img Terbelenggu Cinta Saudara Tiri  /  Bab 3 Hak untuk Bahagia | 3.41%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Hak untuk Bahagia

Jumlah Kata:1652    |    Dirilis Pada: 01/06/2022

ng sedang dinyanyikan itu pun terhenti. Rava

yang berada di sebelahnya

?" tanya Ravano sembari meletakkan gitar y

" Temannya itu tertawa pelan dan per

nanjaya, teman s

av?" Kinn menyikut pe

ninju bahu Kinn.

Silvi liatin lo tuh. Di

oridor itu tengah memperhatikannya dengan senyuman yang sulit diartikan. Sementara teman-temanny

ibirnya dan berkata, "bodo

membuang p

k, kan? Dia yang paling cantik se-ke

mangnya lo kira cu

emasuki kantin yang saat

ekati sang pemilik k

ya begitu dia bertemu Key di sana. Dilihatnya gadis itu juga tengah memesan b

ehkan kepalanya. Kemudian dia dan Adel berja

Key. Lo gak ngerasa

alu basah juga sih." Key membuang napas mengingat Ravano yang rela melepas jaket untuknya. Gadis i

ujanan," timpal seseorang

menatap Ravano yang mulai berulah lagi. Jika sudah seperti itu, ia juga tak bisa berbuat banyak walau

kedua alis yang bertaut. Tangannya diam-diam

belah alisnya. "Ken

a dan membuang panda

pul. "Ehm ... nanti

sa naik

Key menolak tawarannya. Ia sempat menghela napas, lalu kembali berujar,

ilih memainkan ponselnya dan mengabaikan Ravano yang sud

eseorang datang memba

Bi," uca

ketika Key dan Ravano dalam situasi seperti saat ini. Ia tahu kalau mereka a

mburu?" Ucapan Kinn sukses membuat Adel memelototkan

" Adel memutar kedua

y dengan cepat memotong ucapan Adel. Sementara saha

ya, Kinn! Zaneth!" protes Adel denga

soto ayam miliknya tanpa

kali melirik Key yang

merlukan waktu dan fokus yang ekstra untuk mengerjakannya. Padahal tadi dia mengerjakan di perpustakaan dengan berbagai macam buku paket. Tapi itu masi

rima tawaran Adel untuk pulang bersama, meskipun arah rumah mereka berlawan

ilik motor sembari

ujar Key usai diri

ngerjain tugas. Jadi gue nunggu di

pernah ny

nya lalu turun dari motorny

memandang tajam Ra

ap Ravano santai

tangannya. "Bentar lag

a? Ya

lo masih diem? P

edua tangannya di depan dada seraya memuta

cuma nyuruh lo pula

dada. "Besok pagi lo mau berdiri lagi di depan gerbang?"

urusa

ue temen

eh padanya. Gadis itu hendak pergi, nam

ke ma

i tak

ang bar

sembari berusaha mel

mencengkeram pergelanga

pat. Dia beralih menatap Ravano

lang sendiri

ah kalo sampai lo p

dah ngg

ca. Dia pun melonggarkan tangannya, membiarkan gadis

ya, menjauhinya, bahkan mungkin membencinya. Dan Rava

*

ali dia melirik ke arah gadis yang berjala

rangkul Key namun gadis itu dengan sege

nginjakkan kakinya di anak tangga pertama, seorang gadis kecil berlari menghampirinya dan langsung mem

n girang tanpa melepaskan pelukannya. Key sempat menahan napasnya beber

u bukan untuknya, tapi dia ikut bahagia. Setidaknya di

il tadi. Salah satu tangannya terlihat membawa sebuah piring yang berisi berbagai mac

ika sang mama menatap

wanita itu dan dengan gerakan pelan melepas pelu

ap Irina. "Kakak mau ganti baju dulu,

yang selalu berhasil membuat dunia Ravano runtuh seketika. Ketika senyuman t

arnya. Irina sedikit menatap Key kecewa, senyuman anak itu

nya dengan garis lengkungan ke

anita itu juga menatap Ravano, kembali menunjukkan senyuman penuh luka. Kemudian

baju dulu," ucap Karin pada putrinya. "Seka

mbali cerah. Dia mengangguk, dan langsung mengg

anak tangga. Langkahnya terhenti di depan pint

pangg

ada ja

tah

Mendingan lo pergi,"

