di depan pintu balkon membelakangi kami. Ntah sejak kapan pintu it
elamat tinggal dari pria jahat itu. Kalaupun ada, pasti hanya kalimat makian untuk mengusirnya yang akan keluar, dan itu
ru telihat mengerikan. ''Saat itu aku tidak ingin betemu dengan pengkhianat, karna mungkin tidak akan
semakin membuatku membenci pria jahat itu. Membuat seorang pemi
pintu tertutup, menyisakan rasa penasaran padaku khususnya tentang apa yang terjadi di balik sana.
angsung sigap membersihkan kamar ini. Pecahan vas bunga, kasur yang berantakan, serta bekas darah yang menetes di la
ini?'' Papa melihatku dengan tatapan yang sulit dijelaskan, setelah sebelumn
elaskan banyak hal kepada seseorang yang mungkin sudah membenci sangat sulit dilakukan. Per
, tapi itu belum cukup mengobati rasa kecewa yang sudah duluan singgah.
menangis terisak di pelukan Papa, sambil meminta maaf berkali-kali padaku. Ntah apa ya
benci, Mama dan Papa juga. Allena nggak sanggup menghadaapi semua ini sendir. A~Allena ... takut.'' Aku terisak, bulir bening itu jatuh
mi sangat menyangimu.'' Mama mentapku dengan tatapan teduhnya sepert basa yang kukenal. Bahkan, bisa k
sekarang? Lalu meninggalkanku sendirian melewati akibat dari perbuatan itu sendiri, begitu? Apa seperti itu yang mereka maksudkan? Jika benar, keputus
lena ingin
k ngin kami di sni?
n cerita Allena, mengatakan semua akan baik-baik saja, atau bahkan hanya sekedar memberikan pelukan hangat seperti yang dulu biasa kita lakukan. Namun, kenyataanny
ng, ka
tapi karna memang ada hal lain yang harus kami lakukan t
saja melewatkan saat terakhir brsama putri mereka? Aku cukup penas
dulu pernah berurusan dengan Xavier untuk memnta saran, sedangkan Mama harus meracik obat untuk menyembuhkan Bibi pelayan yang memang hanya khusus bisa dilakukan olehnya. Saat kutanyan kenapa harus Mama yang melakukan, lag
ny. Paman johny mengatakan kalau belum ada cara yang bisa bisa ditemukan untuk membebaskan seseorang dari simbol yang ditanamkan Xavier, sarung
Rasanya tidak mungkin sihir dari seorang Xavier yang melegenda bisa selemah itu. Apalagi kita sudah sama-sama melihat efeknya kepada Bibi Pelayan tadi. Namun, desakan dari Papa da
ta mengetahui kalau ide sederha
n. Benda ini ternyata sangat pas, menutupi sempurna sampai ke siku, menut
tu semakin yakin kalau sarung tangan ini adalah
harus menyentuh
tika langsung menoleh melihat Mama.