Jika hanya tersisa satu cara untuk memperbaiki reputasi dan juga harga dirinya adalah dengan menodongkan pisau lipat pada Arnav, seorang director muda yang namanya sedang melejit di kancah dunia hiburan. Maka tentu Raellyn akan melakukannya tanpa perlu berpikir dua kali. Raellyn ingin menuntut pertanggung jawaban atas tindakan keji yang dilakukan Arsene, adiknya Arnav. Karena telah melanggar janji untuk menikahinya. Namun sayangnya Raellyn tidak cukup mengetahui bahwa Arnav bukanlah tipikal pria yang bisa dia dianggap remeh. Sedangkan bagi Arnav, tatkala dia mendapatkan tantangan yang datang dari seorang wanita asing sekaligus mengingat kebutuhannya untuk segera memiliki istri. Pria itu dengan senang hati mendeklarasikan ajakan menikah pada Raellyn. Dia bahkan tidak peduli meskipun wanita itu mau menikahinya hanya demi uang. Tapi satu hal, Arnav akan memastikan uang yang dia keluarkan akan sepadan dengan seluruh kenikmatan yang bisa dia dapatkan dari Raellyn.
"Hati-hati Miss, benda kecil itu bisa melukai." Suara sang pria terdengar begitu santai, padahal situasinya sedang berada dibawah kendali seorang perempuan yang bisa mencabut nyawanya kapan saja. Tangan si pelaku berusaha untuk tidak gemetaran ketika dia menodongkan sebuah pisau lipat kearah pria yang sedang duduk nyaman ditempatnya dari arah belakang.
"Kau pikir aku bermain-main?" tukas Raellyn sembari tetap menodongkan pisau lipat miliknya kearah pria itu. Gadis itu mencoba untuk menghilangan getaran yang tidak perlu pada jemari tangannya. "Dengarkan aku Sir Arnav yang terhormat! alasanku kemari adalah untuk menuntut tindakan kejahatan paling keji yang telah adikmu lakukan. Aku meminta pertanggung jawabannya secara penuh atas dosanya itu!" Raellyn sempat melirik kearah papan nama di atas meja yang tengah pria itu duduki. Seolah perlu memastikan kembali bahwa dia tidak salah dalam menyebutkan namanya.
Pria yang dipanggil Arnav tersebut tetap duduk dengan santai di kursinya seakan-akan ucapan dan juga pergerakan yang Raellyn buat untuknya bukanlah jenis ancaman serius. Raellyn menggertakan giginya dan tidak mengacuhkan sama sekali keangkuhan pria yang sedang meremehkannya kini. Justru sebaliknya, gadis itu malah semakin menjadi dengan menodongkan senjata miliknya lebih dekat, sejajar dengan leher sang Director. Bahkan menggoresnya hingga darah mengalir dari sana.
"Pertanggung jawaban kah? Kalau begitu silahkan turunkan benda itu dan duduklah disana." Arnav menunjukan satu buah kursi bersandar tinggi yang posisinya tepat di hadapannya. Pria itu juga tidak memperlihatkan sedikitpun keraguan dalam ekspresi wajahnya.
Raellyn melirik kearah kursi yang ditunjuk oleh Arnav, lututnya memang sempat gemetaran. Ini adalah akibat dari salah satu tindakan nekat yang dia buat, sekali dalam seumur hidupnya. Raellyn berharap dengan ini dia bisa mendapatkan apa yang dia kehendaki.
Dibandingkan berdiri dan merasa pegal, akhirnya gadis itu memilih untuk duduk di tepi kursi yang sudah sang tuan tawarkan dengan sangat hati-hati. Berkali-kali dia menggaris bawahi tindakan yang dia pilihnya saat ini bukan karena dia mematuhi pria itu. Raellyn memilih genjatan senjata sementara, dan berperilaku seperti manusia terpelajar pada umumnya.
"Baiklah sekarang katakan padaku kejahatan keji apa yang sudah aku lakukan, hingga kau bergerak secara nekat menyerbu kantorku dan melakukan tindakan kriminal yang bisa memastikan hukuman pidana bagimu?" Suara Arnav kini berubah menjadi sangat datar namun tajam. Raellyn kontan membanting sebuah lembaran koran di atas meja sang director dari tempat dia duduk. Permukaan meja yang terbuat dari kayu ek memang cukup licin, sehingga membuat koran tersebut meluncur ke sebrang meja dengan sangat mudah.
