Ser
ada k
*
a infus. Matanya terpejam walau tidak lelap dan Bu Mae masih set
BPJS yang dibayarkan setiap bulannya. Untungnya tidak terlalu banya
at di samping Satria. Bu Mae terbangun dari tidurnya dan saat ingin berjalan ke kamar mandi, i
ru ya, Sus?" tanya
Ditangani dokter IGD," terang perawa
u umurnya pendek dibawanya ke kamar mayat ya?" tanya Bu Mae
urnya panjang. Mari, Bu, saya permisi," u
Suasana kamar tenang dan senyap karena hanya ada dua pasien dan d
epala di atas kedua tangan yang melipat di atas tempat tidur. Namu
gintip sedikit. Pasien yang di IG
ya Bu Mae terheran, karena tiga orang yang tadi menga
dikasih oksigen," kata Bu Salma dengan wajah iba. Bu Mae tersen
dengan posisi setengah duduk ya
esek Satria, kenapa Mak Piah ikutan
ulutnya menahan tawa. Ketiganya saling pan
dekatnya. Malah di dekat bibirnya nempel satu. Kalau kata Mak Piah
p pakai mulut, tinggal ambil kompa sepeda di samping rumah saya," ujar Bu Mae sambil menggelengkan ke
ipkan Mak Piah pada Bu Mae. Anak Mak Piah di Jakarta akan datang
kamar anaknya dan ternyata Satria sudah bangun dan men
ya Bu Mae panik. Wanita itu menyalakan
ya gak mau sekamar sama Mak Piah," bisik Sat
kelas tiga. Ribet kalau pindah kela
dahin ke kamar mayat, Bu,
u
sakitan saat tangannya d
pertama dia ajak main balon. Lu mau?"
setengah dua pagi." Bu Mae ke
ruang perawatan kelas satu atau VIP sekali
selama setahun ini lu nikah berkali-kali dan cerai juga berkali-kali, warisan bapak lu udah berkurang seratus enam puluh juta. Dah, jangan
aya gak?" lirih Mak Piah membuat Bu Mae da
bisik Satria hanya dengan gerakan bibir, tanpa
r anaknya ke kelas VVIP, sedangkan Mak Piah di
*
eorang. Hanya ada tiga pesan dari tiga lelaki beristri yang terus s
temu dengan Satria waktu itu dan sejak saat
l, tetapi siang ini ia membuka kembali blokir atas nam
kabar? Lag
menunggu balas
i
t, Mbak Salsa.
at waktunya emang? Abang'kan masih m
sakit, bukan lagi
*
ada ketawa! Mas
h