"Kamu tau kenapa batu es ini bisa mencair?" tanya Aluna sambil memainkan sebuah balok es seukuran ibu jari di atas dada bidang Askara yang tak tertutup selembar benang pun. Es batu itu memang mulai mencair, sebab terkena kulit hangat yang sedikit berbulu halus itu. Si Lelaki berbadan atletis pun berusaha menahan gejolak jiwa laki-lakinya agar hendak meledak. Bagaimanapun dia hanyalah seorang lelaki normal yang sedang digoda oleh wanita cantik berbadan seksi di atasnya. Beberapa kali Askara memejamkan mata sambil memalingkan wajahnya. Malas rasanya ia menjawab pertanyaan sepele dari gadis cantik yang notabene adalah gadis kawalannya itu. Namun, ia tak punya pilihan lain. Kedua tangan diikat pada sudut ranjang dan hanya akan dilepas jika hukumannya selesai. "Kenapa?" ujar Askara akhirnya. "Karena sedingin apapun es, akan mencair bila terkena benda hangat. Begitu pula dengan sikap elo. Gue yakin sikap dingin loe akan segera mencair dengan hangatnya cinta gue," rayu Aluna. – Aluna Yudistira Bramantyo jatuh cinta pandangan pertama pada lelaki yang kini menjadi Bodyguardnya. Namun, sayangnya diam-diam lelaki itu justru membenci Aluna dan menjadikannya sebagai sasaran balas dendam atas kematian sang kekasih di hari pernikahan mereka. Ringgo Massaid, si pemimpin Mafia mengabarkan jika dalang pembunuhan itu adalah Bramantyo. Askara pun berniat membalaskan dendamnya pada anak semata wayang Bramantyo itu. Hanya saja, kebenaran demi kebenaran terungkap sejak Askara mulai menaruh hati pada gadis itu. Siapakah yang sebenarnya bersalah pada kejadian naas itu? Lalu bagaimana kisah cinta Aluna dan Askara setelah Aluna mengetahui modus Askara mendekatinya?
Tepat pukul dua belas malam. Derap langkah kaki tegap seorang lelaki tiga puluh tahunan. Terus berpacu melewati sebuah gang kecil yang cukup kumuh, karena berada di antara dua gedung bertingkat yang tidak pernah terawat. Dari tampangnya yang terlihat sangar. Tersirat rasa ketakutan yang cukup besar. Hal itu dapat terlihat jelas dari caranya berjalan cepat sambil sesekali menoleh ke belakang. Seakan ia takut ada seseorang yang mengikutinya.
Pada salah satu tangannya yang sengaja disembunyikan di dalam saku jaket Hoodie berwarna hitam itu, menggenggam sebuah gelang dengan bandul bulat pipih keemasan mirip yang logam lima ratus rupiah. Dalam kepingan logam itu, tersimpan sebuah chip kecil yang berisi data penjualan bisnis ilegal dari sebuah kelompok mafia yang diketuai oleh Ringgo Massaid. Sementara lelaki itu adalah anak buah Keanu Adiwangsa. Kelompok mafia lain yang menjadi mitra bisnis Ringgo sejak beberapa tahun terakhir. Namun, Keanu merasa Ringgo telah menipunya dalam mengerjakan bisnis haram mereka. Dimana ia yang suplai barang-barang ilegal hanya mendapatkan sebagian kecil keuntungan. Dan dengan data yang berada di dalam chip itu. Ia akan membongkar tabiat buruk Ringgo. Lalu menyatakan perang dingin terhadapnya. Sebenarnya, dengan mencuri benda itu dari tangan Ringgo sendiri. Sudah menjadi awal permulaan mereka memulai perkelahian sengit ini. Sebab, benda itu sejak dibuat selalu ada di tangan Ringgo.
Sementara, beberapa saat yang lalu. Lelaki itu berhasil mengelabui Ringgo dengan mengajak lelaki paruh baya itu party berdua ditemani puluhan botol dan para gadis cantik nan sexi. Seperti yang selama ini dia tau. Ringgo paling tidak bisa menahan godaan wanita. Apalagi dengan diajak bersenang-senang seperti itu. Biasanya dia tidak mau dikawal oleh satu pun anak buahnya.
Hanya saja, lelaki itu tak yakin Ringgo benar-benar datang sendiri. Ia yakin, anak buahnya yang sangat solid pasti mengintainya dari belakang. Meskipun mereka tidak pernah mencurigai lelaki itu ada di kubu Keanu, tapi tetap saja lelaki itu harus waspada.
