/0/22020/coverbig.jpg?v=ffd20f5f14eb9c06bbd063ed431d903f)
Kaira sangat terkejut saat mengetahui jika lelaki yang dijodohkan dengannya adalah Melvin Ethan Wijaya. Mantan pacarnya di SMA yang sudah mencampakkan Kaira begitu saja. Setelah berhasil memanfaatkan kepintaran Kaira agar bisa lulus ujian. Kaira pun menyusun rencana untuk mengambil hati Melvin dan membalas dendam. Namun, apa yang terjadi setelah mereka melalui banyak hal bersama? Akankah cintanya yang dulu menggebu-gebu padam begitu saja?
Kegembiraan menyelimuti seluruh siswa SMA Pelita. Semua siswa kelas dua belas dinyatakan lulus. Sehingga kini mereka semua sedang merayakan eforia yang begitu riuh di lapangan basket outdoor sekolah. Tak mau ketinggalan seorang gadis berkepang dua dan berkacamata tebal. Berlari dari aula sekolah menuju ke tempat itu. Di tangannya tampak bunga warna-warni yang begitu cantik. Sedangkan sebuah selempang bertuliskan lulusan terbaik melingkar di badannya.
Gadis itu menyusup ke tengah-tengah hiruk pikuk kesenangan rekan-rekannya satu angkatan. Mereka tampak berkumpul dan menyoraki satu nama yaitu Melvin. Si murid tampan idola sekolah.
"Melvin! Kita lulus! Yeeey! Kita semua lulus!" teriak para gadis bersahutan. Si kutu buku tadi juga menuju ke arah orang yang sama. Ia tak menghiraukan tatapan orang-orang yang menatapnya sinis. Sebab, ia pun ingin menyampaikan ucapan yang sama pada lelaki tampan yang sudah lama dicintainya itu. Saat sampai di tengah-tengah. Betapa terkejutnya ia melihat sosok lelaki itu sedang berpelukan dengan gadis lain.
"Melvin!" panggil Gadis itu yang membuat si cowok tampan itu menoleh. Gadis itu berlari mendekat lalu mengurai pelukan mereka berdua. "Mengapa kau memeluk pacarku. Bukankah semua orang tau jika Melvin adalah kekasihku," hardik gadis itu.
"Hahahaha." Semua orang tertawa lepas. Tak terkecuali Melvin dan gadis di sampingnya.
"Bibi, Sayang. Aku memang pacaran denganmu. Tapi, itu kemarin. Saat aku masih membutuhkan otakmu untuk mengerjakan semua tugas sekolah dan lembar ujianku. Sekarang aku sudah mendapatkan nilai yang bagus. Cukup untuk memuaskan hati kedua orang tuaku. Jadi, aku tak membutuhkanmu lagi."
"Apa maksudnya itu?"
"Hei, gadis norak. Ternyata otakmu tak secerdas itu ya. Maksud Melvin dia mau putus sama kamu. Karena kamu sudah tidak dibutuhkannya lagi," kata gadis di samping Melvin yang langsung disambut dengan tawa para gadis lain.
"Apa?" gumam Kaira, si gadis kutu buku itu tidak percaya.
"Hahahaha. Bibi. Bibi. Bangunlah dari tidurmu. Karena mimpimu sudah selesai. Makanya, jangan jadi pungguk merindukan bulan," cibir salah satu siswi. Sambil terus menertawakan Kaira yang terlihat bodoh.
"Melvin. Katakan semua ini hanya bercanda, kan?" Melvin tersenyum kecil sambil mendekati Kaira.
"Tidak. Mereka benar. Aku tidak membutuhkanmu lagi. Detik ini juga aku mencampakkan mu. Hahaha!" Melvin tertawa lepas seakan tanpa beban. Padahal di depannya ada hati yang ia kecewakan. Semua orang pun ikut tertawa puas. Hanya Kaira yang meneteskan air mata. Dia merasa sangat terhina dan bodoh. Dia menatap ke sekeliling. Semua orang mencemooh dan menghinanya dengan sangat bahagia.
.
"Kaira," panggil seorang Nenek yang membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Ia segera meletakkan foto saat kelulusan SMA-nya di samping foto wisudanya di Tokyo University yang berlangsung beberapa saat yang lalu.
"Iya, Nek."
"Kamu sudah siap?" tanya wanita tua itu. Kaira pun mengangguk mantap. Kemudian ia beranjak dari duduknya lalu berjalan mendekati sang Nenek yang berdiri diambang pintu. "Wah. Kamu terlihat sangat cantik. Persis seperti mendiang ibumu," puji sang Nenek yang membuat Kaira tersipu.
"Ah, Nenek bisa saja."
"Andai kedua orang tuamu masih ada. Mereka pasti akan sangat bangga melihat prestasimu," tambah Nenek sambil menoleh ke arah gambar wisuda Kaira tadi. Kaira tersenyum sambil mengelus lengan sang Nenek yang mendadak terlihat sedih.
"Aku yakin. Sekarang pun mereka pasti bisa melihatnya dari surga. Iya kan, Nek?"
"Tentu. Ya, sudah. Ayo, kita berangkat! Nanti kita sampai malah acaranya sudah selesai." Kaira mengangguk setuju. Kemudian mereka melangkah pergi.
Mobil yang dinaiki Kaira dan Neneknya sampai di depan ballroom hotel mewah yang sedang menyelenggarakan pesta pernikahan pasangan anak pejabat. Seorang doorman membukakan pintu untuk Nenek dan Kaira turun. Lalu keduanya melewati karpet merah menuju ke dalam gedung yang sudah disulap dengan sangat megah.
Nenek girang saat bertemu dengan teman-temannya. Acara pernikahan ini memang milik cucu teman Nenek. Sehingga tak heran jika Nenek langsung sibuk bernostalgia sendiri sampai-sampai melupakan keberadaan Kaira disana.
"Oh, ini pasti Kaira. Wah, kamu cantik sekali," puji salah satu teman Nenek.
"Selain cantik dia juga baru saja lulus di Tokyo University lho!" sahut Nenek sombong, yang membuat Kaira merasa tidak enak, sedangkan yang lainnya takjub.
"Nenek," gumam Kaira protes.
"Lah. Kenapa? Emang bener kok." Nenek membalas tanpa dosa.
"Memang dari dulu kamu sudah terkenal pintar. Selamat ya, Kaira! Kamu benar-benar gadis yang sempurna. Kelak suamimu pasti sangat beruntung memiliki gadis seperti kamu."
"Terima kasih, Omah."
"Apa benar kau lulusan Tokyo University? Selamat ya! Kudengar kau masuk dengan jalur prestasi ya! Wah. Hebat sekali, anak saya saja ditolak karena nilainya kurang bagus." Kaira hanya tersenyum simpul atas pujian dari anak teman Neneknya itu.
Kaira merasa semakin tak nyaman berada di sana. Karena keluarga dari teman-teman Nenek semakin banyak berkumpul dan terus menyanjungnya. Saat matanya melihat meja prasmanan, ia pun memiliki ide.
"Maaf, Nek. Aku permisi ambil minum dulu ya!" pamit Kaira kemudian berlalu bergegas meninggalkan tempat itu. Dia melangkah dengan cukup cepat sambil sesekali menoleh ke arah kerumunan neneknya tadi. Kaira tak mengindahkan orang yang berada di sekitarnya. Hingga tak sengaja ia menabrak seorang laki-laki hingga nyaris terjatuh. Untung saja lelaki itu dengan sigap menangkap tubuhnya sebelum menyentuh lantai.
"Ma... maaf," kata Kaira. Matanya terbelalak melihat sosok lelaki tampan itu.
"Bibi," ujar lelaki itu dengan wajah tak percaya, tapi dengan senyuman khas di bibir. Kaira cepat-cepat menegakkan badannya kembali.
'Shit! Diantara ribuan lelaki di dunia ini. Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi?' pikir Kaira kesal.
"Hahaha. Ternyata kau tidak jauh berubah ya. Kau masih saja menguntit ku seperti dulu. Tapi, dandananmu sekarang boleh juga." Melvin menyentuh dagu Kaira yang langsung ditepis oleh gadis itu.
"Hahaha." Kaira tertawa sumbang. "Jangan terlalu percaya diri, kawan! Aku bahkan tidak tau jika kau juga ada disini. Andai aku tau lebih dulu. Sudah pasti aku memilih untuk tidak pergi ke tempat sialan ini," kata Kaira. Ia meraih gelas berisi soda di atas meja samping Melvin kemudian segera pergi. Melvin tersenyum mengejek melihat kepergian gadis itu. Ia pun meraih gelas soda dan membawanya menjauh.
Dari tempat yang cukup jauh. Kaira berusaha untuk mengalihkan perhatian dari sosok lelaki tadi. Namun, ketika mengedarkan pandangannya. Ia malah melihat Melvin yang sedang berbincang dengan seorang laki-laki. Tak ada aneh dari sikap mereka, tapi saat Kaira memperhatikan dengan lebih jelas. Ia melihat lelaki itu memasukkan sesuatu ke dalam minuman Melvin saat Melvin lengah.
