Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Belaian Cinta
Belaian Cinta

Belaian Cinta

5.0
60 Bab
64.6K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Warning 21+, Harap bijak dalam membaca Ratih yang baru memiliki anak dengan Prima berusia delapan bulan, Chika. Mereka harus menerima keadaan untuk berpisah, Prima mendapatkan pekerjaan di Kalimantan. Ratih dan Chika tidak bisa mengikuti Prima, satu dan lain alasan membuat mereka tidak bisa tinggal bersama dan akhirnya mereka memutuskan Ratih dan Chika tetap berada di rumah mereka. Ratih mengira dengan Prima yang pergi untuk bekerja semua akan baik-baik saja, mereka berdua tidak memikirkan dampak dari jarak yang mereka buat. Ratih sendiri adalah idaman banyak pria, sosoknya yang perhatian, ramah dan tentu saja badannya yang membuat pria langsung membayangkan dirinya. Salah satu tetangga Ratih, Wira yang berusia lebih tua sudah melakukan pendekatan dengannya. Wira sendiri duda dengan anaknya yang beda dua tahun dari Ratih, selain Wira ada Heru yang berada di depan rumahnya, hanya saja Heru masih menikah dan Ratih dekat dengan istrinya. Dilain tempat ada Derry, masih duduk di bangku sekolah menengah tapi memiliki pekerjaan sebagai tukang ojek. Tanpa adanya Prima, Ratih mendapatkan sentuhan dari mereka semua sampai akhirnya hamil anak salah satu dari mereka. Apa yang akan Ratih lakukan pada pernikahannya? Bagaimana dengan Prima? Anak siapa dalam rahim Ratih?

Bab 1 1

Ratih, wanita berusia dua puluh empat tahun. Menikahi senior selama kuliah, Prima yang berbeda tiga tahun dengannya. Mereka sudah menikah hampir setahun, tidak membutuhkan waktu lama bagi Ratih hamil buah cinta mereka. Semua terasa berat saat Prima mendapatkan pekerjaan yang menempatkannya di Kalimantan, Chika masih bayi dan Ratih sendiri semester akhir jadi tidak bisa ikut Prima. Keputusan berat yang mereka ambil adalah menjalani hubungan jarak jauh, Ratih tidak mungkin pulang ke rumah orang tua mereka yang jauh dari tempat kuliah Ratih.

"Kamu yakin bisa berdua aja sama Chika?" tanya Prima memastikan kembali.

"Yakin, lagipula ada Mbak Ayu sama Mega. Aku bisa nitip Chika ke mereka, apalagi Pak Wira pasti senang sama Chika biar Mega ada temannya juga, belum lagi Mbak Ayu yang masih nunggu hamil sama Mas Heru."

"Baiklah," ucap Prima pasrah. "Penting kamu bisa jaga diri, kuliah yang benar biar cepat lulus dan nyusul aku disana."

Ratih menyiapkan pakaian dan obat-obatan yang akan dibawa Prima, sedangkan pria itu sendiri melakukan hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan. Chika sudah tidur dari beberapa menit yang lalu, membuat mereka memiliki waktu untuk berkemas.

"Kamu akan lama disana, Mas?" Ratih membuka suara membuat Prima mengalihkan pandangan kearahnya dan mengangkat bahunya "Kamu akan pulang berapa minggu sekali?"

"Kalau memang waktunya memungkinkan setiap dua minggu sekali pulang, tapi tiket pesawat mahal pastinya." Prima menjawab tanpa menatap Ratih.

Hembusan nafas dikeluarkan pelan, Ratih mulai membayangkan kehidupannya setiap hari tanpa Prima. Usia mereka masih muda pastinya memiliki hasrat yang tinggi, mereka saja melakukan seminggu empat kali untuk menuntaskan hasrat. Sekarang Ratih harus bisa menahan diri atas hasrat dan nafsunya, memiliki hasrat tinggi membuat Ratih tidak yakin bisa menahan dirinya.

"Tih, sebelum berangkat kita main gimana?" suara Prima membuyarkan lamunan Ratih.

"Sebentar, aku benarkan ini dulu. Memang mas sudah selesai?" Ratih menatap Prima yang hanya mengangguk.

Memilih fokus pada pekerjaannya, Prima membantu Ratih membuat semua selesai dengan cepat. Membawa keluar koper dan semua yang dibawanya ke Kalimantan, Ratih sendiri memilih masuk kedalam kamar mandi menyiapkan sebagai perpisahan pada Prima sebelum berangkat ke Kalimantan. Ratih ingin Prima mengingat semua tentang dirinya, terutama saat berada diatas ranjang.

Menatap penampilannya depan cermin, menggunakan pakaian mini yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ratih tahu jika bentuk badannya membuat para pria menatap kearahnya, sejauh ini tidak pernah peduli tapi setelah ini akan melakukan hal gila. Tersenyum kecil membayangkan apa yang akan dilakukannya nanti, memberikan parfum pada tubuhnya yang akan membuat Prima senang pastinya. Keluar dari kamar mendapati pemandangan Prima sedang menatap Chika dengan tatapan sedih, melangkah kearahnya dengan melingkarkan tangannya di pinggang Prima.

"Aku bakal kangen sama kalian berdua." Prima memutar tubuhnya membuat mata mereka saling menatap, "Kamu wanita luar biasa yang membuatku jatuh cinta."

Prima langsung melumat bibir Ratih, ciuman langsung disambut Ratih membuat mereka berdua hanyut dalam ciuman dengan saling bertukar saliva dan memainkan lidah dalam mulut. Ratih sendiri telah mengalungkan tangannya pada leher Prima yang membuat ciuman mereka semakin dalam, mengangkat tubuh Ratih yang membuat kakinya langsung melingkar di pinggang Prima. Berjalan kearah ranjang, meletakkan Ratih tanpa melepaskan ciuman mereka satu sama lain. Prima merobek langsung pakaian yang Ratih gunakan membuatnya langsung telanjang, melihat itu membuat Prima melumat bibir Ratih kembali.

Prima melepaskan ciumannya dan beralih pada leher Ratih, menggigitnya seakan menegaskan bahwa miliknya. Tangan Prima bergerak di payudara Ratih dengan meremasnya pelan, ciuman Prima turun menuju ke payudara dan langsung menghisap putingnya yang masih mengeluarkan ASI untuk Chika.

"Ough...Mas." Ratih mendesah keras dengan meremas rambut Prima.

Tangan Prima yang lain mulai memainkan vagina Ratih, memasukkannya kedalam dan mulai menggerakkan keluar masuk. Satu jari sudah berada disana, tidak lama kemudian menambahkan satu jari lagi membuat Ratih membelalakkan matanya. Gerakan Prima membuat Ratih semakin tidak menentu, mengetahui Ratih akan mencapai klimaks membuat gerakan tangannya semakin cepat sedangkan Prima sendiri melumat bibir Ratih. Desahan tertahan keluar dari bibir Ratih saat merasakan cubitan klitoris di bawahnya, mendorong tubuh Prima pelan membuat Ratih teriak dan tidak lama cairannya keluar.

Jemari Prima masih mengocoknya pelan saat cairannya keluar, menatap Ratih yang bernafas lelah dan melumat bibirnya kembali. Prima beranjak dari atas Ratih melepaskan pakaiannya membuat tubuhnya telanjang, pandangan Ratih mengarah pada penis Prima yang berukuran standard.

"Tidak ada waktu untuk memasukkan dalam mulutmu, Sayang." Prima melumat bibir Ratih kembali.

Mengambil posisi penisnya depan bibir vagina, mendorongnya pelan dan tidak butuh waktu lama penisnya sudah berada didalam. Mereka berdua mulai bergerak untuk mendapatkan klimaks, Prima tidak berhenti mencium wajah Ratih, melumat payudaranya dengan terkadang meremasnya. Suara desahan dan teriakan mereka berdua membuat suasana didalam kamar semakin panas, Prima memasukinya dengan keras dan tidak lama kemudian mereka mencapai klimaks. Melepaskan penyatuan mereka, Prima berbaring disamping Ratih dengan memasukkannya kedalam pelukan.

"Kamu selalu memuaskan dan aku bakal kangen sama vaginamu," bisik Prima setelah memasukkan Ratih kedalam pelukannya.

Mereka berdua tertidur tidak lama kemudian, hanya saja Ratih tidak terlalu lama tidur karena Chika menangis membuatnya bangun dan memeriksa keadaan Chika. Tubuh telanjangnya masih terlihat dan seakan lupa jika dirinya telanjang, Ratih membuka pintu depannya dengan menyusui Chika sambil menepuk punggungnya pelan agar tenang, Ratih menatap sekitar dan matanya bertemu dengan Wira yang memandang dirinya tanpa berkedip. Ratih menundukkan kepalanya untuk menyapa Wira, memilih menutup pintunya dan meletakkan kembali Chika di ranjangnya setelah melihat sudah tidur dengan lelap.

Ratih memilih keluar lagi ke dapur, masih dengan tubuh telanjangnya. Melihat Wira tadi membuatmya secara reflek membuatkan minuman, sekali lagi Ratih tidak menyadari jika dirinya masih telanjang saat membuka pintu.

"Pak Wira ini minuman buat nemenin bergadang," ucap Ratih membuat Wira langsung mendatangi dirinya.

Ratih merasakan aneh dengan tatapan Wira, memberikan gelas minuman dan langsung masuk kedalam rumah kembali tidak lupa mengunci pintunya. Berjalan kedalam kamar melihat Prima tidur dengan nyenyak, keinginan membuang air membuat Ratih masuk kedalam kamar mandi dan seketika membeku.

"Pantas Pak Wira menatap seperti itu ternyata aku telanjang."

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 60 60   02-14 11:35
img
1 Bab 1 1
21/06/2022
2 Bab 2 2
21/06/2022
3 Bab 3 3
21/06/2022
4 Bab 4 4
21/06/2022
5 Bab 5 5
21/06/2022
6 Bab 6 6
21/06/2022
7 Bab 7 7
22/06/2022
8 Bab 8 8
23/06/2022
9 Bab 9 9
25/06/2022
10 Bab 10 10
26/06/2022
11 Bab 11 11
11/07/2022
12 Bab 12 12
12/07/2022
13 Bab 13 13
13/07/2022
14 Bab 14 14
14/07/2022
15 Bab 15 15
15/07/2022
16 Bab 16 16
16/07/2022
17 Bab 17 17
17/07/2022
18 Bab 18 18
18/07/2022
19 Bab 19 19
19/07/2022
20 Bab 20 20
20/07/2022
21 Bab 21 21
21/07/2022
22 Bab 22 22
30/07/2022
23 Bab 23 23
30/07/2022
24 Bab 24 24
31/07/2022
25 Bab 25 25
31/07/2022
26 Bab 26 26
05/08/2022
27 Bab 27 27
06/08/2022
28 Bab 28 28
06/08/2022
29 Bab 29 29
07/08/2022
30 Bab 30 30
12/08/2022
31 Bab 31 31
13/08/2022
32 Bab 32 32
14/08/2022
33 Bab 33 (Season 2) 33
19/08/2022
34 Bab 34 34
20/08/2022
35 Bab 35 35
21/08/2022
36 Bab 36 36
27/08/2022
37 Bab 37 37
28/08/2022
38 Bab 38 38
28/08/2022
39 Bab 39 39
29/08/2022
40 Bab 40 40
02/09/2022
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY