img My Devil Bodyguard  /  Bab 8 Jarum Jahit | 11.11%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Jarum Jahit

Jumlah Kata:1794    |    Dirilis Pada: 02/10/2022

bih baik kalian cepat pergi. Bodyguard Vello sudah berjal

meninggalkan Vello begitu saja. Arabelle menarik napas panjang melihat Vello yang s

menyelipkan beberapa lembar tisu ke ta

a. Ia mengembuskan napas berat sebelum akhirnya ia mengambil totebag-nya yang sudah terjatuh di lantai. Diapitkan tote

masih saja lemah dan menjadi pihak

bawah hingga atas yang begitu kacau. Rambut yang berantakan, wajah yang dipenuhi cairan b

karena tak becus menjaga nona mudanya. "Siapa yang

an apa? Semua sudah terjadi! Dari mana saja kau? Sibuk berkencan, huh?

nya ketika pukulan Vello men

dua tangan Vello meremas jaket di dada Dexter. Ia terisak, menempelka

g semakin deras, luruh menjatuhi pipinya. Kemarahan ser

asakan tubuh sang nona muda

tahan selama ini. Ia tak pernah lagi menangis setiap kali mendapatkan perlakuan buru

mprioritaskan aku! Kau seharusnya tak berkencan

dilontarkan nona mudanya beberapa kali tadi, tetapi ia ta

Dexter kini semakin kaku merasakan kedua tangan gadis itu begitu erat memeluk pinggangnya. Ia mengumpat dalam

. Mendengar debaran jantung yang entah mengapa justru membuatnya tenang, serta tubuh Dexter y

annya meskipun sebenarnya ia sangat berat meninggalkan dada b

g bertemu. Untuk kali pertama, entah mengapa Vello merasa aman dengan sorot mata hijau kecok

ingga memperlihatkan sebagian pakaian dalamnya, Dexter dengan cepat melepas jaket dan mengenakannya pada Vello. M

aket ini justru membuatnya seperti berada dalam dekapan Dexter karena

n mereka." Dexter menatap Vello dengan keseriusan. Ia tak akan membi

ard-nya yang robek di bagian bawah dengan darah di sekitar kaus tersebut. Tanpa berpikir panjang, jemari

ongak dan menemukan wajah Dexter yang berubah mengeras marah, tetapi V

g pencopet ketika saya dalam perjal

seperti itu jelas bukan dari benda tajam." Dengan cepat Vell

-nya, Vello berujar, "Aku akan membawamu

gangguk dan mengikuti nona mudanya. Lagi pu

*

xter ketika Vello baru saja membukakan pintu ruangan

pernah lepas dari nona mudanya, seakan t

a beroda dekat bodyguard-nya. Tak lupa ia mengenakan sarung tangan steril dan duduk di kursi ya

?" Akhirnya pertanyaan itu terlontar sete

ntusias untuk mempraktikkannya," jawab Vello dengan

ya. "Saya bisa melaku

gukanku?" Suara V

hal tersebut kepadanya. Vello menunduk menyembunyikan senyumnya. Ia menarik napas dalam sebelum akhirnya ia m

muda menjadikannya subjek praktik. Bahkan ketika berhadapan denga

mengaitkan benang ke lubang jarum curved needle hingga akan memulai menjahit. Tanpa sadar Dexter turut men

menahan pergelangan tangan sang nona muda dan

kukannya sendiri," ujarnya dengan sua

beberapa kali karena tak percaya dengan perkataannya

embling!" tukas Dexter sarat

k perhatiannya pada luka di perut bodyguard-nya. Satu tusukan jarum berhasi

ng jarum jam dinding membuat Vello semakin gugup. Ia mend

tanda tanya besar karena wajah pria itu terlamp

ding dengan luka yang perna

embali meneruskan jahitannya. Jemarin

pandai b

jar untuk bercerita," lirik

ja yang bercerita? Saya

punya kisah menarik. Tak sepertimu yang

memulai menceritak

iembuskan gadis berkacamata itu yang menerpa luka j

a berempat. Mereka mulai menampar balik, menarik rambutku, mencengkeram lengan, merobek bajuku hingga menyiram wajahku dengan susu. Namun, sebelum mereka kembali menyiramku de

g nona muda. Suara itu lebih terdengar seperti seseoran

k mendapatkan respons suara sedikit pun da

melemparkan pertanyaan dengan wajah datar khasnya yang

anmu," gerutu Vello dengan suara kecil sambil mengoleskan kri

aikan tugasnya dengan memasang hypafix pada

uh hari lagi untuk

*

mobil yang dikendarai Dexter dan Vel

di samping Vello. Ia melirik sesaat pada pakaian berwarna h

ian untuk membelikan nona muda dan dirinya sendiri. Vello sepakat akan hal tersebut. Mereka tak ingin memancing se

sudah berdiri dengan berkacak pinggang di depan pintu utama mansion. Menat

Madre, bahkan teman seusiaku pulang hampir pagi dan orang tua mereka tak memp

pandangan pada Dexter yang berdiri di samping be

takan pulang larut karena berbelanja baju." Camilla mendesah l

. Sementara Dexter mengangguk hormat pada Camilla dan a

sudah memaka

Sungguh Nyonya tak perlu melakukan hal sebaik itu ter

negakkan kepalanya. Camilla mengusapnya lembut. "Kau bisa memanggilk

e Conti

a tinggalkan komentarmu ya. Segala info tentang

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY