img Terbelenggu Cinta Saudara Tiri  /  Bab 4 Bukan Sebagai Saudara | 4.55%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Bukan Sebagai Saudara

Jumlah Kata:1352    |    Dirilis Pada: 02/06/2022

u obrolan pun terkecuali dari gadis kecil yang duduk di antara

enggak nangis lagi," ucap Irina yang melanjutkan

n kamu." Key mengambil beberapa butir nasi y

tiga orang lain yang duduk bersama mereka di sana. Ketig

n Handoko, sang kepala keluar

ta pergi ke pantai, y

biasa. Ucapannya itu menghentikan Irina yang hendak ber-yes ria,

at raut kekecewaan Irina pun

memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya tanpa minat sedikit p

menggenggam tangan Key dan menatap

Kakak udah janji sam

dirinya yang masih merasa muak setiap kali melihat kedua orang tuanya bermesraan

beranjak dari kursinya da

oko meremas sendok di tangannya. Rahangnya men

ggenggamnya dengan lembut. Handoko menoleh dan

terbiasa menerima keluarga barunya. Terlebih lagi ... " Karin menggantungkan kalimatnya da

Ravano dan Keanna hampir benar-benar bahagia, sebelum pe

Papa

benar-benar mendengar kalimat Handoko. Dia ter

iat menegur putranya tapi H

ku yang ngobrol sama Keanna," ujar Ravano se

ergian Ravano. Jantung keduan

ma sekali semenjak lima bulan lalu, dan ... aku tidak pernah

semuanya pada Tuhan. Aku yakin, suatu hari nanti kita

milih wanita sebagai pendamping hidupnya. Karin seperti sosok malaikat, dia

nya bersama Ravano, kebahagiaan itu seolah direnggut secara paksa oleh keadaan. Takdir berkata lain. Ked

ia, kini berubah menjadi sebaliknya. Mereka hampir saja menjalin hubungan, sebelum akhirnya

erus berjalan menaiki tangga. Dengan setengah berlari akhirnya Ravano

" ucap Ke

lum lo den

g biarin gue sendiri

langsung dengan mata Key yang entah kenapa kini berubah menjadi begitu dingin. Seperti

ka dengan membuang muka dan mel

cewek itu tanpa men

hendak kembali menggenggam tangan Key

an tangannya ke dalam saku celana, pertanda kalau dia bena

olong jaga sikap lo sama Irina karena dia sama sekali

k penting." Key mendorong Ravano menjauh dari pintu kamarnya. "Gue selalu berusaha bersikap baik di depan Irina

berada di depan Ravano. Sebelum dia berhasil masuk, tiba-tiba Ra

" ujar Ravano setelahnya. "T

kalah erat , hingga tanpa sadar i

*

per satu siswa memasuki area sekolah. Tidak te

ada di dekat gerbang. Sesekali dia mengobrol dengan seorang

i bisa cuci mata," goda Ravano sembari memperha

lahnya itu tertawa pelan. "Iya dong.

u, Ravano ik

kalo pagi," ucap Pak Udin. Ravano sontak menoleh. Tanpa bertanya pun, di

p ha

alu merhatiin, tapi emang cukup sering sih.

uki gerbang. Namun cewek itu tidak menghentikan langkahnya hingga benar-benar melewati gerbang. "

Ravano. "Makasih buat apa?" gum

ann

pat langkahnya, berusaha menghindari Ravano. Hampir setiap pagi ia berusaha menghindari Ravano dengan tida

bang lagi? Tumben," ujar R

h, namun Ravano juga tidak ingin tertinggal darinya. Bukannya merasa ke

darinya, dia menjauhi Ravano. Dan hal itu sudah disadari oleh kedua orang tua mereka sejak lama. Tapi ada sisi lain yang tak orang tua mereka ketahui, di mana baik Ravano maupun Key, mereka

gadis itu memerah bak kepiting rebus. Apalagi jika kedua orang tua m

, ya?" ujar Ravano pelan, tapi mas

h lo, Rav!" jawab Key terang-terangan hingg

ik pelan salah satu permukaan pipi

rsa

img

Konten

Bab 1 Di Tengah Malam Bab 2 Teasing Step Sister at Library Bab 3 Hak untuk Bahagia Bab 4 Bukan Sebagai Saudara Bab 5 Permainan Takdir Bab 6 Berbeda
Bab 7 Cemburu
Bab 8 Bianglala
Bab 9 Phobia
Bab 10 Permintaan Maaf
Bab 11 Perasaan
Bab 12 Sleep Well
Bab 13 Khilaf
Bab 14 Making Out Session
Bab 15 Hot Chocolate
Bab 16 Posesif
Bab 17 Tawuran
Bab 18 Tristan Arova
Bab 19 Khawatir
Bab 20 Pengganggu
Bab 21 Toxic
Bab 22 Murid Baru
Bab 23 Perusak Hubungan Orang
Bab 24 Fakta Mengejutkan
Bab 25 Baikan
Bab 26 Ajakan Setan
Bab 27 Firasat
Bab 28 Traktiran
Bab 29 Lip Tint
Bab 30 Kebetulan Atau Kesengajaan
Bab 31 Pelampiasan
Bab 32 Pelampiasan (b)
Bab 33 Teman Baru
Bab 34 Bekal
Bab 35 Pengecut
Bab 36 Pembalasan
Bab 37 Egois
Bab 38 Perubahan
Bab 39 Cincin
Bab 40 Masalah Baru
Bab 41 Masalah Baru (2)
Bab 42 Alasan
Bab 43 Tempat Baru Untuk Bersandar
Bab 44 Hilang Kendali
Bab 45 Beruntung
Bab 46 Renungan
Bab 47 Kabar Gembira
Bab 48 Perpisahan Awal Pertemuan
Bab 49 Berdamai Dengan Diri Sendiri
Bab 50 Like a Siblings
Bab 51 Hidup Tenang
Bab 52 Dugaan
Bab 53 Si Penakut yang Berubah Menjadi Pahlawan
Bab 54 Pesan Misterius
Bab 55 Konflik Kembali
Bab 56 Es Krim
Bab 57 Waspada
Bab 58 Hina
Bab 59 Murka
Bab 60 Kesalahan
Bab 61 Ketenangan Diri
Bab 62 Kembali Terulang
Bab 63 Kembali Terulang (2)
Bab 64 Pembelaan yang Sia-Sia
Bab 65 Memanfaatkan Masa Lalu
Bab 66 Berhadapan Langsung
Bab 67 Masalah Bersama
Bab 68 Di Sore Hari
Bab 69 Sosok Penyelamat
Bab 70 Ekspetasi
Bab 71 Tanggung Jawab
Bab 72 Kekuatan
Bab 73 Tatapan Tulus
Bab 74 Bayang-Bayang
Bab 75 Nasihat Ayah
Bab 76 Sisi lain Axcel
Bab 77 Sisi Lain Axcel (2)
Bab 78 Misi Pencarian Kelas
Bab 79 Tertutup
Bab 80 Keinginan
Bab 81 Rindu
Bab 82 Serangan Balasan
Bab 83 Puncak Penyesalan
Bab 84 Berbeda
Bab 85 Berakhir
Bab 86 It's Okay To Be Not Okay
Bab 87 Dinding Baja
Bab 88 88. Kalimat Penenang
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY