Permana Brata yang lahir dari hubungan gelap antara Prabasari dengan Baron Smith, melanjutkan petualangannya. Setelah bertemu ibunda, kini ingin melacak keberadaan ayahanda. Berbekal berbagai ilmu dari Ki Sasmaya, jurus yang dikembangkan dari Sepuluh Syair Bumi Pertiwi, dan Pedang Kebenaran Sejati, Permana Brata menyingkirkan berbagai aral yang menghadang. Pahit getir di dunia persilatan, dijalani dengan tegar. Demi menemukan ayahanda, apa saja yang menjadi penghalang, diterjang dengan seluruh kemampuannya.
Permana Brata meninggalkan Tanah Jawa dengan menumpang kapal dagang seorang saudagar kaya dari wilayah Kerajaan Pulungwarih. Begitu sampai tujuan, Permana segera meninggalkan kapal dagang yang berlabuh di pantai barat Pulau Seberang, begitu menurut kata ibundanya, Ratu Prabasari.Maksudnya, pulau yang terletak di seberang Tanah Jawa. Untuk menuju ke pulau itu, dengan cara menyeberangi lautan. Lewat jalan laut, menggunakan kapal atau perahu.
Orang menyebut pulau yang telah disinggahi Permana itu adalah Pulau Surga, atau Tanah Surga.Pulau yang terletak di timur Tanah Jawa terkenal indah dan memikat hati siapa pun mendatanginya.Terkait erat dengan keindahan yang dimiliki pulau tersebut maka ada yang memberinya sebutan Pulau Surga atau Tanah Surga. Satu dari banyak keindahan yang dimiliki Pulau Surga adalah pantai. Permana belum tahu nama pantai yang dia telusuri ini. Tapi yang pasti, pantai ini benar-benar mempesona pemandangannya.Indah dipandang, enak dinikmati selagi sedang istirahat sejenak.
"Hmmm..., benar-benar menawan hati pulau ini," kata Permana Brata. "Kata orang-orang yang pernah datang kemari itu tidak salah.Mereka menyebut tempat ini bagaikan surga.Kata mereka tidak salah.Kata mereka memang benar.Aku berada di pulau ini serasa berada di surga."
Menurut kata saudagar yang telah menolongnya tadi, pantai ini termasuk wilayah Kerajaan Bumitaru.Dan untuk menuju Hutan Lungit, dekat jaraknya, yakni ke arah selatan dengan menelusuri pantai tersebut.Permana menelusuri pantai yang indah itu.
Kedua kaki menapaki pasir yang terhampar.Permana terus berjalan di atas hamparan pasir putih.Pendekar Budiman Pedang Biru itu ingin segera bertemu ayahnya, Baron Smith.Keinginannya yang kuat untuk segera bertemu orang yang dia cari, membuat langkah kakinya mantap dan tidak terasakan kelelahan yang seharusnya dirasakan.
"Pada saat belajar berbagai ilmu silat pada guru dulu, aku tidak merasakan lelah walau seharian berlatih," kata Permana Brata.Perkataannya ditujukan untuk diri sendiri."Apalagi kalau yang dipelajari jurus-jurus baru, maka semakin semangat dan tidak merasa lelah sama sekali. Sekarang aku merasakan hal yang sama. Aku ingin segera tahu ayahku.Aku ingin secepatnya bertemu dia. Bagaimana keadaannya sekarang?Umurnya tentu tidak muda lagi.Namun aku yakin dia berwajah tampan, seperti yang pernah diceritakan ibunda padaku."
Beberapa waktu lalu Permana Brata bertemu ibundanya. Setelah bertemu sang ibu, tentu saja ada keinginan untuk segera bertemu ayahnya. Sebagai seorang anak, keinginan Permana adalah sebuah keinginan yang wajar.Walaupun dia sebenarnya merasa sedih bila teringat tentang hubungan gelap kedua orang tuanya di masa muda dulu.
Ya..., Permana tidak mungkin lupa asal-usulnya. Dia tidak mungkin lupa bahwa dirinya lahir akibat perselingkuhan antara Prabasari sang permaisuri –waktu itu-dengan Baron Smith yang konon, sudah pula berkeluarga.
Kata beberapa orang yang dikenal Permana Brata, Baron Smith punya anak-istri di tanah asalnya, Tanah Hijau. Sebuah tempat yang terletak nun jauh di sebelah utara sana. Nun jauh di seberang sana. Untuk menuju ke Tanah Hijau, diperlukan waktu berlayar selama beberapa minggu.
