kenal di kawasan perbatasan antara Bekasi dan Jakarta. Masing-masing sudah
uga datang. Perut Ramlan sudah k
bil melirik jam tangan barunya. Jam tangan yang memang ia pakai pad
an sepupu ipar saya, Bos
a sama temennya temen sepupu ipar lu?" Satria mulai merasa taringnya se
kata Ramlan sambil menyeringai lebar. Satria memutar bola mata malasnya, lalu m
m Satria dengan ujung bib
s. Harus banyak sedekah bi
sabar. Bolak-balik ia menatap ke area parkir, berharap wa
ya? Biasanya tidak pernah telat," gumam Ram
juga sepatu booth warna hitam. Karena meja pilihan Satria dekat dengan parkiran motor, sehingga tampilan
," tunjuk Ramlan d
aja semakin tidak beraturan, bukan karena parasnya yang cantik. Satria sedang memikirkan berapa uan
tu saja temannya itu kebingungan dengan sikap Satria. Tadi saja sudah tida
u, dia lagi beresin jaketnya." Ramlan menahan lengan Sa
rganya Ramlan. Gue mau ngasih uang belanja berapa kalau dia jadi bini gue? Semp*ul gue dil
ya Salsa." Gadis berwajah manis berambut panjang itu mengulurk
ria," ujar
sa yang tidak paham dan terus saja memperhat
Satria dan Ramlan ber
BangSat. Benar tidak? Hayo, pilih, mau saya panggil Bangku atau Bangs*t?" Ra
saya Satria," jawab Satria dengan wajah
t aja kalau
gkap saja manggilnya, Satria atau
, Bang Satria maksudnya," ujar Salsa sambil
esan makanan atau minuman tidak?" tanya Salsa pada du
." Satria menyodorkan b
n restoran baso yang tengah berdiri tak jauh dari meja kasir.
a pelayan itu sambil memegang
so telur
ya es teh manis lagi saja,"
ampai ini terlihat sangat menjaga pola makannya, hal itu bisa dili
Mbak?" tanya Sals
, Mb
nya b
. saya gak h
B. Dua anaknya saya gak mau ya. Saya maunya banyak anak
porsi, tempe mendoan ada ya? Berarti pakai tempe mendoan. Jangan lupa keru
pasi. Mereka sama sekali tidak menyangka, bahwa wanita yang ber
ndi dulu ya?" ujar Sa
?" tanya Ram
mpang n
samb