/0/20115/coverbig.jpg?v=093a7a406e78901996bf6bf6e361fc45)
Seorang jurnalis pergi ke hotel tua yang terkenal dengan cerita-cerita hantu untuk menulis artikel. Namun, saat tamu-tamu hotel mulai menghilang satu per satu, jurnalis tersebut menemukan bahwa ada lebih banyak kebenaran dalam cerita-cerita hantu itu daripada yang pernah dia bayangkan.
Rina memarkir mobilnya di depan gerbang besi tua yang berkarat, melirik bangunan megah yang menjulang di depan mata. Hotel Tua itu berdiri angkuh di pinggir kota, dikelilingi oleh pepohonan besar yang membuatnya tampak semakin terpencil. Sejak awal, Rina tahu bahwa ini adalah tempat yang penuh dengan cerita misteri dan hantu-dan itulah yang membuatnya tertarik.
Hotel itu telah lama dikenal di kalangan penduduk lokal sebagai tempat yang angker. Cerita-cerita mengenai penampakan hantu, suara-suara aneh di malam hari, dan tamu-tamu yang menghilang tanpa jejak menyelimuti tempat ini dengan aura misteri yang menakutkan. Rina, seorang jurnalis berpengalaman yang sering mengeksplorasi kisah-kisah luar biasa, merasa bahwa ini adalah kesempatan emas untuk menulis artikel yang bisa mengangkat namanya di dunia jurnalisme investigasi.
Rina mengambil napas dalam-dalam dan melangkah keluar dari mobilnya. Suara gerbang yang berderit saat ia membukanya seakan menyambutnya dengan suasana yang mencekam. Ia mengangkat ranselnya dan menuju ke pintu masuk utama hotel yang besar, dikelilingi dengan ukiran-ukiran rumit yang mulai pudar dimakan waktu.
Ketika Rina menekan bel yang menggantung di samping pintu, bunyi nyaringnya memecah keheningan. Beberapa detik kemudian, pintu besar itu terbuka perlahan, memperlihatkan ruang lobi yang megah namun suram. Lampu-lampu kristal yang tergantung di langit-langit bergetar lembut, seolah-olah merespons kehadiran baru di dalam hotel.
Seorang resepsionis tua dengan rambut putih dan mata yang tajam menyambutnya. "Selamat datang di Hotel Tua. Nama saya Bapak Harun, dan saya akan membantu Anda." Suaranya berat dan penuh nuansa nostalgia, seolah setiap kata yang diucapkannya membawa beban sejarah.
Rina tersenyum ramah. "Nama saya Rina. Saya di sini untuk menulis artikel tentang hotel ini. Saya mendengar banyak cerita menarik dan misterius mengenai tempat ini."
Bapak Harun mengangkat alisnya sedikit, tampak terkejut. "Oh, Anda datang ke sini untuk itu. Saya harap Anda siap menghadapi apa pun yang mungkin Anda temui. Hotel ini memang memiliki sejarah yang panjang dan banyak kisah-kisah yang belum pernah terpecahkan."
Rina mengangguk, merasakan semangat investigasinya semakin menggebu. "Saya siap untuk apa pun. Bisa saya tahu di kamar mana saya akan menginap?"
"Anda akan menginap di kamar 13," jawab Bapak Harun sambil menyerahkan kunci kuno yang digantung pada gantungan kunci bertuliskan angka 13. "Ini adalah salah satu kamar yang paling sering dikunjungi oleh para pengunjung yang penasaran."
Rina menerima kunci itu dengan tangan yang sedikit bergetar, merasakan aliran energi yang tidak bisa dijelaskan. "Terima kasih. Saya akan segera naik ke kamar saya."
Sebelum ia melangkah pergi, Bapak Harun menambahkan, "Hati-hati dengan malam hari di sini. Banyak yang mengatakan bahwa malam hari di Hotel Tua tidak seperti malam hari di tempat lain."