Sampai di ujung gang. Lelaki itu pun langsung mengembangkan senyumannya. Tatkala melihat sebuah mobil Jeep Wrangler Rubicon hitam berhenti tepat di depan pintu keluar lorong itu. Tak hanya itu, beberapa lelaki kekar pun terlihat berjaga di beberapa sudut mobil itu. Tentunya, mereka adalah orang-orang yang bertugas mengamankan lelaki itu dari serangan anak buah Ringgo. Sebab, semua pun paham. Misi ini tergolong misi tersulit yang pernah mereka hadapi.
Lelaki itu segera mempercepat langkah kakinya. Hingga saat jaraknya tersisa beberapa langkah. Dengan sigap salah satu lelaki kekar itu membukakan pintu. Lelaki itu segera masuk dan pintu langsung ditutup kembali. Sedangkan para lelaki kekar itu segera masuk ke dalam mobil itu dan satu mobil lain di belakangnya.
"Bagaimana?" tanya Keanu tanpa menoleh ke arah lelaki yang baru saja masuk ke dalam mobil kebanggaannya. Lelaki itu pun langsung tersenyum puas. Tanpa membuka mulutnya untuk menjawab. Ia mengeluarkan gelang yang sedari tadi di genggamnya.
"Sukses, Bos."
"Hahahaha." Keduanya pun langsung tertawa lepas.
"Gampang juga ngibulin si Ringgo. Dia pikir, cuma dia yang jago tipu-menipu. Ayo, kita jalan!" titah Keanu pada si anak buah yang memegang setir kemudi mobil itu.
"Siap, Bos!" jawab lelaki berbadan kekar itu sambil menyalakan mesin mobilnya. Namun, belum sempat ia berhasil menggerakkan keempat roda besar mobil itu. Seseorang sudah berjalan tegap menuju ke arah mobil itu.
"Bos. Sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang," ujar si sopir yang langsung membuat perhatian Keanu teralihkan dari gelang itu. Keanu pun langsung menatap ke arah depan dan memandang sosok lelaki tengah berjalan tegap dengan pandangan mata tajam hendak menusuk mobil besarnya.
"Askara," gumam Keanu menyebut nama anak buah kepercayaan Ringgo. "Perintahkan orang-orang di mobil dua untuk habisin dia," titah sang Bos Mafia itu.
"Baik, Bos,'' jawab si sopir. Ia pun segera mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Lalu menelpon salah satu rekannya di mobil belakang untuk segera keluar dan bersihkan si kampret Askara.
Tanpa membuang waktu kesepuluh orang yang berada di mobil belakang langsung turun dan menghadang langkah Askara.
"Hentikan langkah loe!!! Atau loe akan berurusan sama kita semua!" ujar salah satu lelaki berbadan kekar itu berusaha menekan nyali Askara. Namun, bukannya mengindahkan ucapan lelaki kekar tadi. Askara justru tersenyum sekilas sambil terus berjalan.
"Gue nggak akan pergi. Sebelum kalian serahkan chip itu kembali," timpal Askara dengan nada menantang.
"Heh. Kalau begitu berarti loe lebih memilih mati di tangan kita. Ayo, semuanya hajar!" kata seorang lelaki berbadan gagah lainnya.
Seketika kesepuluh lelaki itu langsung mengeroyok Askara secara membabi buta. Ada yang langsung melayangkan tinjunya, tendangan bahkan ada juga yang mengeluarkan pisau lipatnya. Meskipun badan Askara tidak sekekar mereka. Namun, badannya yang atletis itu menyimpan tenaga cukup banyak. Askara tampak tak begitu kewalahan menghadapi mereka. Sosok lelaki itu pun terlihat sangat tangguh dan jago bertarung. Makanya, dengan gesit ia menangkis semua serangan yang mengarah padanya. Tak hanya itu, sesekali ia juga membalas tonjok demi tonjokan mereka dan semuanya tepat sasaran. Tak ada yang meleset sama sekali. Hingga pada detik berikutnya, seseorang berniat melayangkan tinjunya dari arah belakang. Mata elang Askara yang melihat hal itu dari pantulan kaca jendela mobil di depannya. Langsung menarik tangan lelaki itu. Kemudian membantingnya ke atas kap depan mobil Jeep itu.
Melihat temannya jatuh terkapar di atas aspal. Setelah badannya menabrak mobil si bos besar. Amarah anak buah Keanu pun kian berkobar. Begitu pula dengan si sopir yang ada di mobil tadi. Dengan lebih ekstrim mereka menyerang Askara. Bahkan, saat sang lawan lengah. Seseorang meraih tangan Askara lalu menguncinya di belakang punggung.
