/0/21524/coverbig.jpg?v=4f2cf90bf569552cf24c57d1460cb3a4)
Di sebuah kota yang dipenuhi deru mesin-mesin pabrik dan hingar-bingar para pedagang, hidup seorang gadis muda bernama Elara. Matanya berbinar-binar meskipun tubuhnya kurus, seakan-akan ia memancarkan sinar yang memancarkan harapan dalam dunia yang serba gelap. Namun, di balik senyumannya yang sederhana, ada luka yang dalam dan kekuatan yang tak terlihat oleh banyak orang. Ia adalah anak dari seorang pria bernama Hasan, yang seharusnya menjadi pilar kekuatannya, namun justru menjadi sumber penderitaan. "Sudah kukatakan, Elara, ini bukan pilihan. Ini satu-satunya cara agar kita bisa keluar dari utang yang semakin menumpuk!" seru Hasan dengan mata yang tajam, namun penuh keputusasaan. Suaranya serak, seperti suara angin yang mengguncang kaca di malam hari. Elara hanya menunduk, merasakan setiap kata itu menusuk hatinya. Ia tahu apa artinya, meski kata-kata itu tak pernah secara eksplisit diucapkan: pernikahan dengan Raka, pria yang terkenal sebagai penguasa bisnis terbesar di negeri ini, seorang yang misterius dan tak pernah sekali pun terlihat di depan umum. "Apakah tidak ada jalan lain, ayah?" suara Elara bergetar, mencoba menahan air mata yang ingin keluar. Namun, Hasan tidak menjawab. Dia hanya menatapnya sejenak, lalu menunduk, membiarkan keheningan menyelimuti ruangan.
Di balik hiruk-pikuk kota yang bising, dengan deru mesin pabrik dan teriakan pedagang di pasar, ada sebuah rumah tua yang terletak di ujung gang sempit. Rumah itu tidak pernah cerah, bahkan di siang hari. Dinding-dindingnya, yang dulu mungkin berwarna cerah, kini memudar, terkelupas dan berlubang. Atapnya bocor, dan setiap hujan datang, air merembes ke dalam, seakan-akan mengingatkan bahwa di dalamnya ada jiwa-jiwa yang terperangkap.
Elara Amara berdiri di dapur kecil rumah itu, memandang ke luar jendela yang berembun. Hujan malam itu turun deras, menyentuh bumi seperti ribuan tangan yang minta tolong. Ada sesuatu dalam hujan itu yang membuat Elara merasa sepi, seperti ada cerita lama yang terlupakan di balik tetesan-tetesannya.
"Ayah!" suaranya, yang lembut dan penuh ketakutan, mengusik keheningan malam itu. Hasan, ayahnya yang sudah tua, muncul di ambang pintu, dengan raut wajah yang lebih lelah dari biasanya. Matanya berkilau, tidak dengan kebahagiaan, tetapi dengan keputusasaan yang mencekam.
"Apa yang kau lakukan, Elara?" Suaranya bergetar, penuh amarah yang diselimuti rasa bersalah. Elara menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Ia tahu, ayahnya bukan orang jahat. Ia hanya seorang pria yang terperangkap dalam lingkaran utang yang tak bisa ia putuskan.
"Kenapa kita tidak mencari jalan lain, ayah?" Elara melangkah mendekat, tangannya gemetar. Hujan di luar terus berjatuhan, seolah ikut menangis bersamanya. "Ada banyak cara untuk membayar utang itu. Kita bisa..."
"Tidak, Elara," kata Hasan, suaranya tiba-tiba keras, membuat Elara terhenti. "Kau tidak mengerti. Ini satu-satunya jalan. Raka... Raka adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita. Dia satu-satunya yang bisa membuat kita bebas dari semua ini."
Nama itu, Raka, bergema di telinga Elara seperti bisikan menakutkan. Raka, sang "Raja Bayangan", pria yang namanya hanya disebut dengan bisikan di pasar, yang wajahnya tidak pernah terlihat di hadapan publik. Elara mendengar cerita-cerita tentang Raka: bagaimana ia menguasai bisnis besar, bagaimana ia mampu mengendalikan segalanya, dari yang terkecil hingga yang terbesar. Tak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, hanya satu hal yang pasti-dia tidak bisa dipercaya.
