img HOT DUDA  /  Bab 9 Private Room | 39.13%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 Private Room

Jumlah Kata:2542    |    Dirilis Pada: 10/07/2022

Y RE

*

pulang, padahal tadi berbagai alasan sudah ia lontarkan untuk tidak mengantarnya pulang. Ia melihat ke ar

epanjang menuju perjalanan sama sekali tidak seperti apa yang dibayangkan oleh Taran. Tidak ada jalanan sepi, karena tempatnya berada

ri tahu bahwa apa yang dipikirkan Taran itu salah, namun sepertinya Taran mem

p saja ia ingin mengantar gadis itu pulang, namun ia memilih mengabaikan ucapan itu.

pek?" Ta

dah biasa. Namanya juga kerja,

bentar hilangin penat," Tara

t, ini sudah hampir jam satu malam. Apa ia harus meneguk brandy agar

p Taran lagi, ia berharap Resti menerima aj

ma

e, mau

memang tidak terlalu ja

*

dipenuhi mobil-mobil, mereka tahu bahwa ini malam Minggu, pasti suasana di dalam penu

minum?" T

gangguk,

a nggak salah meng

alam di Senopati tidak ada matinya, dan kian semarak setiap tahunnya. Pintu masuk mereka di sambut dengan dekorasi berwarn

ani penuh oleh pramusaji professional. Server menawarkan kepada Resti dan Tar

satu-satunya yang baru di tinggal oleh pemiliknya. Taran bersyukur bahwa tempat yang mereka duduki s

esti yang masih berdiri di sampingnya.

aran kepada Resti, ia me

ga lounge,

m aja ya,"

gkat, "Ngapain k

um a

ti, bisa sangat berbahaya jika ber

k dekat DJ," ti

an, sam

nak yang nggak

vate. Ketika masuk ke dalam, mereka menemukan suatu yang beda atmosfer ketenangan tercipta, sangat kontras dengan suasana chill d

menu pendampingnya yaitu calamari dan French fries. Ia memang salah lan

di sini. Resti melihat ada beberapa pengunjung yang duduk tidak jauh d

ding di lounge tadi," u

Resti akhirnya mengakui kal

a. Taran menatap hidangan tersaji di meja. Taran membuka t

Tanya Taran meyakinkan la

kan ada kamu yang b

tawa, "Tenang

nggak apa-ap

aya apa-apain kamu. Orang mabuk apa enaknya, Resti? Enggak bisa ng

apnya secara perlahan, memiliki rasa seperti buah pir yang manis den

a Taran penasaran ia kembal

rna

an si

ktu untuk minum. Tapi nggak sampai mabuk. Memang untuk rilexs aja, enggak ada

dengan

ena saya terlalu sibuk, kerjaan saya juga fulltime

aya bercerai, saya juga sudah

sex kamu?" Tanya Resti penasaran ia memakan calamary

mau

sti menat

pasangan, itu bisa puas, ada perasaan bangga, karena berhasil melakukannya. Saya bisa saja ngeseks dengan teman wanita saya, atau orang lain. Atau pen

ah berhubungan dengan pasangan saya. Saya selalu memperlakuka

tidak menyangka bahwa kamu memiliki pemikiran seperti i

"Pasangan yang kamu maksud

kamu b

Taran yang memperhatikannya, "Apa yang kamu

wa, "Kamu tahu j

nggak tahu," ucap

menurutnya tawa wanita itu s

ya

orang pacaran berduaan di kama

aban yang ka

habis itu selesai. Atau juga ngomong planning membangun masa depan, lalu

amu itu pasti be

a d

am

da di dalam kamar, enggak mungkin cuma diem-dieman. Lima menit ngobrol pali

a bagaimana Taran mendapati istrinya selingkuh dan kenapa milih

k alkohol. Kepala Resti sedikit pusing, ia bersandar di kursi, nam

ab

kepala aku puye

tol chivas regalnya, "

ngangguk

u siapa?" Tanya

saya pernah pacaran dengan b

imana

ak akan diputus atau dendam. Namun sayangnya mereka lebih suka dengan wanita yang cocok di ranjang. Katanya mereka tidak mungkin b

ti kamu piawai

udahlah jangan dibahas. S

ia tahu bahwa Resti pasti lelah, kar

sa ia minum di rumah. Resti dan Taran keluar dari lounge, setidaknya dengan be

alan se

a, saya cuma pusing da

reka melangkahkan kakinya menuju pintu utama, k

ti membuka sabuk pengaman dan Taran menghidupkan

tarin saya pulang," uc

ma-sama

ngan Taran menahannya, otomatis Rest

a a

tu lagi. Namun ia tidak ingin Resti berpikiran yang tidak-tidak t

mu ada acara?

k kamu keluar,"

untuk menemani Robert dan Ben ke mall, "

lalu melepas

ra di bagasi belakang, besok saya m

luar dari mobil. Ia membuka pintu bagasi da

k minum," ucap Resti se

sama-

lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil. Ia penasaran, dengan siapa Resti janjian? Apa denan pria yang menjemputnya kemarin? Siapa pri

*

kan h

an hot pants denim. Ia menggunakan sandal flat model tali, rambut panjangnya ia gulung hingga

ar, ia memandang nama "Ben Calling" Re

, Ben," u

lobby apartemen

aya ke

menuju lift dan lift membawanya ke lobby. Ketika di lobby Resti menatap mobil Ben di depan pintu masuk.

celana jins. Rambutnya terlihat dan penampilannya keren.

Resti, dia sangat cantik dan terlihat lebih muda dari umurnya. Jen

ucap

sekali hari i

nk y

terbuka, ia menatap Robert di sana

tante

a Robert,"

gan baik. Ben membuka pintu mobil untuk Resti, Resti mendaratkan pantatnya di kursi

ggal di aparteme

belakang menata

al sen

u main ke apa

a papi," ucap Rob

lnya, pria itu memperhatikan jar

nte mau nggak?" Resti menawark

te," sah

ia memandang papinya di ke

mau nggak ting

bersamanya. Resti melirik Ben yang hanya tertawa, mendengar percak

tidak tahu ak

rus nikah dulu sama papi, Robert," ucap Be

nikah aja sama

harus melewati serangkaian, PDKT, Pacaran dan lalu melamarnya m

hapnya ada di mana,

ada di t

tante Resti sama p

, semoga tante

nya dialog itu sudah di rancang oleh Robert dan Ben. Mereka

rnya kamu mau ngum

ng, bisa diajak han

gkah Ben, mereka menelusuri lobby. Kata Ben bahwa Robert ingin membeli sepat

bekerja sama dengan Adidas dan sama sekali tidak melirik Nike. Namun dapat penolakan dari Adidas, dan Conve

na berhasil membujuk MJ bekerja sama. Mereka keduanya menghasilkan ratusan jut

biasa-biasa saja. Namun ia yakin keuangan Ben sangat baik dan itu d

as mau nggak

aya udah b

i ya, sele

gan," tol

mumpung kita

i, B

beliin kamu

sanggup menolak p

tai ground. Suasana restorannya terlihat romantis dan tenang. Mereka duduk di salah s

ik dan bisa mengimbangi percakapan dengan Robert. Tid

obert nonton konser

ihat Kejor

a manggung, namun tidak bisa dipungkiri dia terlihat sangat heb

u tertawa,

er,

tertawa, "Kamu suka sama Kejor

gak lah

a," ucap Resti lalu tertawa di susul o

mongnya su

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY