tap gadis tomboi yang menatap ke bawah, sement
lah gadis yang paling ditakuti di kelas," ucapnya dengan nada yang lembut.
aku," katanya menatap berani wajah guru yang berada di belakan
adapannya itu membuatnya mengangkat a
a seperti kau menatapku?" Pak Raif mul
i menatap mata m
nya, "Kenapa? Kenapa kau tidak berani? Kau takut mereka akan mencambuk kamu de
as pukulnya? Aku akan mem
ercaya. Tapi dia sepertinya juga i
apnya deng
bajunya, lihat dia betul-betul membukanya. Mata Pak Raif me
to
untuk bisa membuka sempurna seragam itu. Gadis itu bahka
an tak berniat melihat kulit pe
ngin melihatn
Raif tanpa berpal
ng menutupnya!" Ar
enunjuk arah pintu yang tertut
berbincang-bincang tentang masalah gadis itu. Raif menganggap bahwa Arina memiliki masalah serius dengan psiko
berjalan sendiri, dan menatap lurus hingga dia sampai tepat di ruang kelas yang b
as namun selalu takut pada Arina. Dia juga menghormati Arina karena Arina
Reyna itu bertanya dan berbisik-bisik pada tel
Arina m
k lagi. Namun tidak dibalas Arina kare
tidak masalah." Reyna memundurkan tubuhnya d
eraih ponselnya dan
erusaha agar apa yang dilihatnya di dalam l
karena kedatangan Arin
k Raif. Mata Pak Raif, tangan Pak Raif, wajahnya, bibirnya, bokong
memang butuh se
berniat untuk segera membeli headset untuk mengganti yang telah rusak. Dia sed
rapa murid. Arina memalingkan wajahnya saat Pak Raif menatap ke
akannya tentang orang tuanya sama sekali tak benar. Dia bahkan nyaris tak pernah dikasari oleh k
i di konter terdekat. Tak lupa membel
cap si kasir yang cantik
mbil uang dari dompet hitam miliknya dan mem
eseorang juga datang di sampingnya. Mata Arina me
a sekali tak menyapa atau mengajaknya bicara, Pak R
engedipkan satu matanya pada kasir cantik i
ambil barang yang dibelinya lalu per
doh
jalan, tangannya juga men
utuk gurunya itu agar tidak menikah selamanya. Dia terus mengumpat dan mengut