ya karena tak mendapatkan haknya, Putra menjadi sangat uring-uringan. Seharusnya itu tidak berlaku untuk seseorang yang mengaku tak memiliki rasa cinta
rlu masang muka jutek begitu lagi,"
at hari sepasang suami istri itu menikmati indahnya liburan yang mengatasnamakan bulan madu sebenar
n yang begitu intim tercipta di hampir seluruh sudut pulau. Sangat disayangkan jika mereka berdua hanya
ah lantaran tak bisa mencicipi manisnya madu pernikahan dengan Embun, padahal sejak awal
erbayang-bayang. Jika bibir Embun saja sudah begitu candu dan membuatnya tergila-gila, Putra rasa dia akan semakin gila j
ngapain. Kalau cuma untuk rebahan, jalan-jalan sama cari makanan
a yang ingin Kakak lakukan saat bulan madu dan bel
ngsi dengan baik. Dia juga tak mau merendahkan harga dirinya di hadapan Embun de
Pria itu mengiba
suara yang terdengar meminta para penumpang b
ah dengan dalih ingin segera istirahat. Keduanya meninggalkan bandara menaiki taksi karena memang sengaja tak mengabarkan berita kepulangan me
aku harus menyelesaikannya sendiri. Apa gunanya
mbut oleh Putra. Gelas berembun itu pun tak menyisakan
bagus." Embun mengedarkan pandangannya menyapu
kup luas. Ukuran kamar dan ruangan di setiap bagiannya luas dan aesthetik dengan dekora
t, mungkin untuk tiga hari ke depan kita harus hidup tanpa asisten rumah tangga karena dia baru akan datang
lakukan Putra terhadapnya tak lebih hanyalah seperti seorang kakak memperlakukan adiknya. Putra tak ingin mencari masalah dengan Satria, teman yang kini
mbun yang langsung me
u melingkarkan tangan di sana. Siksaan panjang masih Putra rasakan, meski Embun tidur dengan menjaga jarak darinya, tetap saja b
a berguling mencari posisi yang nyaman, tubuhnya juga amat letih, tapi nyatany
itu terlonjak. Buru-buru Putra meraih benda i
yuara lirih sembari men
ewat pintu keluar samping saja takut ada yang lih
gegas memasuki kamar mandi. Penampilannya harus
*
emakin mendekat ke arah mobilnya. Sama seperti dirinya, Giska pun terlihat begitu
yan
enubruk sang kekasih dengan sebuah pelukan ses
jug
n kekasihnya pun menyambut ciuman Putra dengan tak kalah hangatnya. Keduanya saling mencecap
ini, Giska merasa Putra menciumnya dengan
asnya dengan Giska, entah mengapa tiba-tiba dia teringat pada Embun. Bagaimana kakunya Embun saat ia menciumnya, masi
hasil menguasai diri dari terjangan
tingkah. Ada sebersit rasa yang sulit dia jelaska
du kalau kamu terlalu lama berada di sana." Gadis itu menatap kek
dia tahu betul kalau dia hampir saja melakukan hubungan suami istri deng
man
lagi?" Putra mendengus sebal menyadari apa y
g ke apartemenku. Aku mau puas-pu
elah jalanan. Giska berpamitan pergi mandi tak lama setelah kedua sejoli itu tib
Putra meletakkan
an handuk kecil yang melilit sebagian rambutnya
enatap Putra
a sa
rsebut. Perlahan ia mengeluarkan satu kotak dalam t
us banget. Nggak salah
ng minuman soda di meja, kemudian b
" Bola mata indah gadis itu tak henti tertuju pada seuntai kalung
mengambil alih logam mulia itu
Giska lagi-lagi memba
ku belikan banyak perhiasan, jadi kamu juga harus me
banget si
hilang." Satu kecupan singkat Pu
ng berharga pemberian dari kamu." Membalas kecupa
aki itu membimbing Giska naik ke pangkuannya, sementara satu tangannya te
Pelan tapi pasti, Putra menurunkan tubuh kekasihnya hingga punggung Giska menyentuh sofa dengan tubuhnya berada d
embali menyerang bibir Giska den
Semakin lama Putra semakin tak bisa mengendalikan d
Putra memainkan dadanya dengan lembut. Sialnya, Giska sama sekali
iska hingga membuatnya melihat kedua dada Giska yang membusung indah. Anehnya
ancarkan aksinya, membuat Giska merintih dengan jerit tertahan saat ujung dadanya