Aib ini tidak mungkin lepas dari ayah, ibu, dan diriku.Permana Brata merenungi dalam hati.Keberadaanku di dunia ini tak lepas dari perbuatan tidak teruji ayah dan ibu di masa mudanya dulu.Mereka melakukan hubungan cinta terlarang.Namun mereka tidak bisa melarang diri masing-masing untuk saling cinta. Ah..., cinta memang tidak bisa dihalang. Tidak bisa dihadang. Halangan dan hadangan apa pun akan diterjang demi cinta.
Semua orang, termasuk Permana, pasti mempunyai sejarah masa lalu.Hanya saja, sejarah masa lalu Permana memang pekat.Buram.Gelap.Hitam.Sejarah kelam Permana tidak mungkin bisa dihapus.Sejarah adalah segala sesuatu yang pernah dialami seseorang di masa lalu.
Sejarah tidak bisa diingkari. Tidak bisa diputarbalikkan. Sejarah seseorang yang hitam, akan tetap hitam. Tidak bisa diputihkan. Tidak akan bisa menjadi putih hanya karena orang itu berkuasa. Memegang kendali kekuasaan.
Memang, selama orang itu memegang kekuasaan, maka sejarah hitam dirinya bisa dia ubah menjadi putih.Putih bersih.Bahkan sangat putih sekali.Suci.Bening.Tidak ada setitik nila pun. Namun begitu dia kehilangan kekuasaan yang dia pegang, maka sejarah hitamnya pasti akan terungkap. Akan diungkap oleh Yang Maha Tahu, Tuhan Yang Maha Esa. Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Tahu.
Mungkin manusia tidak mampu mengungkap hitamnya sejarah manusia lain. Karena selama berkuasa, manusia lain itu sewenang-wenang, menghabisi siapa saja yang ingin membuka sejarah hitamnya. Namun Tuhan Yang Maha Berkuasa atas segala yang ada di langit dan di bumi, pasti akan mengungkap sejarah hitam si manusia lain yang hati dan sejarah masa lalunya hitam itu. Entah kapan, hanya Tuhan Yang Maha Tahu saja yang mengetahuinya.
Permana menyadari benar bahwa sejarah hitam dirinya, pasti akan membayanginya selama hidup. Akan selalu menjadi bayang-bayang kelam di otaknya.Permana kalau ingat asal-usulnya, sebenarnya merasa malu.
Ya..., Permana Brata merasa malu karena tindakan orang tuanya di masa muda itu adalah sebuah tindakan yang memalukan.Betapa tidak, masa seorang permaisuri sampai berselingkuh dengan Orang dari Tanah Seberang.
Prabasari pernah mengaku kepada Permana, dirinya waktu itu melakukan hubungan gelap dengan Baron Smith karena mendiang suaminya Jarabastidak bisa memberikan keturunan.Waktu itu Prabasari khawatir, kalau sampai dirinya tidak mempunyai keturunan, maka sepeninggal suaminya, takutnya Pulungwarih jadi rebutan.Maka usaha yang sebenarnya buruk itu dilakukan juga.
Ternyata usaha Prabasari membawa hasil. Dia bisa mendapatkan anak, walau pada akhirnya dia buang juga anaknya itu di tengah Hutan Titir. Waktu itu Prabasari khawatir dirinya tidak diterima oleh Jarabas lagi. Kalau sampai dirinya tidak diterima kembali oleh Jarabas, maka akan celaka. Kalau sampai perselingkuhannya dengan Baron Smith ketahuan Jarabas, bisa-bisa mereka dihukum mati!
Pilihan dari dua hal yang memusingkan bagi Prabasari. Dan pada akhirnya Prabasari mengambil sebuah keputusan yang bagi orang kebanyakan dianggap gila! Membuang anaknya di tengah hutan!
Mereka mengambil tindakan yang sebenarnya keji. Kata Permana Brata dalam hati. Agaknya rasa panik dan takut membuat kedua orang tuaku itu kalap.Mereka membuang buah hati mereka di tengah rimba yang berbahaya bagi keselamatan si bayi.Untung saja waktu itu ada orang baik yang menolong si bayi.Kalau si bayi tidak ada yang menolong, maka saat ini aku tidak bisa berada di sini.
Permana sekuat tenaga menghilangkan lembaran hitam yang berkaitan dengan kedua orang tuanya.Paling tidak, untuk saat ini dia merasa lebih baik tidak mengingat-ingat masa lalu. Karena masa lalu yang selalu dipikirkan, justru akan membelenggu manusia ketika ingin melangkah maju.
Ya, lembaran hitam Permana di masa lalu memang tidak semua karena tingkah laku pendekar Pedang Biru itu.Sebagian besar karena tingkah laku kedua orang tuanya.Permana sebisa mungkin ingin melupakan masa lalunya yang kelam.Paling tidak, dirinya tidak ingin selalu mengingat-ingatnya. Karena dengan mengingat-ingat, maka secara sadar atau tidak, dirinya justru akan terseret ke masa lalu.