Tanpa menunggu lama. Orang-orang itu segera memukuli Askara dengan lebih berani lagi. Namun, bukan Askara namanya kalau tidak bisa keluar dari keadaan itu. Setelah mengumpulkan tenaga ia segera mengangkat kedua kakinya. Untuk menendang lelaki kekar yang hendak menusukkan pisau lipatnya ke tubuh Askara. Orang itu pun langsung tersungkur ke aspal. Tak hanya itu, sebelum mereka cukup sadar dengan tenaga Askara sekarang. Lelaki berwajah tampan dengan bulu-bulu halus di bagian rahang yang semakin mempertegas bentuk wajahnya itu segera mengeluarkan kemampuan bela dirinya yang berada di atas rata-rata. Sehingga, tak butuh waktu lama. Satu per satu orang-orang itu tumbang dan berjatuhan.
Askara pun tak begitu memperdulikan mereka. Sebab, tujuannya kesini bukanlah untuk menghabisi para cecunguk kayak mereka. Ada hal yang lebih penting yang menunggu untuk diselamatkannya. Dengan gerakan yang kasar Askara membuka pintu mobil Jeep itu dengan paksa.
"Mana barang yang loe curi tadi?" ujar Askara pada kedua orang yang tampak ketakutan di dalam mobil itu. Keanu yang terlihat sangat panik pun berlindung di belakang tubuh anak buahnya yang dijadikan sebagai tameng.
"Bagaimana, Bos?" tanya lelaki itu meminta persetujuan sang Bos besar.
"Mana?!" ulang Askara dengan lebih tegas.
"Ka... kasih aja cepetan!" ujar Keanu tergagap. Anak buahnya pun langsung mengeluarkan tangannya yang sedari tadi menggenggam benda yang dimaksud Askara.
"In... ini," ujarnya dengan nada tergagap. Takut nasibnya akan berakhir sama dengan teman-teman yang lain. Askara segera merebut benda itu lalu ia pun bergegas pergi.
Dengan menggunakan mobil sport mewah kebanggaannya. Askara sampai di depan markas besar Ringgo. Setelah memarkirkan mobilnya di depan tempat itu. Ia pun segera keluar dan berjalan masuk ke dalam rumah mewah yang dijaga super ketat itu.
Askara melenggang di tengah-tengah barisan anak buah Ringgo yang berwajah sangar. Namun, saat melihat Askara melintas. Tanpa segan mereka membungkukkan badan sebagai tanda hormat mereka pada si tangan kanan bos besar. Askara sendiri tak begitu memperdulikan mereka. Ia tampak acuh melewati mereka dengan tatapan yang terus menatap ke arah pintu besar yang menjadi pembatas singgasana sang pemimpi Mafia.
Krek.
Askara langsung membuka pintu kayu berukir naga itu. Sesaat kemudian ia pun langsung berdecak kesal. Tak menyangka si big Bos masih saja asik main kuda-kudaan dengan seorang wanita panggilan di saat ia mempertaruhkan nyawanya untuk mengambil chip itu.
"Bos," panggil Askara yang langsung membuat kedua insan itu menghentikan gerakannya.
"Askara," ujar si Ringgo sambil menyingkirkan si wanita dari atas tubuhnya. Askara pun langsung memalingkan wajahnya saat melihat sosok wanita tanpa busana itu berdiri menghadap ke arahnya. Ia memang paling tidak suka dengan pemandangan itu. Meskipun tak bisa dipungkiri. Jika ia juga memuji kemolekan tubuh wanita itu. Tetapi melihat tingkahnya yang suka mengobral diri. Sungguh sangat memuakkan bagi Askara. "Nggak perlu sungkan gitu dong, Askara. Lihat bidadari gue ini! Cantik bukan?" lanjut si Ringgo sambil mencolek dagu wanita itu.
"Gue cuma mau kasih ini, Bang," timpal Askara sambil meletakkan gelang itu di atas meja kecil di sebelah ranjang Ringgo. Ringgo segera meraihnya dan memakai benda penting itu di tangannya lagi. Sementara, Askara pun langsung balik badan dan hendak pergi. Namun, baru beberapa langkah ia kembali menghentikan gerakannya. "Ini adalah tugas terakhir gue, Bang. Jadi, gue harap. Lain kali loe bisa lebih hati-hati lagi," tambah Askara sebelum pergi.
Karena membantu aktor tampan yang paling dikaguminya. Mel harus terlibat cinta satu malam dengan seorang Axel Nolan Xavier. CEO perusahaan berlian terbesar di Indonesia. Axel yang jatuh cinta pada Mel sejak malam itu, menggunakan kuasa dan kekayaannya untuk menjerat Mel dalam pernikahan kontrak. Namun, siapa sangka. Ezio Clay sang aktor tampan itu adalah adik Axel yang sudah lama kabur dari rumah. Ezio yang tau Mel tak bahagia di sisi Axel berusaha untuk merebutnya dari tangan sang kakak. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mungkinkah Mel tetap akan pergi disaat sudah mulai nyaman dengan Axel?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.