eru Natha
ang laki-laki dengan topi pet dan pakai
a dan meninggalkan Nathan yang segera menyadari bahwa a
uju ke sebuah taman kecil yang sepi dan ia segera mengaktifkan earphone khusus seraya menyambungk
menjadi masalah besar dan ancaman bagi sebagian besar orang yang bahkan tidak ada sangkut pautnya. Besok, di bagian kedatang
mua detail yang harus diingat dengan cepat oleh Nathan, lalu tulisan
terkejut dengan cara penyampaian pesan yang seperti itu. Pun pesan yang terdengar aneh
*
itu di P
Arsenio bertanya setelah memin
wajah, lalu berdeham
alukan. Sebenarnya aku baru s
seolah ia tertarik deng
ahkan, "Namun, aku belum puny
engar dari pria yang baru saja i
nikah nanti, bisakah kamu t
saja atau memang benar
lagi jika laki-laki itu berasal dari keluarga konglomerat seperti
aku tetap bekerja?" Davin
mengangg
a untukmu, setelah menikah nanti, orang tuaku mungkin tidak akan memberiku uang bulanan. Jadi, seb
membuat mulut Davina terbuka. S
erja. Lalu ingin mempersuntingnya m
tidak
meraih tas selempang yang diletakkannya di atas meja dan beranjak meni
sai bicara! Bagaimana dengan minuman ini?
Davina tidak berhenti. Gadis cantik dengan rambut panjang yang diikat e
tanggung jawab membayar minumannya. Lagi pula Davina hanya memesan air
tetapi langit masih
riak sekencang-kencangnya, "Argh! Kenapa kalian semua senang mengatur acara kencan buta untukku? Kenapa kalian semua ingin mengatur hidupku? Kenapa memangnya kalau aku bel
angan memegangi lutut untuk mengatur napas yang terasa
ngunjung yang masih ada di sana
ls berwarna hitam yang dikenakannya. Ia lalu menengadah ke langi
a Ismajaya dan Indri adalah seorang gadis berparas canti
iliki masalah. Siapa yang menyangka, hilangnya pesawat dengan tujuan ke
remaja itu yang membentuk karakter
an dengan berjalan kaki sambil menunduk. Penampilannya terlihat sangat berantak
gat dan sesudahnya ia segera menyalakan laptop un
melunasi pembayaran dan memesan kamar hotel untuk
*
a di bandara Ch
aris vertikal biru muda lengan panjang yang dilipat sa
kan apa pun, padahal di balik kacamata hitamnya ia sedang menunggu sosok pria
a belas, Tuan," Suara seorang keperca
angkahnya. Ia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ketika pria paruh baya yang dimaksudkan sedang berhenti di sebuah konter unt
ukar koper dan bergera
ngawal. Aku ketahuan!" Nathan berkat
ap mengurusnya," sahut Mar
eh rombongan tour yang baru datang. Secara kebetulan ia melihat seorang gadis berambut panj
ke dalam pelukannya dan mencium bibirnya sa
itu terbelalak karena mendap
askan panggutannya, mereka
vin
tha