arusan sangat cukup membuatku kehilangan kata-kata. Rasanya bagai sebuah batu besar yang jatuh dari langi
lle
panggilan Papa, tapi karna memang sudah ti
ena. Semuanya sanga
, ketika nada suara Pa
kan Pa
hwa permintaan maafnya sama sekali tidak kuperlukan. Maksudku, Papa tidak harus m
r, pupus, bersama dengan munculnya simbol kutukan ini. Aku adalah seorang putri ya
elakukannya jika berada di rumah, tapi tidak di luar. Aku harus pergi kuliah, menyelesaikan tugas akhir, melakukan banyak hal b
u. Itu adalah kali pertama yang tidak di sengaja, katanya. Walaupun begitu, aku tetap merasa bangga atas keberhasilan rencana yang
gadis berpendidikan yang bisa diandalkan untuk meneruskan bisnis Papa? Mimpi bersama Kak Andrew yang sudah sejak l
Atau setidaknya yang sebangsa penyihir juga? Kenapa Xavier bodoh itu
tadi berusaha untuk tidak terbuka ini akhirnya bicara juga. Kuharap hal yang s
tampannya itu masih tetap di tempatnya. Apa Papa masih merasa bersalah pa
terhenti digantikan oleh air mata yang mendesak ingin bicara. Melihat Papa seperti ini membua
ama mencoba menghentikan. Jujur, aku berharap Papa yang melakukannya, tapi ternyata memang tidak a
hal yang sama. Semakin terlihat jelas raut ketakutan di wajah mereka melebihi sebelumnya. Itu wajar. Mungkin jika berada
ana diiringi hembusan napas berat yang ntah sudah berapa kali kulakukan. Setelahnya bulir bening itu
eratapi nasib ini sendirian, semakin menyedihkan karna tidak ada yang datang menghibur. Ma, Pa, kalian di mana? Apakah kalian sungguh membenci
pa hal buruk yang menimpa pelayan tadi tidak cukup membuatmu sadar? Semua sudah berakhir. Berhentilah berhar
kulakukan? Kutukan ini membuat semua orang yang sekarang takut perlahan akan membenciku,
yang seperti sengaja direncanakan, meraih benda tajam kecil itu, lalu menggengamnnya kuat. Rasanya tidak menyangka benda tajam yang
Kalian semua pasti akan lebih baik tanpa Allena y
itu sebelum mati, padahal mereka mungkin saja merasa senang atas kepergianku. Setidaknya pamit sebelum pergi itu lebih terlihat so
tadi mengkilap sekarang sudah berlumuran darah, jantungku berdegup dengan kenca
mbali menyelimuti ruangan. Apa lagi yang di inginkan cahaya ini padaku? Apa ingin masuk ke tubuhku dan meninggalkan simbol baru lagi
a yang kamu
a itu Papa? Tidak mungkin! Suaranya berbeda. Apa mungkin itu adalah Dewa Kematian yang biasa menjempu
tahan. Semuanya
isa kudengar dengan jenis suara yang sama, se