"Bagian headline surat kabar tersebut membahas soal rencana pernikahan adikmu dengan Miss Sylvia." Bibir Raellyn berkerut sedikit mengejek tatkala menyebut nama wanita itu di depan sang Director. Ingin rasanya dia meludahi wanita itu sekalian bila saja dia punya kesempatan bertemu.
Lagipula wanita mana yang akan senang saat ada seorang perempuan gatal mencoba mencuri kekasihnya, bahkan membuat pria itu berpaling sampai mau menikahinya ? tentu tidak akan ada.
"Apa yang membuatmu terganggu atas hal ini?"
Kedua tangan Raellyn kontan mengepal, apalagi saat Arnav memberikannya sebuah gestur meremehkan. Tubuh pria itu tercondong ke depan, menopang dagunya dengan kedua tangan. Seperti dia sedang mencoba mempelajari ekspresi wajah Raellyn layaknya ia adalah jenis lalat yang menakjubkan.
"Arsene adikmu itu adalah kekasihku!" Raellyn yang marah tidak bisa menghentikan gerakan tubuhnya. Gadis itu berdiri dari posisi semula, hingga membuat suara deritan dari kursi kayu yang dia duduki beberapa saat yang lalu.
"Bisa kau ulangi lagi perkataanmu barusan?" Suara Arnav terdengar begitu rendah. Untuk sesaat Raellyn bahkan tidak yakin pria itu menanggapi perkataannya karena nyaris lebih seperti berbisik. Namun, menyadari bahwa Arnav menatapnya dengan sangat serius dan tidak ditemukan adanya perubahan reaksi sama sekali. Kontan Raellyn diam-diam menelan saliva-nya sendiri.
"Arsene adalah kekasihku. Kami sudah menjalin hubungan kurang lebih satu tahun, dan satu pekan lalu dia baru saja mengajakku untuk menikah. Buktinya adikmu memberikanku benda ini sebagai tanda kasih sayangnya. Tanda kami telah mempersatukan cinta juga sebagai tanda dia mencintaiku." Raellyn mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
Ini adalah sebuah gertakan lain yang dapat Raellyn lakukan. Bukti kuat bahwa dia tidak berdusta, serta hubungan mereka memang ada secara realita.
Gadis itu melemparkan sebuah liontin yang Arsene berikan padanya di musim salju tahun lalu. Rantai kalung dari benda itu bergemercing menyentuh permukaan meja dan kemudian meluncur begitu saja. Untungnya tidak sempat terjatuh lantaran ditahan oleh tangan sang director. Otot kening pria itu kontan berkedut ketika melirik kearah liontin dari sang wanita.
"Arsene menghadiahkan benda ini padamu?" Pria itu bertanya seolah meragukan kebenarannya. Namun yang pasti, Raellyn bisa melihat pria itu nampak teliti memeriksa setiap detail dari benda yang dia lemparkan.
"Ya, sebagai janji kesetiannya dan juga komitmennya terhadapku. Itulah yang dia deklarasaikan padaku saat itu." Raellyn mengiyakan dengan penuh keyakinan. "Tapi sekarang, baru satu pekan setelah dia berkata ingin menjalani hubungan yang lebih serius tiba-tiba saja dia pergi. Dan surat kabar itu mengkonfirmasi keberadaan kekasihku yang ternyata hendak menikahi perempuan lain." Pisau lipat di tangan Raellyn mulai bergetar gara-gara emosinya. Dia memang tidak lagi mengacungkan benda itu pada Sir Arnav, tapi si gadis masih menggenggam erat benda berbahaya itu di tangannya saat mereka berada dalam posisi duduk berhadapan seperti ini. Arnav hanya menghela napasnya.
"Apakah begini cara orangtua dari kalangan masyarakat miskin mendidik anaknya? Melakukan langkah sembrono dengan mengancam orang saat putus asa. Memalukan diri sendiri hanya demi mendapatkan pengakuan dari orang yang punya uang lebih darinya? Aku tidak habis pikir."
Raellyn tersentak mendengar pernyataan halus bernada menghina dari Arnav. Tapi gadis itu tidak langsung hilang kendali, dia mencoba tetap tenang. Meskipun memang saat ini dia sangat paham bahwa orang yang sedang dia hadapi tengah mencari celah untuk mendorongnya dalam situasi merugikan. Membuatnya menyerah tanpa pertanggung jawaban setimpal.
"Apakah ini cara putus asamu Pak Director yang terhormat? Menyalahkan orangtuaku padahal jelas-jelas aku datang kemari akibat tingkah laku tidak bermoral yang telah adikmu lakukan! Apa penting membahas soal strata dalam pembicaraan ini?"
Kedua alis Arnav kontan mengerut tak suka. Barangkali dia tidak memperkirakan akan mendapatkan balasan yang sama tajamnya dari sang gadis.
"Lantas ? Apa sekarang kau tidak lagi berniat membunuhku dengan pisau kecilmu Miss Raell ?"
Raellyn mengabaikan sepasang mata yang menjelajahi tubuhnya dengan pandangan tidak senonoh. "Aku akan mencabik-cabik tubuhmu dengan mudah, bila memang aku tidak mendapatkan keadilan yang pantas untuk ini."
Director muda itu pada akhirnya mengangkat dagu dari kedua tangannya dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Dia mengetuk-ngetukan jemarinya di atas meja. Seolah dengan hal itu akan dapat membuat Raellyn gelisah. Gerak gerik pria itu jelas sedang mencoba mempelajari tamu tak diundangnya. Raellyn sendiri harus mengakui bahwa dia sedikit terintimidasi, dan dia juga mengiyakan bila tindakannya sembrono dan memalukan. Tapi tetap saja dia tidak mungkin hanya bisa berdiam diri ketika kepercayaan yang dia miliki dihancurkan.
Meskipun Raellyn hanyalah seorang putri dari orang biasa, dengan kondisi keuangan yang tidak cukup bagus. Tapi harga dirinya tetap nomor satu bagi gadis itu. Bahkan dia tidak menduga bahwa urusannya ini akan mempertemukan dia dengan orang yang kaya raya secara langsung begini.
Padahal sebelumnya dia hanya mengenal pria bernama Arnav ini dari cerita yang kerap Arsene bagi padanya. Dulu dia pikir kekasihnya itu sedang berdusta, tapi setelah berhadapan seperti ini, Raellyn tidak percaya bahwa hubungan darah diantara mereka betul-betul sungguhan. Selain karena kepribadian mereka juga sangatlah berkebalikan.
"Apa sekarang kau sedang hamil bayi adikku?"
WARNING!!!! MATURE CONTENT Setiap malam Lucy mengganti identitasnya menjadi Rose sang primadona klub malam di pinggiran kota. Meski dia dicap sebagai pelacur tetapi faktanya, Lucy tidak pernah tidur dengan pria mana pun meski dirinya ditawar dengan harga cukup tinggi. Sementara itu Rookie sang playboy yang tidak pernah ditolak tidur dengan siapa pun merasa tertantang untuk menaklukan sang primadona klub. Tetapi kemudian tidak disangka mereka berdua justru dipaksa untuk menghadapi sebuah kenyataan, pilihan takdir. Melanjutkan kisah lama yang tidak sempat dirajut atau melanjutkan hidup dengan melepaskan perasaan masing-masing.
WARNING MATURE CONTENT! AREA 21+ Pembaca di bawah umur dilarang mampir, harap menepi dan lebih bijak mencari bacaan lain. Jeff seorang Playboy jatuh cinta pada pandangan pertama saat pesta topeng di kafe-nya. Hubungan keduanya terjalin setelah mereka terlibat situasi panas dan menjadi sepasang kekasih pada akhirnya. Namun Anna rupanya tidak cukup waspada terhadap Jeff, sebab pria itu sudah menyiapkan serangkaian daftar hal yang akan mereka lakukan sebagai sepasang kekasih yang tentunya akan menyalakan gairah satu sama lain di setiap kesempatan yang tidak pernah Anna duga.
Warning 21+ (Mature content) Chika adalah seorang gadis yang baru saja direkrut untuk bekerja sebagai asisten untuk seorang penulis novel romantis terkenal bernama Jack Jeagerjaques. Tetapi siapa sangka kesan pertama pertemuan mereka diluar dugaan, karena Chika mendapati bos barunya sedang bercinta dengan seorang wanita di dapur. Kejadian itu menjadi cikal bakal bagi Chika menandai Jack sebagai seorang pria mesum yang haus belaian. Dia terancam akan menjadi mangsa selanjutnya jika saja Chika tidak berhati-hati dan waspada terhadap pesona maskulin yang Jack miliki. To : Chichi My love, My life, My Inspiration.
