ngan kanan Mauren, memaksa gadis itu untuk masuk ke dalam mobilnya. Mahendra membu
m mobil, bibir Mauren sudah mengerucut saja bahkan matanya terus saja
ti itu. Gimana rasanya dipaksa? Gak enak ba
lek! Sudahlah, jangan bahas dipaksa atau pun terpaksa. Yang penting sama-sama enak," ke
Anggap saja sebagai permintaan maaf karena saya sudah menjatuhkan tubuh
ini. Anehnya, kenapa Mahendra begitu peduli dengan keadaan gadis itu, bia
ir kalau Mahendra akan mengantar dirinya pulang. Mauren hanya tidak mau
urlah
palanya di bahu Mahendra d
itu sudah ngomel-ngomel?" protes Mahendra yan
na sudah peduli dengan keadaan aku. Maafkan aku yang sudah sa
mpai bersandar di bahu saya?
manis, namun tetap saja sika
semakin terjerat olehnya. Gadis itu tidak peduli dengan hinaan
epis tangan Mauren yang sudah menempel di ba
ng luar biasa, beda dari yang lainnya," seloroh Mauren memb
empurna, lebih mantap dibandingkan dengan yang aku tonton di
u," desis Mahendra, tentu s
, aku ini tidak munafik. Aku tidak so suci," sahut Ma
n pernah lagi kau menggodaku, atau munc
ya tengah merasakan rasa kant
Mauren memejamka
ben
en. Pria itu pun tersenyum tipis tatka
nti
sama sekali tidak ada paksaan. Meskipun bahunya terasa sangat
ujuannya. Yaitu tempat pijat, Mahendra j
tangan Mahendra menepu
at begitu sangat nikmat, "Sudah nyampe ya, Om?" tanya Mau
ab Mahend
ri dalam mobil, tentuny
a pun menghampiri Mauren. Ketika sudah mendekat, pria i
tapi perhatian juga," gu
g pantas menjadi ayahnya itu. Di tatap seperti itu oleh Mauren te
sering menatap saya seperti itu, nanti kau naksir
r. Om nya saja yang
lihkan padangan nya, pr
ila!" de
karena kamu, Om!" Mauren nyengir kuda, melihat Mahendra ke
auren sudah tidur dengan posisi tengkurep. Si Emak
k Mauren, memang rasany
apa yang dirasakan Mauren saat ini. Gadis itu terus menangis,
ak terasa kaku lagi. Namun, bekas pijitannya masih terasa. Mauren dan Mahendra sud
engusap air mata Mauren yang masi
hu!" sahut Mauren, bibirnya
jangan nangis!" Jari tangan Mahendr
bar itu sudah saling beradu, bahk
tek, dingin, ternyata Om itu perhatian juga
itu. Mahendra pun kembali dibuat terse
Jangan dilewatkan!" Mauren
di bibir Mahendra, kali ini tanpa ada penolakan sama sekali dari Mah
ras menahan hasrat. Ketika ada wanita yang berani s
radu menjadi satu, bahk
menghentikan kecupan itu dengan paks
padangan nya, pria itu mulai
so merasa bersalah, padahal dalam hati dirinya begitu sangat puas sekali