aku barang-barang mahal. Tunjukkan keberadaan kalian padaku!" bisik Camille ke diri
alah seorang gadis cantik yang senang melakukan p
rgegas dia meninggalkan ruangan mewah yang akan menjadi target mencurinya nanti. Tanpa sengaja, sa
an
tersebut hancur berserakan di atas lantai, membuat suara pecah
rick. Ponsel Martin baru saja bergetar menandakan alarm tidur untuk pria itu segera menghentikan pekerjaannya na
sempat untuk menghidupkan lampu, matanya menangkap sil
diri di tengah ruangan kediaman mewah tersebut adalah pria yang memiliki tubuh tinggi atletis. Camille menyibakkan cadar kai
nya. Tetapi dia sudah sering melihat bagaimana cara pria mencium para gadis di pesta yang bahkan tidak pernah dia
memaksa pria itu membuka mulutnya yang Camille send
membeliak membola sesaat, kemudian segera menyipitkan tatapa
ping dan buah dada sedikit menempel pada dadanya, m
i tetapi Camille menahan tubuh Martin agar ti
r Martin tidak beraturan. Menciptakan sensas
ung hidung runcingnya dan matanya menyipit nanar menggelengkan kepala berkali-kal
a. Martin akan menderita seperti penderita penyakit asma akut jika bersentuhan dengan lawan jenisnya, bahkan pernah
a menyesakkan rongga dadanya, tidak kambuh ketika mendapatkan ciu
ah memukul pundak belakang Martin dengan tangannya dan pria yang masih terkejut akan ciuman juga reaksi tubuhnya tersebut, ja
ia tersebut pada atas ranjang. Melalui penerangan remang-remang dari lampu luar kediaman yang masuk ke dalam kamar
ke rumah orangtuanya sambil mengusap bibirnya dengan perasaan kesal juga membuang ludah s
s pada rumah kecil sekaligus toko orangtuanya be
aman', sedang duduk di kursi saat Camille masuk mengendap meman
atuh ke belakang menabrak meja. Dengan cepat tangan Dylan menarik pergelangan
Camille setelah mengatur
masih berkeliaran di luar sana," gerut
i di rumah orang kaya, kini juga diikuti oleh Camille. Tentu saja hal tersebut membuat Dylan tidak bisa tenang karena Camil
bisa bekerja di sana," ujar Dylan memperhatikan Camille yang sedang mele
nnya yang sangat dia sayangi selain Solenne-istri Dylan yang sejak
apun perkataan Paman dan
rgizi setiap hari. Aku hanya ingin membantu meringankan beban kalian," tambah Camille menjelaskan t
ang tidak mau di sebut anak kecil meskipun usianya baru sepuluh tahun te
Percayalah, Abraham pasti sembuh," ucap Dylan sambi
normal seperti orang lain dan memiliki uang banyak untuk pengobatan Abraham. Sudah malam, tidurlah dan ingat besok bangun pagi, Paman akan membawamu
Camille saat Dylan sudah be
rjalan cepat sambil menghubung
esuatu pada putriku!" ucap Dylan berbisik tegas lalu segera mematikan ponsel tanpa
amarnya, melihat istri
ambil memeluk istrinya yang juga pastinya sangat kuatir seperti dirinya ketika
hebat untuknya," sahu
nya untuk bernapas. Meskipun mereka bukan orangtua kandung Camille, tetapi Dylan dan So