u obrolan pun terkecuali dari gadis kecil yang duduk di antara
enggak nangis lagi," ucap Irina yang melanjutkan
n kamu." Key mengambil beberapa butir nasi y
tiga orang lain yang duduk bersama mereka di sana. Ketig
n Handoko, sang kepala keluar
ta pergi ke pantai, y
biasa. Ucapannya itu menghentikan Irina yang hendak ber-yes ria,
at raut kekecewaan Irina pun
memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya tanpa minat sedikit p
menggenggam tangan Key dan menatap
Kakak udah janji sam
dirinya yang masih merasa muak setiap kali melihat kedua orang tuanya bermesraan
beranjak dari kursinya da
oko meremas sendok di tangannya. Rahangnya men
ggenggamnya dengan lembut. Handoko menoleh dan
terbiasa menerima keluarga barunya. Terlebih lagi ... " Karin menggantungkan kalimatnya da
Ravano dan Keanna hampir benar-benar bahagia, sebelum pe
Papa
benar-benar mendengar kalimat Handoko. Dia ter
iat menegur putranya tapi H
ku yang ngobrol sama Keanna," ujar Ravano se
ergian Ravano. Jantung keduan
ma sekali semenjak lima bulan lalu, dan ... aku tidak pernah
semuanya pada Tuhan. Aku yakin, suatu hari nanti kita
milih wanita sebagai pendamping hidupnya. Karin seperti sosok malaikat, dia
nya bersama Ravano, kebahagiaan itu seolah direnggut secara paksa oleh keadaan. Takdir berkata lain. Ked
ia, kini berubah menjadi sebaliknya. Mereka hampir saja menjalin hubungan, sebelum akhirnya
erus berjalan menaiki tangga. Dengan setengah berlari akhirnya Ravano
" ucap Ke
lum lo den
g biarin gue sendiri
langsung dengan mata Key yang entah kenapa kini berubah menjadi begitu dingin. Seperti
ka dengan membuang muka dan mel
cewek itu tanpa men
hendak kembali menggenggam tangan Key
an tangannya ke dalam saku celana, pertanda kalau dia bena
olong jaga sikap lo sama Irina karena dia sama sekali
k penting." Key mendorong Ravano menjauh dari pintu kamarnya. "Gue selalu berusaha bersikap baik di depan Irina
berada di depan Ravano. Sebelum dia berhasil masuk, tiba-tiba Ra
" ujar Ravano setelahnya. "T
kalah erat , hingga tanpa sadar i
*
per satu siswa memasuki area sekolah. Tidak te
ada di dekat gerbang. Sesekali dia mengobrol dengan seorang
i bisa cuci mata," goda Ravano sembari memperha
lahnya itu tertawa pelan. "Iya dong.
u, Ravano ik
kalo pagi," ucap Pak Udin. Ravano sontak menoleh. Tanpa bertanya pun, di
p ha
alu merhatiin, tapi emang cukup sering sih.
uki gerbang. Namun cewek itu tidak menghentikan langkahnya hingga benar-benar melewati gerbang. "
Ravano. "Makasih buat apa?" gum
ann
pat langkahnya, berusaha menghindari Ravano. Hampir setiap pagi ia berusaha menghindari Ravano dengan tida
bang lagi? Tumben," ujar R
h, namun Ravano juga tidak ingin tertinggal darinya. Bukannya merasa ke
darinya, dia menjauhi Ravano. Dan hal itu sudah disadari oleh kedua orang tua mereka sejak lama. Tapi ada sisi lain yang tak orang tua mereka ketahui, di mana baik Ravano maupun Key, mereka
gadis itu memerah bak kepiting rebus. Apalagi jika kedua orang tua m
, ya?" ujar Ravano pelan, tapi mas
h lo, Rav!" jawab Key terang-terangan hingg
ik pelan salah satu permukaan pipi
rsa