"Apa yang dilakukan lelaki itu?" gumam Kaira. Ia pun segera mengikuti kepergian Melvin setelah perbincangannya dengan lelaki itu selesai. Melvin berdiri di sudut ruangan hendak menikmati minumannya. Akan tetapi, belum sempat meneguk isi gelas itu. Kaira lebih dahulu merebutnya.
"Jangan minum itu!"
"Kamu tau kenapa batu es ini bisa mencair?" tanya Aluna sambil memainkan sebuah balok es seukuran ibu jari di atas dada bidang Askara yang tak tertutup selembar benang pun. Es batu itu memang mulai mencair, sebab terkena kulit hangat yang sedikit berbulu halus itu. Si Lelaki berbadan atletis pun berusaha menahan gejolak jiwa laki-lakinya agar hendak meledak. Bagaimanapun dia hanyalah seorang lelaki normal yang sedang digoda oleh wanita cantik berbadan seksi di atasnya. Beberapa kali Askara memejamkan mata sambil memalingkan wajahnya. Malas rasanya ia menjawab pertanyaan sepele dari gadis cantik yang notabene adalah gadis kawalannya itu. Namun, ia tak punya pilihan lain. Kedua tangan diikat pada sudut ranjang dan hanya akan dilepas jika hukumannya selesai. "Kenapa?" ujar Askara akhirnya. "Karena sedingin apapun es, akan mencair bila terkena benda hangat. Begitu pula dengan sikap elo. Gue yakin sikap dingin loe akan segera mencair dengan hangatnya cinta gue," rayu Aluna. – Aluna Yudistira Bramantyo jatuh cinta pandangan pertama pada lelaki yang kini menjadi Bodyguardnya. Namun, sayangnya diam-diam lelaki itu justru membenci Aluna dan menjadikannya sebagai sasaran balas dendam atas kematian sang kekasih di hari pernikahan mereka. Ringgo Massaid, si pemimpin Mafia mengabarkan jika dalang pembunuhan itu adalah Bramantyo. Askara pun berniat membalaskan dendamnya pada anak semata wayang Bramantyo itu. Hanya saja, kebenaran demi kebenaran terungkap sejak Askara mulai menaruh hati pada gadis itu. Siapakah yang sebenarnya bersalah pada kejadian naas itu? Lalu bagaimana kisah cinta Aluna dan Askara setelah Aluna mengetahui modus Askara mendekatinya?
Karena membantu aktor tampan yang paling dikaguminya. Mel harus terlibat cinta satu malam dengan seorang Axel Nolan Xavier. CEO perusahaan berlian terbesar di Indonesia. Axel yang jatuh cinta pada Mel sejak malam itu, menggunakan kuasa dan kekayaannya untuk menjerat Mel dalam pernikahan kontrak. Namun, siapa sangka. Ezio Clay sang aktor tampan itu adalah adik Axel yang sudah lama kabur dari rumah. Ezio yang tau Mel tak bahagia di sisi Axel berusaha untuk merebutnya dari tangan sang kakak. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mungkinkah Mel tetap akan pergi disaat sudah mulai nyaman dengan Axel?
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR MENGANDUNG KONTEN DEWASA 21+++. YANG MASIH KECIL MINGGIR DULU YA! Deskripsi Bercerita tentang seorang wanita cantik bernama Renata Adinda, yang dijodohkan dengan Mehesa Adi Sanjaya. Sejak pernikahan mereka, Adi tidak pernah melihat Renata sedikitpun atau menganggapnya sebagai seorang istri. Perhatian dan kebaikan yang Adi berikan untuknya hanya karena status mereka sebagai suami istri. Adi tidak pernah memberikan nafkah batin dan biologis untuk Renata. Bahkan tidur dalam satu ranjang pun tidak. Akhirnya datang seorang pria gagah dan tampan, yaitu kakak Adi bernama Ryota Anggara, atau sering disebut bang Rio. Ia tertarik dengan Renata dan mengetahui keadaan rumah tangga Renata dan adiknya yang hanya penuh dengan keterpaksaan. Akhirnya Rio mendekati Renata dan terjadilah hubungan terlarang antara mereka. Bagaimanakah kelanjutan hubungan terlarang antara adik ipar dan kakak ipar ini? Apakah mereka sanggup bertahan, atau malah berpisah? Ikuti saja kelanjutan kisahnya yang akan update disetiap harinya ya!
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?