y tidak sedang berganti baju. Dia tahu saat ini Key tengah berada di balik pintu

l kembali Rav

gi,

gan situasi itu, ia segera merogoh kantung celanan

gera memasangkan kembali kuncinya namun Ravano lebih cepat dan lelaki

pernah gak sih lo berpikir kalau kita berdua juga punya hak buat bahagia, kan? Gak perlu memaksakan

ita ini sekar

anya saudara tiri." Usai mengatakanny

g masih kesulitan dalam membiasakan diri. Ia selalu berpikir, kalau sejak awal h

ano tapi justru berakhir dengan meremas seragam lelaki itu saat ia merasa ada benda b

rsa

img

Konten

Bab 1 Di Tengah Malam Bab 2 Teasing Step Sister at Library Bab 3 Hak untuk Bahagia Bab 4 Bukan Sebagai Saudara Bab 5 Permainan Takdir Bab 6 Berbeda
Bab 7 Cemburu
Bab 8 Bianglala
Bab 9 Phobia
Bab 10 Permintaan Maaf
Bab 11 Perasaan
Bab 12 Sleep Well
Bab 13 Khilaf
Bab 14 Making Out Session
Bab 15 Hot Chocolate
Bab 16 Posesif
Bab 17 Tawuran
Bab 18 Tristan Arova
Bab 19 Khawatir
Bab 20 Pengganggu
Bab 21 Toxic
Bab 22 Murid Baru
Bab 23 Perusak Hubungan Orang
Bab 24 Fakta Mengejutkan
Bab 25 Baikan
Bab 26 Ajakan Setan
Bab 27 Firasat
Bab 28 Traktiran
Bab 29 Lip Tint
Bab 30 Kebetulan Atau Kesengajaan
Bab 31 Pelampiasan
Bab 32 Pelampiasan (b)
Bab 33 Teman Baru
Bab 34 Bekal
Bab 35 Pengecut
Bab 36 Pembalasan
Bab 37 Egois
Bab 38 Perubahan
Bab 39 Cincin
Bab 40 Masalah Baru
Bab 41 Masalah Baru (2)
Bab 42 Alasan
Bab 43 Tempat Baru Untuk Bersandar
Bab 44 Hilang Kendali
Bab 45 Beruntung
Bab 46 Renungan
Bab 47 Kabar Gembira
Bab 48 Perpisahan Awal Pertemuan
Bab 49 Berdamai Dengan Diri Sendiri
Bab 50 Like a Siblings
Bab 51 Hidup Tenang
Bab 52 Dugaan
Bab 53 Si Penakut yang Berubah Menjadi Pahlawan
Bab 54 Pesan Misterius
Bab 55 Konflik Kembali
Bab 56 Es Krim
Bab 57 Waspada
Bab 58 Hina
Bab 59 Murka
Bab 60 Kesalahan
Bab 61 Ketenangan Diri
Bab 62 Kembali Terulang
Bab 63 Kembali Terulang (2)
Bab 64 Pembelaan yang Sia-Sia
Bab 65 Memanfaatkan Masa Lalu
Bab 66 Berhadapan Langsung
Bab 67 Masalah Bersama
Bab 68 Di Sore Hari
Bab 69 Sosok Penyelamat
Bab 70 Ekspetasi
Bab 71 Tanggung Jawab
Bab 72 Kekuatan
Bab 73 Tatapan Tulus
Bab 74 Bayang-Bayang
Bab 75 Nasihat Ayah
Bab 76 Sisi lain Axcel
Bab 77 Sisi Lain Axcel (2)
Bab 78 Misi Pencarian Kelas
Bab 79 Tertutup
Bab 80 Keinginan
Bab 81 Rindu
Bab 82 Serangan Balasan
Bab 83 Puncak Penyesalan
Bab 84 Berbeda
Bab 85 Berakhir
Bab 86 It's Okay To Be Not Okay
Bab 87 Dinding Baja
Bab 88 88. Kalimat Penenang
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY