eet, salam kenal semua, sen-sen
ntah sebenarnya tajam atau tidak, aku yang insecure selalu berpikir melebihi keadaan yang sesungguhnya. A
yang Aku ingat bernama Pak Ronald terdengar. ""Team A, Leader Amanda, sama Regina presenter, camer
dreas, Greet n Leon research and editing. Lalu Team B, Tristian sebagai Leader, tapi dia
ncelos sesaa
ggelengkan kepala mengumpulkan kembali fokus
ama itu? Asisten manajer itu pasti bukan orang sembarangan
ku dengan seksama. Tak terasa sudah jam istirahat, aku bersemangat turun ke lantai lobby dan mencari-cari orang yang
eee
a L
kan layaknya anak S
k bernama Luna itu tersenyum sambil menarikku masuk
ama mba." Aku juga tidak dapat menahan rasa sen
arwayan dan kartu akses kamu.
t ku ambil dengan mata berbinar. "Repot-repot sih mba ngam
gannya. "kita beli kopi terus balik keruang
u merasa sedikit canggung saat kemudian banyak orang mengangguk pada mba Luna disepanjang kami berja
uk di sofa minimalis saat sampai diru
angat cozy, serba putih, terlihat cantik seperti penghuni
ramel macchiato kesukaanku. Ah, mba Lun
la napas. "Nervous sih..
ok, ada calon tunanganku di divisi kamu. Asist
dia dengan anak teman bisnisnya, memang usia mba Luna yang menginjak dua puluh delapan tahun, ter
kamu ketemu dia. Eh, tapi dia lagi keluar kota. Ke Semarang. Dia or
na itu seperti model, cantik, tubuhnya bagus tinggi semampai, rambutnya hitam legam dengan potongan modern, Aku sendiri kadang ti
aku terburu-buru kembali ke lantai ruanganku. Benar saja, saat sampai diruang meeting, t
tamakan sebagai bagian dari team ini." Bu A
tenggelam ke dalam lantai tempatku berpijak. Lalu aku menyim
araan, seperti sekarang, seorang pria muda menatapku dari atas ke bawah dan dua orang gadis dibelakangnya
n lainnya. Aku melangkah lesu keluar dari ruangan menuju ke arah
an?" Suara nyaring dan m
agi mau turun li
ng-itung perayaan har
ng Mamaku dulu y
an aku terkejut saat sebuah mobil BMW warna merah menyala berhenti di depannya. Je
yo masuk!
ar, mba Luna terlihat sangat ke
endiri. Kadang balik kantor aku suka kemana dulu gitu kan.
kuran anak orang kaya, mba Luna sangat mandiri. Dulu saat dia kerja d
an Korea setibanya di mall GI. K
Aku bertanya saat mba Luna memb
. Dia juga cuek orangnya. Kayak sekarang nih la
salah? Tu cowok ga p
au juga deh. Kita kan mau dijodohin, mungkin dia udah punya pacar. Aku belum tau terlalu banyak soal dia sih Greet, ki
si wanita sempurna yang pernah ku temui selama hidupku. Rasanya rugi jika ada pria yang tidak mau dekat dengan mba Luna.
nta sendiri kek. Mau muter-muter sedunia juga pasti bakal bersatu
, kamu masih a
tas, mba Luna membelikanku sebuah tas mahal dengan simbol 'A' yang sudah lama k
h hampir sepuluh malam. Langkahku gontai saa
hari p
. "Besok aja ya Mam
u untuk naik ke kamar. Aku langs
empat ternyaman se
ar? Tidak ada yang tahu jika aku adalah anak salah satu Direktur disana. Aku t
gipula ada mba Luna." Aku terduduk dan menyemangati diri sendiri. La
sti
ng berusaha tidak pernah ku ingat dalam benak. Aku harap tidak akan bertem
kenangan lama itu tidak akan muncul kembali. Hingga akhirnya aku
t