Rina melirik sekeliling lobi sebelum melangkah menaiki tangga yang berdecit, menuju kamar 13. Setiap langkah yang diambilnya di sepanjang koridor yang panjang dan remang-remang, Rina merasa seolah ada mata-mata tak terlihat yang mengawasinya. Meskipun ia berusaha untuk tetap tenang, jantungnya berdebar kencang, tidak sabar untuk mengungkap misteri yang tersembunyi di balik pintu kamar itu.
Sesampainya di depan kamar 13, Rina merasakan suasana dingin yang aneh. Ia membuka pintu dengan kunci kuno, dan suara berderit dari engsel pintu membuat bulu kuduknya berdiri. Saat pintu terbuka, ia melihat ke dalam kamar-ruangan yang sederhana namun memancarkan aura kegelapan yang tak bisa dijelaskan.
Rina melangkah masuk, merasa seolah baru saja memasuki dunia lain. Saat pintu kamar menutup di belakangnya, ia tahu bahwa perjalanan investigasinya baru saja dimulai, dan misteri yang menunggu di dalam hotel ini mungkin lebih dalam daripada yang pernah ia bayangkan.
Kamar 13 tampak tidak jauh berbeda dari kamar hotel lainnya, kecuali untuk sentuhan-sentuhan kecil yang memberi kesan kuno. Langit-langitnya tinggi dengan lampu gantung kristal yang sudah mulai berdebu. Perabotan kayu berukir yang berat mengisi ruang tersebut-meja rias dengan cermin besar, ranjang dengan tirai tebal, dan kursi berlengan yang tampaknya sudah lama tidak digunakan.
Rina mulai menata barang-barangnya di meja rias, sambil meneliti sekeliling. Dinding kamar dihiasi wallpaper dengan pola floral yang memudar, dan jendela-jendela besar di sisi kamar tampak buram oleh waktu. Saat ia melangkah ke arah jendela, ia memperhatikan bahwa tirai tebalnya tampak seperti telah dipindahkan dengan cepat, menciptakan bayangan samar di dinding.
Saat ia hendak membuka jendela, sebuah suara lembut yang hampir tidak terdengar menyentuh telinganya. Seakan-akan ada bisikan yang datang dari arah belakang. Rina berbalik cepat, tetapi tidak melihat siapa-siapa di dalam kamar. Ia menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan rasa takut yang mulai menggerogoti pikirannya.
Untuk mengalihkan pikirannya dari suasana yang menegangkan, Rina memutuskan untuk mulai menulis catatan awal di laptopnya. Ia duduk di meja rias dan mulai mengetik, mencatat kesan pertamanya tentang kamar tersebut dan informasi yang diperoleh dari Bapak Harun. Ketika ia sedang sibuk menulis, lampu gantung kristal di atasnya bergetar lembut, seolah merespons getaran jari-jarinya yang menari di atas keyboard.
Tiba-tiba, pintu kamar bergetar sedikit, seolah ada angin kencang yang berhembus di luar. Rina melirik ke arah pintu dan melihat celah kecil yang terbuka. Ia berdiri dan menutup pintu dengan hati-hati, memastikan kunci di pintu terkunci dengan rapat. "Mungkin hanya angin," pikirnya, berusaha meyakinkan diri sendiri.
Saat malam mulai turun, Rina memutuskan untuk mengeksplorasi hotel lebih jauh. Dengan senter kecil di tangannya dan kamera yang siap, ia keluar dari kamar 13 dan mulai berjalan menyusuri koridor hotel. Suasana di luar kamar sangat berbeda-lebih gelap dan sunyi, dengan hanya suara langkah kakinya yang terdengar di lantai kayu.
Ia menyusuri lorong yang panjang, memeriksa beberapa kamar yang tampaknya tidak digunakan lagi. Di salah satu kamar, ia menemukan sebuah pintu kecil yang tampaknya mengarah ke ruang bawah tanah. Rina merasa terpesona, tetapi juga sedikit was-was. Pintu itu tampak kuno dan terkunci dengan rantai besi yang berkarat.
Tanpa ragu, ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan melanjutkan pencariannya keesokan harinya. Malam ini, ia merasa perlu untuk beristirahat dan mengumpulkan energi sebelum mengeksplorasi lebih lanjut. Rina kembali ke kamar 13, menutup tirai dengan hati-hati, dan berbaring di ranjang yang tampaknya lebih nyaman daripada yang ia kira.
