhis, tetapi Tania justru menyemburkan coklat hangat itu dari mulutnya dan mengenai baju putih Adhis. "Duh, Kak. Ini terlalu panas!" teriak Tania. Mendengar adiknya marah karena kepanasan, Mega langsung meraih satu cangkir coklatnya dan memasukannya ke mulut Adhis dengan paksa. "Kak, cukup," lirih Adhis.
Batinnya menangis, Adhis merasa harga dirinya sangat terluka pada saat itu. Tania dan Mega merasa tidak puas karena merasa diperlakukan dengan buruk oleh Adhis, mereka berpikir bahwa Adhis sangat sengaja ingin menjahati mereka. Padahal, ketika Mega menyumpali mulutnya dengan coklat tadi, terasa hangat di mulut Adhis, tidak ada panas sedikitpun.
Mega dan Tania berkeliling di rumah Adhis, langkah mereka tertuju ke sebuah dapur yang cukup mewah. Mega meraih kursi dan menaikinya untuk membuka kitchen set yang begitu tinggi, ia melihat dan memilah bahan apa yang akan dibawa pulang ke rumahnya nanti. Lama mencari, matanya tertuju kepada sebungkus bubuk coklat dan bahan-bahan kue, tak lupa pandangannya tidak luput dari beberapa bungkus mi instan. "Kakak minta coklat bubuk itu dan sekardus mi instan dong, Dhis. Coklat bubuknya yang baru ya jangan yang sudah kamu pakai," ucap Mega.
"Tapi Kak, mi yang di kitchen set kan tidak ada sekardus, lalu bubuk coklatnya hanya sisa itu saja," ucapnya.
"Yang di kitchen set ya emang nggak sekardus, tapi di gudang kan kamu banyak simpan stok makanan, sudah kasih Kakak saja, di rumah Kakak ada Arga yang makan, katanya sayang sama keponakan? Bubuk coklatnya ya terpaksa Kakak bawa yang bekas kamu aja."
Mega selalu berdalih tentang Arga jika ingin meminta sesuatu dari Adhis. Mendengar nama Arga, Adhisty selalu luluh, bagaimana tidak? Setiap kali melihat Arga, Adhisty selalu teringat akan dirinya di masa SMA. Ia tahu betul bagaimana pedihnya kehilangan kasih sayang dari orang tua, meskipun saat itu usianya sudah remaja tetapi tetap saja dunianya seakan runtuh. Bedanya, orang tua Adhis mengalami kecelakaan dan meninggal ketika dirinya masih SMA, sedangkan Arga, ayahnya adalah seorang pemabuk, penjudi, dan pemarah. Sehingga jarang sekali Arga mendapat kedamaian di rumahnya, setiap hari hanya melihat orang tuanya bertengkar.
Tidak cukup kakak iparnya yang meminta, Tania yang sudah hilang dari dapur itu rupanya berada di lantai dua rumah Adhis, tepatnya di kamar Adhis, memang sangat tidak sopan untuk seorang mahasiswi seperti Tania yang seharusnya mengerti adab dalam bertamu.
Tania berteriak dari lantai atas, tetapi tidak terdengar jawaban apapun dari Adhis. Tania merasa kesal lalu membuka lemari dan mengacak-acak baju yang sudah tersusun rapi di lemari kakak iparnya itu.
Setelah mengambil beberapa baju milik Adhisty, Tania kembali menuju lantai satu dan menemui kakaknya yang tengah duduk di sofa ruang tengah sambil menonton serial drama korea di layar yang berukuran 29 inchi.
"Kak Adhis kemana, Kak?" tanyanya.
"Dia lagi Kakak suruh ke gudang ambil sekardus mi, lagian rumah sebesar ini dan tinggal cuma berdua aja ngapain stok makanan banyak-banyak," celetuk Mega mengundang tawa Tania.
"Iya, lagian di rumah ini juga nggak ada anak kecil, siapa yang mau habisin makanan sebanyak itu coba?" sambung Tania.
Adhisty rupanya sudah kembali dari gudang dan tidak sengaja mendengar percakapan dari iparnya. Namun, Adhisty berusaha tetap tenang dan sabar untuk menghadapi mereka. Adhisty membawakan sekardus mi itu di hadapan Mega, Mega tersenyum puas dan mengambilnya dengan kasar, "Nah gitu dong! Jadi ipar itu harus berguna," ucapnya.
