ta Anna sembari menyodorkan
ntuk membolos, aku tak punya pilihan
melaporkan kepa
ungkin. Anak-anak juga tak
mu dengan Edwin, ya. Bagaimana kalau kau tid
emang benar. Semestinya aku tidur saja
n, aku tak akan mau tidur d
aki yang tak tah
tidak
sebentar, Serenna. Sebentar lagi kau lulus. Hany
nya perlu menebalkan muka s
un dia sudah menampung keluh kesahku, Anna tet
bagiku, Cupid Company past
emui klien? Jean mengatakan dia ada kelas kuliah sehingga
ng, kena
erseny
ris yang ada di sana. Tak sulit bagiku menemukan pak
dadaku agak oversize. Apalagi dibandingkan dengan
iap?" tanya
g untuk menjemput. Anna juga mengatak
senior di sini. Berhati-hatilah kepadanya." Ann
rtemu dengan Tuan Thom d
ya. Sedangkan limousin ini hany
ahkan kacanya gelap. Seakan tak memperbolehka
a di dalam limousin ini tak ada satu pun y
atakan aku harus berhati-hati? Mengg
Demi uang!
ng kabut, limousin mewah i
n pintu. Mereka menund
uk menyambutku. "Selamat datang, No
masuk ke dalam. Aku yakin seratus persen, aku akan bertemukan mentalku sendiri. Untuk
elah menyiapkan sebuah makanan semacam candle light di
tak karuan. Aku
kategori klien yang suk
udah d
adannya. Ia beralih dud
g lelaki tua dengan tubuh bongsor dan perut yang gendut. Rambutnya pun mayoritas be
seumuran aya
Nona Jean tidak bisa datang, s
balik kumisnya yang rim
hendak duduk
eru. "Hm, big no, no! Mau duduk di man
. Duduk... di pan
anya sendiri yang besar sepe
an mengganggu aktivitas m
dak! Sini, dud
rasuk ke da
dengan sangat enteng. Ia pun mendudukkan tubuhku di salah satu pahanya. Oh,
emang lelaki yang sering m
a hanya biasa
. Kau pasti belum tahu permi
paya bisa mengendus cekungan leherku. Aku bahkan bisa
uduk seperti ini nyaman? Aku b
sini, Sayang ... K
u juga
. Kumisnya yang putih itu m
kah karena uang sehingga aku mau diendus
. Henti
justru aku ingin memak
izinkanku melakukan itu. Kita melak
ciumku. Akan tetapi, aku membuang muka. "
ika kita tak sadarkan diri?" t
kan itu, lalu menuangkan minuman buru-buru. Tuan Tho
nuruti pe
ya sendiri. "Aku melihatmu... Wah, san
tua. Makanya, aku sengaja membeli mansion
s. Bahkan, Madamme terkadang tak mengizinkan orang dengan bayaran tertentu untuk menyentuh kami secara s
ngganannnya kelas atas. Hanya orang-orang kaya
mulai mendekatkan kursiku dengan kursinya. Tangannya pu
pun berdiri di belakangku. Lalu, dia pun memelukku dari belaka
ga ingi
rnya sendiri. "B