Buku Affad DaffaMage
/0/12820/coverbig.jpg?v=afbc08db8d5944eca0e22948ef3bee83)
Sentuhan Memabukkan Shifa
“Kenapa bengong, Mas Karim?” tanya Shifa dengan lekuk tubuhnya menyentuh tubuh Karim. Karim bisa gila menyaksikan tubuh Shifa di depannya seperti ini. Dia telah terperangkap dengan bidadari terlarang. Shifa Sakinah memutuskan untuk menutup masa lalunya, tetapi karena situasi menekannya hingga dia tidak memiliki pilihan, dia akhirnya menunjukkan sisi gelapnya ke hadapan asisten praktikumnya. Karim Zahid tidak menduga bahwasanya mahasiswi baru bernama Shifa Sakinah justru menjebak dirinya dalam sebuah permainan cinta dan nafsu yang memabukkan dan mengubah kehidupannya selama ini.
/0/6498/coverbig.jpg?v=721fe111d2e840ddbd025a6de4ca8bfd)
CEO Iblis Azhar
WARNING! 21+ "Aku membenci seluruh sikap jahatmu padaku. Tapi, perlahan, rasa ingin selalu bersama itu tumbuh dan aku takut kehilanganmu." -Citra "Aku bernafsu memilikimu, tapi tidak lebih daripada untuk memperbudakmu. Perlahan, rasa ingin menjaga dan melindungi menguasaiku. Dan sekarang, aku tidak ingin kehilangan dirimu." -Azhar Kita adalah rasa yang tepat, di waktu yang salah.
/0/5309/coverbig.jpg?v=069cb08c40ab40f0b86dbc49a5b07699)
Bulan di Darah Awan
Bulan dipenuhi dengan kesedihan dengan derita darah. Cahaya merahnya membias di muka bumi untuk satu abadi. Kapankah tangis suaraku terdengar di malam ini terdengar olehmu, sementara aku berjuang untuk bertarung dan mempertahankan kewarasanku? *** "Aku masih membenci setiap jejak yang tertinggal dari masa laluku, dan sekarang kamu mau menjadi bagian dari kebencianku?" tanyanya kepadaku. Aku terdiam. Tidak satu patah kata bisa keluar. Atmosfer yang dia ciptakan mencekikku. "Kala pertemuan pertama kita tempo kemarin, hatiku berkata ada sesuatu yang beda. Kini, bagiku, satu suatu itu seakan porak poranda masa lalu," ucapnya lemah. Dia menggelengkan kepala. "Tapi, dikau tak berkata apapun kala itu, hanya anggukan yang memancing murka diri. Namun, dikau telah merahasiakan paduka. Sekali ini, aku perkenan semua kembali dalam bayangan," komentarnya, "terima kasih." "Terima kasih," balasku pula. Rasanya sesak. Hanya itu yang bisa terucap dari lidahku. Entah kenapa, hubungan kami yang baru dimulai, perkenalan singkat yang berbeda ini, sudah diambang kehancuran.
/0/5142/coverbig.jpg?v=d7def804241b415d947b18645751af03)
Hati Biru Affa
“Kenapa Kakak justru mengkhianatiku!” Air itu jatuh dari mata perempuan berusia 17 tahun itu. Kakak yang dia percayai tentang semua isi hatinya, justru pergi jalan-jalan bersama laki-laki yang dia sukai. “Ini tidak seperti yang kamu lihat!” bantah perempuan berusia 21 tahun itu. Laki-laki berusia 21 tahun yang menyaksikan keributan yang menyaksikan dua temannya ribut itu hanya bisa menepuk kepalanya. Dia tidak berpikir masalah ini akan sampai pada tahap ribut seperti sekarang. “Kenapa!? Aku kira Kakak tulus!” bentak perempuan 17 tahun itu kepada figur yang telah dia anggap sebagai kakaknya sendiri. Seorang perempuan 18 tahun menahan temannya sebelum sebuah pukulan lepas dari tangan temannya itu mendarat pada figur kakaknya sendiri.