Adhis hanya bisa menghela napas, kali ini mata Adhis tertuju kepada sebuah tumpukan baju yang berada di atas sofa, menyadari itu adalah bajunya, Adhis lalu menanyakan hal itu kepada mereka, "Kenapa bajuku ada di sini?" tanyanya.
"Itu aku yang keluarin, Kak. Lagian baju sebanyak itu emang Kakak pake semua? mending kasih aku aja, Kak," kali ini giliran Tania yang berbicara.
"Tapi kan Kakak masih mau pake baju itu, Dek." Jawaban dari Adhis barsuan tentu saja membuat Tania merasa tidak senang.
"Halah, lagian baju butut kaya gini banyak kok Kak di pasar, pelit banget sih jadi kakak ipar, pantesan aja nggak punya anak, sama saudara aja pelit gimana sama anaknya nanti?" Tania lalu berpura-pura menutup mulutnya. Adhisty hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Melihat suasana yang sudah tidak nyaman, Adhisty memilih pergi menuju kamarnya, begitu tiba di kamar, ia terkejut ketika melihat baju yang berserakan di lantai maupun di kasur. Ingin sekali rasanya berteriak, tetapi ia tidak enak karena iparnya masih ada di rumahnya. Tiba-tiba, suara teriakan terdengar dari lantai bawah, rupanya Mega berteriak meminta Adhis untuk memesankan layanan mobil online untuk mengantar mereka pulang. Dengan senang hati, Adhis langsung turun menuju lantai satu dan memesankan mobil untuk iparnya pulang.
"Astaga! ingatanku terlalu jauh," monolog Adhisty yang baru saja menghabiskan coklat hangat dan kuenya. Mengingat kembali perlakuan mereka kepadanya membuat Adhis mengindikkan bahunya ngeri.
Alasan dirinya tidak bisa memiliki anaklah yang membuat keluarga Nendra berbuat sesuka hati. Adhis tiba-tiba memikirkan hal gila untuk menyelamatkan rumah tangganya, "Apa aku harus meminta Mas nendra menikah lagi?" gumamnya.
Adhis bergegas untuk segera pulang begitu pikiran gila itu menghantuinya. Ketika membuka pintu kedai kopi, seorang gadis yang baru saja memasuki kedai kopi terlihat sangat anggun dan begitu memikat perhatian Adhisty. "Tuhan, secepat itukah doaku dijawab olehMu?" gumamnya.
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
"Saya yang akan menikahi Valerie." Demi menutupi dosa adiknya, Keanu rela menikahi Valerie. Seorang gadis remaja berusia delapan belas tahun, yang sudah dihamili oleh Kevin, adiknya sendiri. Padahal Keanu sudah berencana akan melamar Sely, sekretarisnya di kantor yang sudah ia sukai sejak lama. Lalu, bagaimana Keanu dan Valerie menjalani kehidupan rumah tangga? Tanpa saling mengenal dan mencintai satu sama lain.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Ryan Sudono adalah seorang dosen muda yang menawan dan cerdas di sebuah kampus swasta ternama di salah satu kota besar di Jakarta. Ryan Anak tunggal dari keluarga yang sangat berada dan Papa Sudono dan mama Tyas pun juga seorang dosen. Papa dan mamanya Ryan ini sangat berpengaruh dalam kehidupan Ryan karena sejak kecil Ryan sering melihat kemesraan papa mamanya itu di rumah dan juga perhatian serta support papa mamanya itu di kehidupan Ryan sampai dengan saat Ryan sudah beranjak dewasa bahkan saat Ryan sudah menikah papa mamanya masih sangat perhatian apalagi kedua ortunya itu berharap sekali agar cepat dapat momongan dari Ryan dan istrinya. Ryan Sudah beristrikan Tania yang sangat cantik. Tania sesama Dosen yang baru beberapa hari ia nikahi, Namun ada kekecewaan dengan Tania sebagai istrinya di awal-awal pernikahan mereka. Disisi lainnya sang Istri Ryan yaitu Tania yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja meski tak sekaya keluarga Ryan namun Tania juga punya kecerdasan di akademiknya yang membawa bisa berprofesi sebagai Dosen bareng sang suami, Ryan. Namun demikian, Tania punya kisah tersendiri dengan lelaki yang dulu mengejar cintanya saat ia masih SMA yaitu Robi. Mereka