di dunia hiburan sekitar empat tahun lalu. Meski masih baru dari awal kem
is dan matanya memancarkan terang. Setiap ucapan yang keluar dari bibirnya seperti aliran air yang dingin dan menyegarkan di tengah gurun
up besar di Medan. Dia bekerja disana sekitar tiga bulan. Lalu Inces, menagernya sekarang, menemukannya dan
pemeran pembantu kedua dalam film tersebut. Film layar lebar pertamanya berjudul, 'Bambu Runcing.' Ini adalah film terbaik dan selalu dikenang oleh rakyat indonesia semenjak dirilis. Siapapun y
*
popcorn asin kesukaannya sambil menonton film Nagabonar Jadi 2. Tib
tan. "Apa aku melewatkan sesuatu?" Katanya
masuk ke dalam rumah dan di tangannya ada baju ya
a banyak reporter disana. Cepat!" Kata Inces menggantungkan baju yang dipegangnya di gantungan pakaian di ka
Kania. Ia bingung den
uar dari kamar dan menyer
rak?" Tanya Kania. Ia b
ak a
ak mau! Kan sudah diterangkan di dalam
ria sebagai lawan akting -mu. Itu pasti membuat peranmu menjadi semakin ba
depan bibir Inces. "Sttt.. itu sepe
h Inces, dia berteriak di depan kaca. "Kau pasti menerima ini karena ingin bertemu
n berteriak memanggil manajernya bahwa gaun yang dibawanya ad
h. Pakai saja
eh memakai ini d
au akan ada dinner dengan Pak Shan, pemilik pabrik yang ingin me
pakai gaun seperti ini hingga malam!"
Kania melepas baju yang dipakainya ke dalam plastik
ntang apa yang dikatakan Inces. "Pak Sh
nap
ku dulu tentang itu? Aku tida
kontrak!!!" Kata In
mbak rambut
butmu bisa rus
ndar mandir dan mencoba menenangkan diri. Ia mencoba mengalihk
"Baiklah, tidak masalah!
ia hanya memakai baju kaos Winni the pooh dan celana jeans
bilnya. Ia menyuruh supir mereka, Didit untuk membuka pintu
n pergi ke tempat audisi ya
ikan skrip k
isi ini. Kau sudah baca s
ut bera
angguk me
alam novel sama dengan pemeran pria -nya. Ia juga ingin ada chemistry
menunggu di depan tempat tersebut. Mobil Kania sulit untuk masuk ke dalam. Supir Kania, Didit membuka kaca, lalu menyuruh mereka unt
menghalau reporter-reporter itu sehingg
tap para r
mau diwawancarai. Nanti ya! Nanti!" Kata Inces kepada kerumunan
k ke dalam gedung itu bersama-sama. Mereka ingin naik ke dalam lift. Tapi, saat ingin ke sana, ada genangan air di lantai tersebut. Kani
sini? Mana OB -nya?" Kata
a berbalik, ia melihat seorang pria berpakaian
utnya ada yang jatuh!" Kata Inces. Lift pun terb
ia berderet di lorong ruangan. Mereka sem
h ketika Inces memberikan peringatan, mereka semu
ngan juri. "Masuklah, aku tunggu di luar." Kata Inces dan pergi. Dengan lenggak-lenggok yang bagikan agar-agar dia berjalan dan memegang rambutnya yang kali ini ditata dengan
ada juga Pak sutradara. Nama sutradara dalam film ini adalah Panji. Mereka duduk dar
an say
i. Kami juga baru
njadi hari yang melel
s. Ia membawakan skrip untuk Kania yang tertinggal di mobil. Ia dengan kesal berbisik di telinga Kania. "Seharusnya kau tid
u ia membaca naskah film tersebut. Kania m
k! Ckckck!" Puji Anggi
ania te
Anggita lagi dan dia menghirup napas lal
yang tidak ingin mereka berlama-lama lagi berbicara.
ian akting mereka dan juga bakat lainnya. Ada banyak pria yang ganteng, tinggi, putih, tampan dan b