tah mobil siapa, matanya tidak berkedip sedikit pun seorang pria berkaca mata hitam kelu
tampan tubuhnya tinggi dan memiliki kulit putih. Ditambah dia membawa mobil Mewah menam
ke rumah sambil menjemput Nadia, kami pun sudah
Aldo sud
yum pada menantunya, namun seketika senyumnya hilang saat mengetahui
idak iku
ldo pun kembali ke mobilnya mengambil sesuatu, rupanya kak Tasya membelikan banyak
gun menatap Nadia, merasa seperti ada yang aneh dengan wajah dan penampilannya. Na
k A
ad
aku
ran karena Nadia kini sudah beranjak dewasa, dulu mereka terakhir bertemu pada saat Nadia SMP
apa,
eng
ngan menantunya, sambil meletakan oleh-oleh dari Kak Tasya dia mempersilakan Aldo
Bu. Dia tida
a tahun Ibu sudah tida
hanya kebetulan hari ini dia haru
k, Tasya saja selalu sibuk. Min
nak dewasa, dia lebih memilih tidur sebentar sebelum akhirnya berangkat ke Jakarta. Dia
sudah semakin sore, dengan rasa malas, Nadia bangkit dan segera membersihk
do ke m
dia tidur di kamar kak T
dan mengetuk pintu, namun tidak ada yang menyahut, dia pun membuka gagang pintu dan membuka pintu dengan pelan. Wanita itu sungguh terkejut saat mendapati Aldo ternyata se
ima melihat tubuh indah Kakak iparnya, Nadia sudah dewasa dan bisa mengatakan ji
ran melarang aku untuk tidak berpacaran, terkadang wanita itu lebih banyak mengurung diri dikamar mencari kebebasan di
nap
bil mengedip nakal. Apa maksud Aldo dirinya pun tidak paham. Namu
ng tua Tasya, hari ini Aldo disuruh oleh Tasya untuk menjemput adiknya karena dia ada urusan pekerjaa
nggi, wajahnya berbeda dengan Tasya wanita itu terlihat dewasa dia pun lebih feminim, senyumnya manis da
endapatkan momongan, sebetulnya bukan tidak ingin, setiap hari pun bahkan mereka selalu berikhtiar, Al
ke kamar, namun di dalam kamar bukannya pria itu tidur, dirinya malah memik
kental keluar dari miliknya, entah apa yang terjadi dengan dirinya hanya
kus dengan ponselnya sambil sesekali tersenyum, Aldo hanya melirik sesekali penampilan Nadia, bahaya jika wan
kejut karena besarnya rumah mereka saat ini, dia pun belum pernah mengunjungi rumah ini sehingga dia baru tahu. Aldo mempersilakan Nadia masuk,
dulu mendorong kopernya masuk dan melihat suasana rumah, dia tid
tas untuk menjadi kamar adiknya. Dengan antusias Nadia pun mengangkat koper miliknya menuju lantai atas napasnya tersengal be
ana, ka
, Kak ter
e nanti. Namun baru melangkah beberapa langkah menyusuri anak tangga wanita itu menjerit dari dalam kama
a a