banyak renda-renda di bagian dada dan bagian tepi bajunya
ekornya yang panjang ini. Padahal hanya bertem
hone -nya. "Ayo! Kita sudah hampir terlambat!" Kata Inces sambil be
berjalan, tapi ada genangan air di lantai. Ia terpeleset dan hampir jatu
r tidak jatuh ke belakang. Kania berdiri perlahan dengan mata membolang. Ia melihat pria yang memakai baju warna biru dengan pel yang
lakang dan berlari ke arahnya untuk menanyakan bagaimana keadaan dari Kania. Ia
gi atau saya lapor kamu!" Kata Inces marah-marah kepadanya lalu mem
i!" Kata Inces me
dalam mobil tapi Kania
h syok?"
Nces?" Tanya sup
temen Pak Sha
itu ada rooftop cafe. Disanalah mereka janjian untuk bertemu. Di dalam parkiran, Inces men-touch up
nya di luar cafe dengan ponsel di tangannya. Ia menunj
an hal-hal yang tidak mungkin, dan jangan m
nan seharusnya tidak masuk akal, dan keinginan yang tidak
rgi cepat!" Kata Inces yang mendorongnya
m cafe itu dengan angin yang menerpa tubuhnya. Ia berjala
fille que j'ai jamais vue!" Ucap Pak
oir!
ndangan saya!" Kata Pak Shan set
jatuh cinta, melainkan karena begitu takut melihat w
na undangan dari sutradara yang kenal dengannya. Suatu ketika, saat ia di kamar mandi, Pak Shan tiba-tiba muncul
cap Pak Shan. Dari senyumannya tampak itu hanyalah d
aya tidak ambil hati.
timbangkan lagi, s
inasakan satu negara dalam sekali ledakan. Ia mengatakan untuk melupakan, tapi ia malah mengin
lu tersenyum dengan ramah. Ia memberikan kesan terbaik
an Anda. Tapi, saya tida
tikan yang terpancar dari wajahmu!" Katanya lalu menempelkan tangannya di tangan Kania yang
an buku menu. Kania bersyuk
oli." Ucap Kania. Lalu gil
rancis." Ucap Pak Shan setel
mandangan kota di kanannya dan tersenyum manis karena begitu indahny
andangnya penuh dengan nafsu. Dia sudah tahu itu, karena sudah banyak pengalamannya dalam dunia akting dan ju
a-pura ti
gil saya kesini? Kita
k yang menjadi iklan mu selalu laku dipasaran tak bersisa di minggu pertama. Ada satu kondisi yang ingin kubicarakan padamu, bahwa jik
pikirannya terngiang ucapan Inces yang mengatakan b
ukku atau tidak?' Ka
aima
n kontraknya dulu sebelum memutuskan hal itu." Kat
ntrak -nya. Ia mengangkatnya tinggi dan berkata, "BIsakah aku mem
ti. Tapi aku hanya berik
dengan manager ku, itu su
rima kasih Pak Shan!" Ucap Kania dan pergi dari sana. Padahal makanan yang dipesan belum lagi datang. Pak