dipertemukan kembali saat ada acara reuni SMA. Robi ini awalnya seperti yang Tania kenal semasa di SMA dulu namun dalam perkembangannya mungkin karena lingkungan yang salah seiring berjalannya waktu si Robi ini ternyata menyimpan hal buruk yaitu memiliki profesi sebagai pengusaha pinjol yang banyak menjerat nasabahnya sehingga para nasabahnya itu terlilit hutang yang banyak ke perusahaan aplikasi pinjol milik Robi. Dan salah satu korban dari pinjolnya Robi adalah Rani mahasiswinya Ryan yang nantinya seorang dokter muda bernama Bayu lah yang berhasil melepaskan Rani dari cengkeraman kejahatan Robi. Kehidupan rumah tangga Ryan dan Tania terganggu oleh kehadiran Maya yang sejak lama sebelum Ryan menikah dengan Tania, dimana Maya diam-diam juga jatuh hati pada Ryan. Maya yang juga sahabat dari Ryan dan Tania, bekerja sebagai dosen di kampus yang sama juga dengan Ryan dan Tania. Kehidupan rumah tangga Maya dengan sang suami yang tidak sesuai harapan ini karena perjodohan dari ortunya. Maya akhirnya terpaksa menikah dengan lelaki pilihan ortunya yaitu Joko yang berwatak keras sehingga Maya merasa tidak bahagia selama hidup dengan suaminya itu. Joko dipilih oleh para ortu merkea karena Joko adalah putra dari sahabat sang mamanya Maya yang berteman akrab dengan mamanya Joko. Dengan alasan agar Joko bisa meneruskan usaha ayahnya Maya yang memiliki perusahaan properti sebagai salah satu manajer disitu maka Joko suatu saat diharapkan bisa menggantikan peran ayah mertua di perusahaan properti itu. Sampe usia pernikahan yang ke-3 tahun mereka belum dikaruniai anak. Entah siapa yang mandul yang jelas mereka berdua saling cuek dan belum periksa ke dokter tentang siapa yang mandul. Padahal idealnya sepasang suami istri mengharapkan kehadiran keturunan di keluarga mereka untuk melengkapi kebahagiaan sebuah rumah tangga. Sementara itu salah satu mahasiswinya Ryan yaitu Rani yang mungil tapi cantik dan agresif juga sangat menggebu mendekati Ryan. Rani yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas kuliahnya ditambah lagi tidak bisa fokus karena sedang bolak bali ke Bandung mengurus ibunya yang sedang sakit, disinilah Ryan terkondisi untuk terus membantu Rani dalam hal pengobatan sang ibu namun sayangnya hal ini nampaknya benar-benar dimanfaatkan Rani untuk mendekati Ryan sekaligus mengambil keuntungan dari kekayaan Ryan yang berlimpah. Padahal ada pria lain yang begitu baik yang sangat menyukai Rani yang tinggal kota bandung bersama sang ibu, yaitu Bayu seorang Dokter muda yang selalu setia melayani ibunya Rani di Rumah Sakit selama menjalani perawatan. Hubungan Ryan dan Maya semakin dekat tanpa diketahui oleh Tania apalagi kondisi rumah tangga Maya yang tidak harmonis dengan Joko sang suami membuat Maya semakin melarikan dirinya ke pelukan Ryan yang menawan itu. Ditambah lagi gairah Tania dalam berhubungan dengan Ryan sebagai sepasang suami istri sangat berbeda dengan perlakuan manis Maya ke Ryan. Pun Tania sempat terpesona oleh Robi sang mantan sewaktu di SMA nya dulu. Namun demikian dari semua itu, pada akhirnya Ryan dan Tania tetap bersatu karena ada hal yang ternyata bisa membuat mereka tetap mempersatukan mereka. Satu per satu orang-orang mencoba mengganggu kehidupan rumah tangga mereka itu berguguran alias mundur dan kembali dengan kehidupannya masing-masing secara normal kembali. Untuk Maya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang cocok dengannya. Sedangkan tokoh antagonis seperti Robi dan Joko pada akhirnya akan kena getahnya di akhir cerita nantinya. Untuk Mahasiswinya Ryan yaitu si cantik Rani pada akhirnya jatuh ke pelukan pria yang mau secara tulus menjaga dan melindunginya sekaligus ikut merawat ibunya selama ibunya sakit yaitu Dokter Bayu.