Kalau terus terseret masa lalu, sulit untuk melangkah maju. Sulit akan melaksanakan tekadnya menumpas segala bentuk angkara murka di muka bumi. Permana Brata berusaha keras mengubur dalam-dalam lembaran hitamnya untuk melaksanakan wasiat mendiang Ki Wacoko, yakni menggunakan Pedang Biru untuk menumpas segala bentuk angkara murka di muka bumi. Sebuah wasiat yang berat untuk dilaksanakan karena selalu ada bahaya yang menghadang di depan mata.
Ketika matahari condong ke barat, Permana mulai memasuki Hutan Lungid. Dia mulai melangkahkan kakinya di hutan yang lebat dan ditumbuhi berbagai macam tumbuhan. Ada yang termasuk tumbuhan yang mengandung obat-obatan. Ada pula yang termasuk tumbuh-tumbuhan beracun. Permana ingat kata ibundanya. Ayahnya masuk hutan ini juga melakukan seperti yang pernah dialkukannya sewaktu masuk Hutan Titir. Yakni mencari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan untuk obat. Untuk penyembuhan. Masalahnya sekarang, bagaimana cara menemukan ayahnya di hutan yang seluas ini?
Permana berjalan ke arah timur. Dia melalui jalanan setapak yang jarang dilalui manusia. Daun-daunan di kanan kirinya bergesekan dengan pakaiannya yang berwarna biru muda. Pedang Biru yang tersampir di punggung sekali waktu juga bersentuhan dengan ranting-ranting pepohonan yang berintangan di atas kepalanya.
Demi mencapai tujuan baiknya, Permana mengabaikan berbagai rintangan yang ada. Daun-daunan, ranting-ranting, duri-duri, dan berbagai bentuk rintangan lain, dianggap tidak ada. Untuk mencapai tujuan baik yang tertanam di hati, dia meniadakan segala bentuk hambatan yang bisa menghancurkan. Permana bertekad untuk menghabisi segala bentuk yang ingin menghambatnya dalam menumpas segala bentuk kejahatan.
Zhuuut...! Cheb!
Sebuah anak panah pendek melesat dari samping kiri. Melintas di depan hidung Permana. Lalu menancap di sebatang pohon ada di sebelah kanan Permana. Pohon besar sebesar tubuh orang dewasa itu berderak. Ambruk ke kiri. Merintangi jalan Permana!
***
Setelah bertemu kedua orang tuanya, Permana Brata memusatkan perhatiannya untuk penyembuhan Ki Sasmaya. Pendekar yang memiliki Pedang Kebenaran Sejati itu ingin berbakti kepada sang guru dengan cara mengupayakan kesembuhannya. Namun aral selalu saja ada tanpa terduga. Ada segerombolan perampok, penculik, sekaligus pemberontak ingin mengacau. Dunia persilatan akan dibuat carut malut oleh gerombolan Musto Ireng. Permana bertindak cepat untuk menyelamatkan dunia persilatan dari tangan-tangan kotor yang mencengkeram secara kejam.
Suro Joyo melanjutkan pengembaraannya. Setelah berhasil menundukkan Putri Siluman Alas Waru, terjebak arus konflik di Kerajaan Karangtirta. Ada pemberontakan di kerajaan tersebut yang mesti diselesaikan. Suro Joyo juga mesti menghadapi bajak laut Selat Utara yang mengacaukan para pelintas di lautan luas. Ada lagi persoalan yang tidak bisa dihindari sang Pendekar Kembara Semesta, yakni permasalahan yang dihadapi Ayumanis di Penginapan Melati Jingga. Menyusul, ada tantangan dari Sanggariwut, pendekar hebat yang punya jurus andalan Jurus Ular Api Neraka.
Suro Joyo menolak keinginan ayahandanya untuk mewarisi tahta Kerajaan Krendobumi. Pendekar Rajah Cakra Geni itu lebih mementingkan siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Dia mengembara ke segala penjuru jagat raya, sehingga mendapat julukan Pendekar Kembara Semesta. Dalam pengembaraannya, Suro terlibat perebutan Bunga Puspajingga, menghindari jerat Dewi Pemikat dan kesaktian Tombak Siung Sardula. Selain itu, Suro terseret kemelut para pendekar yang menginginkan harta karun Goa Barong. Demi menegakkan kebenaran dan keadilan di alam semesta, Suro harus berhadapan dengan Putri Siluman Alas Waru.
Sehebat apa pun Permana Brata, dia manusia. Manusia yang punya masa lalu gelap, kelam, dan kusam. Asal-usul Pendekar Budiman itu diwarnai noda hitam. Untuk mengubur dosa-dosa yang pernah dilakukan, Permana melakukan kebaikan terhadap siapa pun dalam pengembaraannya. Dengan bekal berbagai ilmu dan jurus Sepuluh Syair Bumi Pertiwi, serta Pedang Kebenaran Sejati, Permana melacak keberadaan kedua orang tuanya. Berbagai aral menghadang, dia terjang. Berbagai rintangan, dia hancurkan. Hanya satu prinsip Permana, basmi segala bentuk angkara murka di muka bumi. Musnahkan segala bentuk kejahatan demi tercipta kedamaian di jagat raya.
Basudo anak orang tak mampu. Masa kecilnya didera kemiskinan. Masa kecil dipenuhi rasa dendam pada orang-orang yang ada hubungan dekat dengannya. Rasa dendam ini terus ada dan sulit dipadamkan. Rasa dendam itu sebisa mungkin dia lampiaskan. Pelampiasan dendam dilakukan sejak masih remaja sampai dewasa. Untuk melampiaskan dendam kesumat yang membaja di hati, Basudo meniti jalan berliku dan penuh resiko. Namun resiko apa pun dia hadapi. Resiko sebesar apa pun, dia tempuh demi tercapai keinginannya. Keinginan untuk menghabisi orang-orang yang pernah menyengsarakan hidupnya. Demi memenuhi ambisi ekonomi dan kekuasaan dalam upaya balas dendamnya, Basudo melakukan apa saja. Tidak peduli yang dia lakukan membuat orang lain menderita. Basudo melakukan berbagai tindakan yang membuat orang lain binasa. Bukan hanya satu orang yang telah dibinasakan Basudo, tetapi lebih banyak lagi yang tak terhitung jumlahnya. Tindakan Basudo yang di luar batas mendapat tentangan dari banyak orang. Di antara yang menentang, ada yang berani menghadapi sang raja mafia dengan resiko kehilangan nyawa. Defian dan Telma yang berani menempuh jalan kematian demi memusnahkan Basudo dan gerombolannya!
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
Kara dijual oleh suaminya tepat pada malam pertama pernikahan mereka, pada lelaki bernama Angkasa. Kara harus melayani sang CEO selama satu bulan. Hari demi hari dilalui Kara bersama Angkasa, hingga Kara mengandung. Akan tetapi, Angkasa tidak mau mengakui bahwa bayi yang di dalam kandungan Kara adalah darah dagingnya--karena kesalahpahaman. Kara dicampakkan begitu saja. Kara makin menderita karena perbuatan mertua dan suaminya. Dia menghadapi penderitaan hidup seorang diri dalam kondisi mengandung. Kara akhirnya bisa sukses menjadi desainer berkat kerja keras. Angkasa muncul kembali pada kehidupan Kara. Menyesal dan meminta maaf. Akankah Kara menerima permintaan maaf Angkasa?
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.
Malam panas yang kami lalui itu telah membekas begitu dalam di hatiku. Seharusnya, malam itu adalah akhir dari segalanya, akhir dari permainan yang aku mulai. Aku merencanakan semuanya dengan sempurna, menjebak Kak Calvin agar masuk ke dalam perangkap Nona Agnes. Tapi, ironisnya, aku yang terperangkap dalam permainan sendiri. Itu adalah kesalahan. Kesalahan yang besar. Aku tidak seharusnya membiarkan diriku terbawa arus, membiarkan diriku terlibat lebih dalam dengan Kak Calvin. Hubungan kami seharusnya sudah berakhir. Tapi, aku merasa terikat, terperangkap dalam kenangan-kenangan indah yang kami ciptakan bersama. Lalu, bagaimana yang harus aku lakukan sekarang?
(Cerita mengandung FULL adegan dewasa tiap Babnya Rated 21++) Bertemu di kapal pesiar membuat dua pasangan muda mudi memiliki ketertarikan satu sama lain. Marc dan Valerie menemukan sosok yang berbeda pada pasangan suami istri yang mereka temui secara tidak sengaja di kapal pesiar. Begitu pula dengan Dylan dan Laura merasakan hal yang sama kepada Marc dan Valerie. Hingga sebuah ide tercetus di pikiran mereka karena rasa penasaran yang begitu besar. “Sayang, hanya satu hari, haruskah kita bertukar pasangan dengan Valerie dan Marc?” ucap Dylan menatap sang istri. Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka? Apakah perselingkuhan ini akan berakhir atau membawa sebuah misteri kehidupan baru bagi kedua pasangan ini...