Tak ada satu pun cara menjadi ibu yang sempurna. Namun ada banyak cara untuk menjadi ibu yang baik. Jika merayumu dapat mengembalikan putraku dan membuat mereka aman, maka aku akan melakukannya tidak peduli resiko seperti apa yang harus aku tanggung. Kamu harus tahu bahwa aku bukanlah seorang perempuan berhati emas yang pantas untuk kau cintai sepenuh hati. Aku hanyalah perempuan egois jika menyangkut kedua anakku. Lagipula bukankah sebelumnya kita memang tidak saling mengenal? Jadi ketika kita kembali asing itu bukanlah masalah. Malah, mungkin lebih baik begini. Melepasku adalah cara terbijak bagimu untuk mencintaiku. Bencilah aku karena aku sudah memperalatmu, dan lupakanlah aku. Kau seorang pemuda yang baik, karena itulah kau pantas bersama dengan gadis yang sama baiknya. Bukan janda beranak dua yang licik sepertiku.
Lizzie adalah tipikal mahasiswi yang sedang berjuang sendiri tanpa dukungan, karena memilih menjadi calon seniman alih-alih menjadi dokter seperti yang ayahnya inginkan. Putus asa lantaran sang ayah menarik dukungan dana untuk biaya kuliah seninya, Lizzie melemparkan dirinya sendiri untuk menghasilkan uang kepada pria asing tampan. Memanfaatkan kekayaan Daxon si Papi gula bisa jadi opsi terbaik, apalagi jika ternyata si Papi gula adalah seorang bujang, bisa sangat diandalkan dan pintar memanjakan.
Saat itu tahun 1941, untuk pertama kalinya Jean menginjakan kaki di halaman depan rumah seorang janda bekas istri orang Belanda. Untuk pertama kalinya pula, Jean mendapatkan firasat bahwa dia tidak perlu berkelana kemana pun lagi. Sebab wanita Bernama Camila tersebut memberikan dia sebuah kesempatan untuk merasakan kembali menjadi manusia seutuhnya dengan penerimaan yang hangat meskipun Jean telah mengaku bahwa dia adalah seorang mantan narapidana atas kasus pembunuhan. Sayangnya, Camila tidak tahu bahwa orang yang dibunuh oleh Jean adalah suaminya sendiri. Saat dia tahu justru, segalanya sudah serba terlanjur. Jean terlanjur menganggap Camila sebagai rumah yang dia cari dan dia rindukan. Sementara Camila terlanjur menganggap bahwa Jean adalah seorang ayah pengganti yang pantas untuk anak-anaknya
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Andres dikenal sebagai orang yang tidak berperasaan dan kejam sampai dia bertemu Corinna, wanita yang satu tindakan heroiknya mencairkan hatinya yang dingin. Karena tipu muslihat ayah dan ibu tirinya, Corinna hampir kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib campur tangan ketika dia menyelamatkan Andres, pewaris keluarga yang paling berpengaruh di Kota Driyver. Ketika insiden itu mendorong mereka untuk bekerja sama, bantuan timbal balik mereka dengan cepat berkembang menjadi romansa yang tak terduga, membuat seluruh kota tidak percaya. Bagaimana mungkin bujangan yang terkenal menyendiri itu berubah menjadi pria yang dilanda cinta ini?
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Terjebak hanya karena sebuah permainan Truth Or Dare rupanya membawa Thea menemukan kenikmatan dalam hubungan ranjang hangat yang panas dan basah. "Sorry, sir. Just a minute, and let me kiss your lips!" Satu ciuman itu berubah menjadi lumatan ganas yang panas. Alvaro rupanya tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia membawa Thea untuk masuk ke dalam lingkaran rantai emasnya, merantainya di dalam kenikmatan cinta dan juga hubungan BDSM. "Spare your legs! I wanna cum!" Seketika Thea masuk ke dalam dunia Alvaro yang bukan hanya sebatas pemuas napsu, melainkan istri pura-pura Al. Lantas bagaimana jika hubungan mereka yang hanya pura-pura menumbuhkan rasa cinta yang lebih besar?
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin
Arsyla adalah seorang wanita berumur 23 tahun, dan dia sudah memiliki suami yang bernama Edi. Usia Edi terpaut 3 tahun lebih tua dari Arsyla. Meski pernikahan mreka sudah beranjak 2 tahun, tetapi mereka belum di karuniai seorang anak. Edi maupun Arsyla tidak memusingkan akan hal itu, karna menurut mereka ekonomi keluarga harus bagus terlebih dahulu. Edi yang hanya bekerja sebagai OB di salah satu supermarket, dengan gajih pas-pasan masih harus menanggung kebutuhan sekolah adik adik-nya yang yatim, dan Arsyla pun tidak keberatan dengan keputusan itu. Sore itu Edi baru pulang dari kerja, iya pulang ke kontrakan yang dia tinggali bersama arsyla. Walaupun kontrakannya