aku penugasan keluar kota dan nampaknya aku yang paling pertama datang dibanding rekan teamku yang lain. Pesawat pukul tujuh pagi menuju Yogyakarta, seharusnya kami sudah check in tapi be
pekerjaanku menuntut untuk pergi keluar kota, anggap saja sekalian liburan sendirian. Lima belas menit k
uruh boarding duluan. Dia semalam baru sampai
Team ku. Seminggu kemarin bekerja aku berusaha membaur dengan r
aat itu pun head team kami belum sampai. Semua merasa cemas kenapa pak Tian terlambat. Kami berjalan ke arah pesawat sampai duduk di bangku kami. Aku duduk
aat suara lega mas Andreas men
uh, jadi aku kembali membuka seat
umbenan?" sah
anget balik dari Semarang, kesi
seperti pernah mendengar suara i
on susah Pak." sah
u yang membungkuk, rasanya aku tidak ingin menegakkan tubuhku. Aku tidak ingin masuk ke
rus ke atas, bola mataku terbelalak dan mulutku terbuka saat dengan jelas melihat wa
aga
di
taku. Astaga.. mimpi apa aku? Kenapa
menatapku aneh. Aku tersen
..." Aku melirik ke arahnya
g
de
g
terkejutnya denganku. Lidahku rasanya kelu tidak bisa berkat
engenalimu! Berapa banyak cewek gendut
at dia berdehem kemudia
ristian. Hea
palkannya hingga jarak tangan kami s
a.. Gre
ada cara bersalaman pada umumnya, dan dengan tergesa aku mena
erjalanan Jakarta-Yogyakarta ini hanya lima menit saja, aku memejamkan mataku terus berdoa agar Tuhan mau beke
engan tegang disepanjang penerbangan. Bagaimana tidak tegang, orang yang paling tidak ingin
yang aku
a kami akan langsung bekerja. Aku makan dengan tidak selera padahal jam sarapannya sudah lewat da
idepanku memperhatikan saat kami makan di restoran
sahutku beralasan. Untunglah yang lain tidak bertanya tap
icara tentang pengalaman kerjanya. Untungnya pria
an di belakang. Aku mengirimkan pesan pada kedua orangtuaku agar mereka tidak
wa ya? Biar gampa
an dia tahu nomor ponselku, tapi tidak mungkin sih, bagai
Aku harus bagaimana? Apa aku bisa mengu
aku jadi urin
Kamu sekarang punya tekad kuat dan niat besar untuk bekerja
bara dari pikiranku sendiri. Aku menegakka
ia, G
et .
k saat semua kepala
ne kamu ..." s
menyebutkan nomor ponselku yang sejak dulu aku pakai
ma seperti dulu jika dia memanggil namaku. Dadaku berdebar tidak nyama
api aku bukan Greet yang dulu.
t