tika bisa melihat ibunya dan Sheila kembali seperti dulu. Menghabiskan waktu bersama lagi. Seperti me
han berikan padanya saat ini. Sekalipun hatinya masih berandai-andai tentang ibuny
a menginap. Layaknya seorang anak kecil yang berkunjung ke taman bermain, Reina denga
lingkaran dengan tinggi air hanya sebatas lutut orang dewasa. Reina terlihat sangat senang apalagi villa itu berada di
nyentuh kaki jenjangnya. "Sheila pasti senang kala
sampingnya. Entah sejak kapan cowok itu berada di
perempu
punya
jagain aku kalau ada yang gangguin. Sheila jago karate, jadi kalau ada yang berani macem-ma
au ber
ku mau duduk
air untuk segera dinikmati. Riga membuka kaos dan celananya di depan Re
ngannya Reina berkata. "Riga! P
erenang pa
orno aksi,
ur
. Dia melihat Riga yang sudah berada di air. Cewek itu bernafas lega karena Riga menggunakan boxer hitam
a?" tanya Djorgi
ri kolam air hangat. "Suka om, di sini ad
kamu bisa datang
iusa
en
ang sedang menyiapkan beberapa bahan masakan untuk m
-potong papr
ong
et
elakang villa. Sementara itu Riga masih asyik menggerakan tubuhnya di dalam
an terletak di atas kursi santai. Tangannya bergerak mengeringkan rambutny
Pah?" tanya
alam saku kemejanya. "Kalau cinta itu diungkapkan, bukan dilihatin aja." celetuk Djorgi yang me
aru kenal beberapa ha
alam cinta. Kalau suka ya langsung ungkapkan,
dulu
begi
er
i menerawang kisah cintanya dulu dengan Alexa. Bagaimana dulu dirinya hampir kehilangan Alex
ya. Djorgi memperhatikan Alexa dan Riga memperhatikan Reina. Ayah dan anak itu setipe
*
urun membuat Reina merapatkan sweeter abu-abunya. Cewek itu tengah berjalan-jal
isata itu. Keduanya hanya berjalan-jalan di sepanjang jalan, melihat-lihat penjual yang berjajar di si
si penjual seraya menyodorkan dagangan
inan kok." timpal Reina menola
pas kedinginan," penjual bertubuh kurus itu masih mencob
al itu nampak kecewa apalagi ketika melihat Reina yang berjalan menjauh. "Sa
arna, yaitu abu-abu. Warna kesukaanya. Setelah mendapatkan syalnya, Riga menghampiri Reina y
penjual bunga yang terlihat masih be
apa?" ta
e can
am
mm
Reina menyerahkan uang seratus ribuan pada gadis belia itu. Dengan
tempat itu. Dia menikmati aroma yang mengu
ba-tiba saja langkahnya terhenti ketika dia menyadari ada yang kurang. Ya.. sesuatu yang
, gak mungkin nyasar. Dia pasti udah hafal daerah sini, mendin
ambil memandangi bunga Lili dalam genggamannya. Begitu sampai di villa Reina langsung masuk m
nga itu di atas meja makan. Dia mengambil kertas dari atas meja kecil di s
antik untuk
anya melihat buket bunga Lili berukuran besar di atas tempat tidurnya dan juga syal rajut berwarna abu-abu. R
erkerut mengingat sesuatu. "Kekasih? Siapa?" kini terlihat bukan bagaimana daya ingat Re
s tempat tidur yang empuk, cewek itu memotret bunga itu lalu mengunggahnya ke akan Instagram mil
ja dari kamu?" tanya A
ku beli deh, terus aku dapet bunga ini dari Rig
tante bisa romantis j
an Riga belinya, kan d
amannya online. Riga pasti pesan bu
ga ya,
uk, malam ini ki
tan
bantal kecil di bawah kepalanya. Sejak kapan cowok itu berada di sana? Hal yang kini Rei
langsung terhubung dengan ruang makan dan ruang tamu, karena memang ketiga ruangan itu t
iskan bersama Riga. Mungkin benar kata Riga soal perasaan itu soal nanti. Biar waktu yang membuatnya men
a jantung yang berdetak di atas normal. Tak tahu bagaimana rasa gugup menyelimuti diri disetiap kali bertemu. Dia ha
ntu akan segera mencari perempuan itu dan mengabarkan bahwa kakaknya, Aresh sangat mencintai perempuan itu. Membayangkan raut
ar merindukan