m malam tiba. Dia juga mengenakan tas selempang laki-laki dan kaki kurusnya melangkah mas
klat sederhana dengan mainan berbi di tangannya. Arina hanya memandang
ng berada di samping kelopak pintu. Karena kesal di panggil abang. Arin
ayang dan jatuh tepat di atas wajah adik
kkk!!!!!" Suara lucu menangis
Arina menjulurkan lidahnya pada ad
anya semakin besar membuat Arina sedikit
an kedua tangan di pinggang. Arina menata
gsung membela diri. Wanita paruh baya itu maju dan me
t setengah dan dia sedikit menjinjit. Jari ib
kah dan diikuti oleh Ari
!!!! Rasa
siapapun. Ibunya membawanya menjauh dari adiknya yang bermain.
keluhnya mengelus-elus le
g saji yang berada di meja. Bukan hanya tempe tumis yang ada di atas meja tapi juga ada n
ibunya. Setelah itu, ibunya pergi dari
an makanan. Dia melahap dengan sangat nafsu kepada makanan itu. Lidahnya
apa tahu ada notif yang masuk, namun tidak sama
dia tiba-tiba mengingat kasir yang tersenyum mal
an!" Kesalnya dan me
ersama ayah, ibunya dan adiknya. Ayahnya adalah seorang peg
Ami. Mereka tinggal di dalam rumah sederhana dengan cat warna hijau muda d
rga dia. Hanya satu juga, hanya panggilan orang tua saja. Selebihnya tidak ada, masalah yang dibuat Arina juga sederhana, hanya dikeluarkan dari kelas. Alasannya, bermain ponsel saat jam pelajaran, membaca novel saat jam pel
yang tidak disukai. Rambutnya selalu dipotong pendek. Dia juga pernah memakai poni Dora, dan pernah mem
lain itu dia suka sepak bola, musik, film dan novel. Dia menyukai banyak hal, namun dia belum menemukan seseorang yang
. Dan menghabiskan satu gelas air
nya dengan kaos biasa. Dia menatap ke arah cermin, dia menatap buah dada miliknya yang tidak besar, bo
pendek yang menutupi hingga lutut. Dia langsung melempar tubuhny
a itu menatap ke arahnya, menatap dirinya saat dia
kan rangsangan sempurna. Kepalanya mulai membayangkan hal ane
rrrr
balon
na dan sadar ak
sialan