A
Y RE
*
ha
itu hanya ciuman
angat berbahaya. Namun ketika hendak pergi, ada sebu
ke mana?"
mata Taran, "Saya mau ke atas, ketemu
ah saja sama saya," gumam Taran, sejujurnya Ta
ari pada bersama kamu," Resti lalu mele
hy
pria yang dengan lanc
ng kiss. You lik
es
berciuman dengan pria itu. Ia akan menganggap bahwa itu sebuah kekhilafan. Mungkin karena tadi mereka terbawa suasana, ia berharap bahwa Taran
sa bibir tebal Resti yang lembut dan aroma saliva-nya yang khas. Ia juga tadi mencium kening, pipinya dan kemudian
*
ejora sudah menyelesaikan ritual mandinya
p Resti ke
gadis itu lalu melangk
ba masuk sini
ra mengenakan pakaiannya, sambil melirik
di dengan Taran, apa yang dia lihat tadi seharusnya tida
khilafan. Ia tidak ada berniat sedikitpun untuk dekat dengan abangnya apalagi memacarinya. Ucapan Taran t
ora sudah berpakaian lengkap dengan
i kamu lihat. Kamu seharusnya tidak melihat
kok kalau mba, kalau mba pacaran sama mas Taran," Kejora duduk di meja hiasnya, ia
iat untuk menjadi pa
, banyak teman-teman se
k b
ke sekolah. Terus temen-temen Kejora liha
evita nggak mungkin ngeja
lagi. Kejora langsung kabur kok, masuk kamar," uc
ya, seolah tidak mempermasalahkan apa yang telah ia lakuka
buatin untuk kamu," Tanya Resti,
deh mba. Mba bi
i terangk
engen makan
tin soto betawi, s
Resti. Mba Rest
ntuk kamu, soalnya jam tiga kita harus ke stud
a m
Kejora tentang aksi ciumannya tadi, karena Kejora dan Taran itu hampir sama.
*
a jam k
ontrol jika mereka berduaan. Karena ia masih mengingat bagaimana Taran mengecup bibirnya. Bayang-bayang itu seolah tidak bisa lepas dari pikirannya. Ia akui bahwa Tar
besar ini sudah terjual habis dalam hitungan jam. Kejora juga akan berduet dengan beberapa musisi
baik. Para crew TV semuanya mengenakan pakaian hitam dengan mengenakan lanyard id card di leher mereka. Banyak dari
rah layar ponsel, "Ben Calling" Resti menggeser tombol hi
ia duduk di kursi, sambi
di sofa bersama Robert, karena menun
ung, ini lagi di backstage.
malam sama Robert.
10 menit lalu di jam 21.00 duet den
en mengakui kehebatan Kejora, dia masih muda nam
ya
dahal dia baru di
suara Kejora yang unik, jadi kemarin ngajakin Kejora
jam berapa?
tengah
aya je
lang sendiri, la
gak?" Tanya Ben, kar
cleaner untuk cuci costume Kejora
mu keluar sama Robe
"Owh ya, ke mana?" T
beli sepatu, sekalian makan siang
n ucapan Ben, "Oke bisa. Saya
ok saya dan Rob
ya
n meriah setiap kali music berhenti. Sepertinya artis pembuka, membawa kan lagu
agar tenang. Mereka menatap pintu terbuka, mereka memandang Pevita di sana, wanita itu mengenakan dress berwarna kuning dengan make up ya
tidak sendiri, dia bersama Taran, pria itu mengena
nton konser Kejora yang sebentar lagi di mulai. Mereka memang pasangan
yang terlihat ingin menga
Kejora lalu mengg
ki Resti. Taran memperhatian Resti, wanita itu mengenakan celana kulot berwarna putih yang di match dengan tang top crop tanpa lengan ya
an," uca
" sapa Taran
sa masuk?"
masuk ke dalam. Mas ingin tau kamu di back
ntuan sama mba Resti? K
n dia sibuk ngurusin kamu," Taran me
, jadi mas sekalian aja
elingkar di tangannya, sepertinya adi
mu harus semangat dan rilexs. Sebelum manggung berdoa, agar hati kamu tenan. Mas yakin,
a,
tidak tenang, jika pria itu masih berkeliaran di sekitarnya. Namun ia juga tidak bisa menghindari pria itu, karena ia berkerja dengan Taran. Jik
show
k lalu mereka berdoa bersama. Setelah itu para crew
t's
nya yang masih muda bisa menguasai panggung hiburan, dia masih remaja namun sudah seperti penyanyi professional. I
membuatnya dilirik beberala lebel rekaman. Beberapa artis berpapasan dengannya mengatakan bahwa K
ra melangkah menuju belakang panggung. Resti berikan sen
esti, hanya itu lah yang i
h Resti dan mengucapkan terima kasih, karena ber
rang kita move, ganti costume, karena beb
ke
Kejora berganti costume. Resti dengan tenang duduk di kursi plastic sambil memperhatikan Kejora. Resti memandang
wujudkan mimpi Kejora konser di panggung besar ini. Tanpa
i kinerja kamu. Saya
. Sedangkan saat ini dia bersama Pevita? Baru saja tadi pagi pria itu mengatakan lebih baik berkencan dengannya dibanding dengan Pevita. Justru mala
vita? Taran bukan siapa-siapanya, tidak seharusnya ia memiliki sikap seperti ini. Lagi
kasi lagi. Resti menatap pesan singkat dari
tidak membal
lu menyibukan diri mengurus Kejora. Resti melihat Kejora wajah itu ter
*
jam ke
i menyambut kedatangan mereka, dengan wajah Kejora yang setengah n
akan ke dry cleaner di tempat khusus pakaian, karena costume Kej
masuk ke dalam, sambil membaw
a,
mandi ya, hab
a m
besok kamu bole
ya
a mengangkat tas Kejora lalu dua orang itu masuk ke dalam kamar. Resti m
tu baru saja keluar dari kamar. Dia masih mengenakan pakaian yang sama saat berada di backstage tadi. Resti menco
ggak balas
telinga, "Tadi saya sangat si
a, Resti," sejujurnya ia tidak su
ik itu gampang, hanya bu
dari sini sebelum Taran menanyakan kenapa?
k perlu saya jawab. Di sana kamu tidak memberi konotasi dengan per
kamu membala
ekarang sudah larut dan saya harus pulang,"
sti
g Taran, pria itu mendekat
tar kamu
gan, jangan, saya bisa pul
ntuk kamu pulang sendiri. Saya t
terbiasa pulang
s. Resti menelan ludah ia merasa tidak enak, lagi pula, b
mobilnya?"
sa pulang sendiri, bahkan pu
hawatir sama
aksud saya, nggak perlu repot-repot dia
jam satu malam, kalau terjadi apa-apa sama k
m segini di Senayan masih rame, apalagi di Kemang, Senopaty. Semua
kamu pulang," ucap
merogoh kunci mobil di saku jasnya. Ia tidak tahu lagi akan berkata apa, ia lalu menyerahkan kunci m
t, saya mengambil dompet
itu masuk ke kamar. Beberapa detik kemudian, pria
*