Namun, saat ia mulai terlelap, ia mendengar suara yang samar-seolah ada bisikan di telinganya. Rina membuka mata dan duduk di ranjang, berusaha mendengar lebih jelas. Suara itu semakin keras, membentuk kata-kata yang hampir tidak bisa dimengerti. "Bantu kami... temukan... kebenaran."
Dengan hati yang berdebar dan perasaan yang campur aduk, Rina memutuskan untuk bangkit dan mencoba menyelidiki suara tersebut. Ia melangkah keluar dari ranjang, berusaha melawan rasa takut yang merayap di dalam dirinya. Suasana malam di hotel semakin mencekam, dan Rina tahu bahwa ia harus menghadapi misteri yang ada di depannya jika ingin mengungkap kebenaran di balik Hotel Tua.
Bersambung...
Seorang istri yang curiga terhadap suaminya mulai mencari tahu tentang hubungan rahasia yang suaminya jalani. Perselingkuhan ini mengarah pada pengkhianatan yang lebih dalam, memaksanya mengambil langkah drastis untuk melindungi dirinya sendiri.
Seorang pria yang merasa kehilangan gairah dalam pernikahannya menemukan kembali cinta lama yang tak pernah benar-benar pudar. Namun, di balik tatapan penuh cinta itu, ia juga menemukan rahasia yang mengancam kehidupannya yang nyaman.
Seorang wanita terjebak dalam pernikahan tanpa cinta memutuskan untuk mencari kebahagiaan dari masa lalunya. Namun, ketika perselingkuhannya terungkap, ia harus menghadapi pilihan untuk memperbaiki atau meninggalkan hidupnya yang sudah dibangun.
Seorang pria yang merasa terjebak dalam rutinitas rumah tangganya mulai menjalin hubungan dengan rekan kerjanya. Perselingkuhan ini membawanya ke dalam dunia yang penuh gairah, namun juga rasa bersalah yang semakin menghancurkan dirinya.
Seorang istri yang selalu setia tiba-tiba menemukan bukti perselingkuhan suaminya. Ketika ia berusaha mengungkap kebenaran, ia justru menemukan lebih banyak kebohongan yang suaminya simpan selama ini.
Seorang pria mulai menerima surat-surat dari dirinya sendiri yang tertanggal 10 tahun di masa depan, memperingatkannya tentang kejahatan yang belum terjadi. Dia harus menggunakan informasi tersebut untuk mencegah pembunuhan, sambil mencari tahu siapa sebenarnya yang mengirim surat-surat itu.
WARNING 21+ Harap bijak dalam memilih bacaan. Angel memiliki seorang ayah tiri yang tampan rupawan, dia sangat menyayangi ayah tirinya seperti ayah kandungnya sendiri. namun seiring berjalannya waktu, rasa sayang Angel pada ayah tirinya berubah menjadi perasaan lain. Apa yang harus dia lakukan saat suatu malam ayah tirinya datang padanya dalam keadaan mabuk dan menyatakan perasaannya? apalagi, Angel tidak kuasa menahan godaan ayah tirinya dan berakhir tidur bersama. Ibu Angel yang mengetahui ada gelagat aneh dari suaminya terhadap Angel, mulai mengakui hal yang membuat Angel sangat terkejut. Ayah tirinyalah yang menyebabkan ayah kandung Angel meninggal. Apa yang harus Angel lakukan?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata CEO? Angkuh? Kejam? Arogan? Mohammad Hanif As-Siddiq berbeda! Menjadi seorang CEO di perusahaan besar seperti INANTA group tak lantas membuat dia menjadi tipikal CEO yang seperti itu. Dia agamis dan rajin beribadah. Pertemuan putrinya Aisyah dengan Ummi Aida, seorang office girl di tempat dimana dia bekerja, membuat pertunangannya dengan Soraya putri pemilik perusahaan terancam batal karena Aisyah menyukai Ummi yang mirip dengan almarhum ibunya. Dengan siapa hati Hanif akan berlabuh?
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?