Tapi ayahnya memandangnya dengan mata penuh pengharapan yang tak bisa ia tolak. Elara tahu bahwa di balik kemarahan Hasan, ada rasa takut yang lebih besar. Takut akan ancaman yang datang dari mereka yang meminjamkan uang, takut akan kehilangan segalanya, bahkan hidupnya sendiri. Elara menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Jadi ini yang harus kita lakukan?" tanyanya, suara nyaris berbisik. Hasan menatapnya, sejenak menahan air mata, lalu mengangguk. Ia tahu ini bukan keputusan yang mudah, tetapi ia sudah kehabisan waktu.
"Kau harus pergi bersamanya, Elara. Kau harus menjadi istrinya."
Kata-kata itu seperti pisau yang menusuk jantungnya. Elara hampir tidak bisa percaya apa yang ia dengar. Istrinya? Dia? Gadis kecil yang hanya tahu tentang kebahagiaan sederhana? Rasanya seperti dunia runtuh di sekelilingnya. Tapi wajah Hasan, yang terkulai dengan garis-garis kelelahan dan mata yang tak berani memandang, membuatnya tahu satu hal: ini bukan pilihan.
Elara menatap ayahnya, hatinya diliputi kebingungan dan ketakutan. Setiap kata, setiap perasaan yang bergejolak di dalam dirinya, tidak bisa diungkapkan. Hujan di luar semakin deras, menghantam atap rumah dengan bunyi seperti ribuan hati yang patah.
"Ini bukan hidup yang pantas aku jalani," katanya akhirnya, suaranya rapuh dan penuh kepedihan. Hasan menghampirinya, menempatkan tangannya di bahu Elara.
"Ini bukan hidup yang pantas kita jalani, Elara. Tapi kita tidak punya pilihan lagi."
Rintikan hujan menggema, seolah menjadi saksi bisu dari sebuah pengorbanan yang tak bisa dihindari. Elara menutup matanya, mencoba menerima kenyataan yang begitu sulit. Seperti hujan yang tidak bisa berhenti, ia tahu, hari-hari depan akan penuh dengan air mata dan ketidakpastian. Namun, di dalam hati kecilnya, ia berjanji-bahwa suatu hari nanti, ia akan menemukan kekuatan untuk mengubah nasibnya, bahkan jika itu berarti melawan bayangan yang bernama Raka.
Kehidupan Raissa berubah drastis setelah kehilangan pekerjaannya dan terancam kehilangan panti jompo tempat dia dan ibunya tinggal. Panti tersebut akan digusur oleh seorang taipan muda, Arkhan Alvaro, pemilik lahan yang dikenal kejam dan tak berperasaan. Raissa, seorang gadis mandiri dengan tekad kuat, memutuskan untuk menghadapi Arkhan langsung, memohon agar dia membatalkan penggusuran. Namun, permohonannya terus ditolak oleh pria dingin itu. Hingga suatu hari, Arkhan mengajukan syarat yang tak pernah Raissa bayangkan. Dengan senyuman licik dan tatapan tajam, dia berkata, "Jika kau ingin aku menyelamatkan panti itu, aku ingin kau menjadi milikku. Sepenuhnya." Raissa terperangkap dalam dilema besar, antara menyerahkan dirinya atau menyaksikan orang-orang yang ia cintai kehilangan tempat tinggal. Hubungan mereka yang dimulai dengan paksaan perlahan berubah menjadi perang emosi-kebencian, cinta, dan pengorbanan yang menguras air mata.
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
Demi bisnis yang menguntungkan dirinya sendiri Rian tega menjual kekaksihnya pada seorang tuan muda yang bernama Albert. Albert menjadikan Renata yang merupakan seorang mahasiswa pertanian sebagai budak ranjangnya setiap hari, jika Albert marah Renata harus melayani Albert yang menyakitinya. namun seiring berjalannya waktu Albert memiliki rasa pada Renata dan menjadikannya pendamping hidup meski Albert harus menentang orang tuannya dan memutuskan pertunangannya dengan seorang wanita pilihan orang tuanya.
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!