e sana kemari karena hujan yang sedari tadi tak menunjukkan tanda-tanda akan reda. Selain kare
rujar sembari melihat layar ponselnya. "Ehh ... lo dengerin gue gak?" Dia menyikut gadis di sebelah
ua kali, lalu
arah papan tulis sebelum akhirnya kembali berucap, "u
ebuah white board di depan sana.
." Zaneth Adelia Ivanka, nama gadis itu. Dia kembali menghela napas. "Lagian k
erti itu jika sudah ada tugas dari Bu Rima. "Gue mau ke perpus, mau ngerjain di sana. Lo mau ik
Key yang telah berjalan mendahuluinya. Tidak
berjalan menyusuri kori
ucap Adel yang menatap ke
angkahnya hingga membuat Adel berjalan mendahuluinya tanpa gadis
tangan dan membiarkan te
jan bisa bikin semua luka yang ada j
ampiri pikirannya, membuat seulas
belum fokusnya teralih pada sebu
reka bertemu
pangan basket sebagai sekat pemisahnya, seseorang terlihat me
tetaplah air yang akan selalu meng
n bulan sabit itu lagi-lagi menghilang dari bibirnya.
mendapati seorang gadis cantik berambut sebahu dengan bando berwarna merah di rambutnya. Namanya Silvi,
yum tipis. "G
au bareng gak?" Silvi
aja di kelas?" Ravano menatap Silvi selama beberapa saat sebelum ia
inya menghangat, membawa dirinya ke dalam sejuta kenangan bersama ses
*
l yang diam-diam memperhatikan Key yang sesekali menggosokkan k
na dong. Gue kan ga
Balik aja deh ke kelas. Gue gak mau liat lo demam ntar. Di perpus ka
anti juga baju gue kering. T
gue kalo akhir-akhir ini dia sering ngeliat lo berdiri di depan gerbang
ey sontak menole
, Ra
edua matanya.
diri di sana? Nyari pe
kolah," ucap Key tanp
pelan. "Terus
ya mengembuskan napasnya. "Oke, ok
endela, seperti biasanya. Mereka berdua k
ekilas, ia sangat tahu kalau sahabatnya itu sangat membenci mat
nyak protes,
pi
, kedua pipinya men
enjelasannya terlalu ribet." Dia beranjak dari tempatnya dan be
i dengan detail setiap buku paket matematika yang tersusun dengan rapi. Gad
itu. Membuat Key membalikkan badannya dan mendapati Ravano y
n Ravano tapi pria itu malah sengaja meningg
ar Ravano pelan, na
nak dan ia menatap ke arah Ade
i di perpustakaan
ya di permukaan bibir Key dan me
sebelah matanya. Perlahan, ibu jarinya turut bergerak ke permukaan bib
lahan mulai mendekatkan wajahnya dan bahkan menarik pelan te
uh Ravano agar menjauh darinya. Dengan masih mengatur napasnya yang ikut membu
yang duduk di meja dekat jendela, kemudian ia menai
berikan buku di t
mpiri Adel kembali dan berusaha bersikap normal seperti biasanya, sementara dalam hati ia
irik ke arah Adel dan Key yang tenga
H
. boleh
n jika tak ada Adel di sana, ia akan benar-benar memakan habis adik tirinya itu di sana. Kemudian tanpa persetujuan Key, Ravano berjalan me
ti." Adel menatap Key
kemudian menarik salah satu kursi yang
," ucap Ravano mena
elotot dan menarik kembali buk
Adel dan Ravano. Kemudian dia segera menjelaskan b
o, dan mendapati cowok itu tengah menat
kalau saat ini Key tengah sala
avano tanpa mengubah
li. Gadis itu hanya menatap
asana awkward yang menyelimuti kedu
lom selesai! Jangan pergi!' Kurang leb
engerti dengan tatapan sa
dak mau berlama-lama berada dalam situasi
rsam