Y RE
*
pulang, padahal tadi berbagai alasan sudah ia lontarkan untuk tidak mengantarnya pulang. Ia melihat ke ar
epanjang menuju perjalanan sama sekali tidak seperti apa yang dibayangkan oleh Taran. Tidak ada jalanan sepi, karena tempatnya berada
ri tahu bahwa apa yang dipikirkan Taran itu salah, namun sepertinya Taran mem
p saja ia ingin mengantar gadis itu pulang, namun ia memilih mengabaikan ucapan itu.
pek?" Ta
dah biasa. Namanya juga kerja,
bentar hilangin penat," Tara
t, ini sudah hampir jam satu malam. Apa ia harus meneguk brandy agar
p Taran lagi, ia berharap Resti menerima aj
ma
e, mau
memang tidak terlalu ja
*
dipenuhi mobil-mobil, mereka tahu bahwa ini malam Minggu, pasti suasana di dalam penu
minum?" T
gangguk,
a nggak salah meng
alam di Senopati tidak ada matinya, dan kian semarak setiap tahunnya. Pintu masuk mereka di sambut dengan dekorasi berwarn
ani penuh oleh pramusaji professional. Server menawarkan kepada Resti dan Tar
satu-satunya yang baru di tinggal oleh pemiliknya. Taran bersyukur bahwa tempat yang mereka duduki s
esti yang masih berdiri di sampingnya.
aran kepada Resti, ia me
ga lounge,
m aja ya,"
gkat, "Ngapain k
um a
ti, bisa sangat berbahaya jika ber
k dekat DJ," ti
an, sam
nak yang nggak
vate. Ketika masuk ke dalam, mereka menemukan suatu yang beda atmosfer ketenangan tercipta, sangat kontras dengan suasana chill d
menu pendampingnya yaitu calamari dan French fries. Ia memang salah lan
di sini. Resti melihat ada beberapa pengunjung yang duduk tidak jauh d
ding di lounge tadi," u
Resti akhirnya mengakui kal
a. Taran menatap hidangan tersaji di meja. Taran membuka t
Tanya Taran meyakinkan la
kan ada kamu yang b
tawa, "Tenang
nggak apa-ap
aya apa-apain kamu. Orang mabuk apa enaknya, Resti? Enggak bisa ng
apnya secara perlahan, memiliki rasa seperti buah pir yang manis den
a Taran penasaran ia kembal
rna
an si
ktu untuk minum. Tapi nggak sampai mabuk. Memang untuk rilexs aja, enggak ada
dengan
ena saya terlalu sibuk, kerjaan saya juga fulltime
aya bercerai, saya juga sudah
sex kamu?" Tanya Resti penasaran ia memakan calamary
mau
sti menat
pasangan, itu bisa puas, ada perasaan bangga, karena berhasil melakukannya. Saya bisa saja ngeseks dengan teman wanita saya, atau orang lain. Atau pen
ah berhubungan dengan pasangan saya. Saya selalu memperlakuka
tidak menyangka bahwa kamu memiliki pemikiran seperti i
"Pasangan yang kamu maksud
kamu b
Taran yang memperhatikannya, "Apa yang kamu
wa, "Kamu tahu j
nggak tahu," ucap
menurutnya tawa wanita itu s
ya
orang pacaran berduaan di kama
aban yang ka
habis itu selesai. Atau juga ngomong planning membangun masa depan, lalu
amu itu pasti be
a d
am
da di dalam kamar, enggak mungkin cuma diem-dieman. Lima menit ngobrol pali
a bagaimana Taran mendapati istrinya selingkuh dan kenapa milih
k alkohol. Kepala Resti sedikit pusing, ia bersandar di kursi, nam
ab
kepala aku puye
tol chivas regalnya, "
ngangguk
u siapa?" Tanya
saya pernah pacaran dengan b
imana
ak akan diputus atau dendam. Namun sayangnya mereka lebih suka dengan wanita yang cocok di ranjang. Katanya mereka tidak mungkin b
ti kamu piawai
udahlah jangan dibahas. S
ia tahu bahwa Resti pasti lelah, kar
sa ia minum di rumah. Resti dan Taran keluar dari lounge, setidaknya dengan be
alan se
a, saya cuma pusing da
reka melangkahkan kakinya menuju pintu utama, k
ti membuka sabuk pengaman dan Taran menghidupkan
tarin saya pulang," uc
ma-sama
ngan Taran menahannya, otomatis Rest
a a
tu lagi. Namun ia tidak ingin Resti berpikiran yang tidak-tidak t
mu ada acara?
k kamu keluar,"
untuk menemani Robert dan Ben ke mall, "
lalu melepas
ra di bagasi belakang, besok saya m
luar dari mobil. Ia membuka pintu bagasi da
k minum," ucap Resti se
sama-
lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil. Ia penasaran, dengan siapa Resti janjian? Apa denan pria yang menjemputnya kemarin? Siapa pri
*
kan h
an hot pants denim. Ia menggunakan sandal flat model tali, rambut panjangnya ia gulung hingga
ar, ia memandang nama "Ben Calling" Re
, Ben," u
lobby apartemen
aya ke
menuju lift dan lift membawanya ke lobby. Ketika di lobby Resti menatap mobil Ben di depan pintu masuk.
celana jins. Rambutnya terlihat dan penampilannya keren.
Resti, dia sangat cantik dan terlihat lebih muda dari umurnya. Jen
ucap
sekali hari i
nk y
terbuka, ia menatap Robert di sana
tante
a Robert,"
gan baik. Ben membuka pintu mobil untuk Resti, Resti mendaratkan pantatnya di kursi
ggal di aparteme
belakang menata
al sen
u main ke apa
a papi," ucap Rob
lnya, pria itu memperhatikan jar
nte mau nggak?" Resti menawark
te," sah
ia memandang papinya di ke
mau nggak ting
bersamanya. Resti melirik Ben yang hanya tertawa, mendengar percak
tidak tahu ak
rus nikah dulu sama papi, Robert," ucap Be
nikah aja sama
harus melewati serangkaian, PDKT, Pacaran dan lalu melamarnya m
hapnya ada di mana,
ada di t
tante Resti sama p
, semoga tante
nya dialog itu sudah di rancang oleh Robert dan Ben. Mereka
rnya kamu mau ngum
ng, bisa diajak han
gkah Ben, mereka menelusuri lobby. Kata Ben bahwa Robert ingin membeli sepat
bekerja sama dengan Adidas dan sama sekali tidak melirik Nike. Namun dapat penolakan dari Adidas, dan Conve
na berhasil membujuk MJ bekerja sama. Mereka keduanya menghasilkan ratusan jut
biasa-biasa saja. Namun ia yakin keuangan Ben sangat baik dan itu d
as mau nggak
aya udah b
i ya, sele
gan," tol
mumpung kita
i, B
beliin kamu
sanggup menolak p
tai ground. Suasana restorannya terlihat romantis dan tenang. Mereka duduk di salah s
ik dan bisa mengimbangi percakapan dengan Robert. Tid
obert nonton konser
ihat Kejor
a manggung, namun tidak bisa dipungkiri dia terlihat sangat heb
u tertawa,
er,
tertawa, "Kamu suka sama Kejor
gak lah
a," ucap Resti lalu tertawa di susul o
mongnya su
*